Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Septyarosa Syahputri
Ilustrasi menulis (Pexels/Lisa Fotios)

Kegiatan membaca dan menulis layaknya hal yang tak bisa dipisahkan. Rerata, orang yang gemar menulis, pasti gemar membaca juga. Dengan rajin membaca, pengetahuan kita tentang sistematika penulisan yang benar akan jauh lebih baik.

Namun, sebenarnya, tidak semua orang yang gemar menulis juga suka membaca, loh. Contoh nyatanya ialah Dee Lestari, seorang penulis novel genius yang memulai debut menulisnya di usia 25 tahun nyatanya tidak terlalu gemar membaca. Dee merasa bahwa kemampuannya menulis datang dari keluwesannya ketika berbicara dan story telling yang baik. Dee mengaku bahwa ia lebih tertarik menulis daripada membaca. Meskipun begitu, beragam karya luar biasa seperti seri Supernova, Madre, Aroma Karsa, Perahu Kertas, dan Rectoverso sama-sama memiliki keindahan tersendiri di tiap susunan katanya.

Lantas, apa yang memungkinkan seseorang lebih gemar menulis ketimbang membaca? Yuk, simak selengkapnya!

1. Merasa lebih baik saat menulis

Salah satu alasan mengapa seseorang lebih suka menulis ketimbang membaca adalah karena ia merasa jauh lebih baik ketika menyalurkan perasaan, emosi, kegelisahan, atau apapun yang difikirkannya ke dalam sebuah tulisan. Biasanya, ini juga dimanfaatkan sebagai terapi menyembuhkan isu mental. Seseorang merasa lebih baik saat menyalurkannya ke dalam sebuah tulisan karena mereka lebih percaya menyimpannya sendiri.

2. Merasa puas dan bahagia jika tulisannya dibaca banyak orang

Beberapa orang lebih suka menulis karena merasa puas ketika hasil tulisannya dibaca dan direspons orang lain. Tidak selalu penulis profesional, banyak dari orang awam yang merasa lebih baik menyalurkan bakat menulisnya untuk dibaca dan mendapatkan respons orang lain. Misal, mereka yang memilih menjadi kontributor penulis sebuah platform kepenulisan ketimbang membaca hasik tulisan yang tersedia di platform yang sama.

3. Menjadikan menulis sebagai obat kekecewaan

Menulis memang menjadi salah satu terapi untuk menyalurkan perasaan dan gejolak emosi yang terpendam. Maka dari itu, biasanya seseorang lebih gemar menulis dan menumpahkan perasaannya daripada membaca. Mereka menjadikan itu sebuah obat dari manifestasi rasa kecewa. 

4. Menyalurkan fantasi dan khayalan tanpa merugikan orang lain

Pernahkah kamu memiliki khayalan dan kerap bingung ke mana harus menceritakan fantasi tersebut? Biasanya, seseorang akan lebih gemar menulis ketimbang membaca karena mereka hanya ingin sekadar menumpahkan khayalan dan fantasinya ke dalam sebuah bentuk tulisan demi meminimalisir penghakiman orang lain yang tidak diinginkan.

Tidak ada yang salah dari hanya gemar menulis tanpa gemar membaca. Meskipun keduanya tak bisa dipisahkan, tapi, tidak ada salahnya terus mengasah kemampuan menulis setiap harinya. Dengan minat dan tekat yang kuat, tulisanmu akan menghasilkan sesuatu di kemudian hari.

Septyarosa Syahputri