Insecure merupakan perasaan tidak percaya diri yang biasanya ditandai dengan gelisah dan takut. Hal ini tentunya cukup berbahaya bagi mental seseorang jika berlangsung secara terus menerus.
Oleh karena itu, kita dapat menghindari beberapa hal yang dapat membuat rasa insecure muncul demi melindungi kesehatan mental diri sendiri. Namun, tetap saja, jika kondisi tersebut sangat berat dan bahkan mengganggu aktivitas sehari-hari, kamu harus segera mencari pertolongan kepada mereka yang expert di bidangnya seperti psikolog dan psikiater.
Meski demikian, untuk mengurangi rasa insecure, ada beberapa hal-hal kecil yang dapat membantu untuk menguranginya. Berikut 3 cara mengatasi insecure:
1. Jangan Melihat Update-an Teman di Media Sosial
Hal paling mudah untuk men-trigger rasa insecure adalah saat melihat pencapaian orang lain. Terkadang, saat kita membuka akun media sosial, kita dihinggapi rasa penasaran yang tinggi tentang kehidupan teman-teman kita.
Sebab, akun media sosial adalah tempat yang paling sering digunakan untuk menunjukkan pencapaian-pencapaian yang telah didapatkan seseorang. Padahal, sebenarnya kita memiliki pilihan untuk tidak melihat postingan atau update-an milik teman kita.
Oleh karena itu, kamu dapat mengatasinya dengan tidak terlalu sering membuka aplikasi media sosial dan melihat postingan-postingan yang men-trigger rasa insecure kamu. Jika kamu tipe orang yang sulit untuk tidak membuka aplikasi media sosial, kamu bisa menghapus aplikasi tersebut.
2. Sibukkan Diri
Menyibukkan diri akan membantumu melupakan banyak hal dan lebih fokus terhadap apa yang sedang kamu kerjakan. Kamu dapat mencoba berbagai macam hobi baru seperti melukis, bermain alat musik, hingga memasak.
Selain itu, kamu juga dapat mencari kesenangan-kesenangan baru seperti mencari teman baru, mengidolakan artis, atau melakukan kegiatan sukarelawan. Dengan semakin sibuknya diri kamu sehari-hari, kamu akan lebih mudah melupakan hal-hal buruk yang membuat kamu insecure.
3. Me Time
Selain menyibukkan diri, kamu juga dapat mencoba kegiatan "Me Time". Kegiatan ini adalah kegiatan yang mengharuskan kamu menghabiskan waktu sendirian untuk mengembalikan energi kamu yang terkuras.
Kamu dapat mencoba melakukan meditasi seperti yoga, pilates atau olahraga ringan lainnya. Selain itu, kamu juga dapat melakukan kegiatan merawat diri seperti pijat atau manicure pedicure.
Dengan melakukan kegiatan seperti ini, kamu dapat dengan sejenak fokus hanya kepada diri kamu sendiri tanpa memikirkan orang lain. Hal-hal seperti ini juga dapat membantu kamu agar lebih mengenal dan mencintai diri sendiri.
Bagaimana? Semoga setelah ini kamu tidak perlu insecure lagi, ya!
Baca Juga
-
3 Rekomendasi Drama Korea Tayang Desember 2023 di VIU, Wajib Nonton!
-
Jangan Keliru, Ini 4 Tips Nge-Gym Untuk Pemula yang Harus Kamu Ketahui
-
4 Alasan Kamu Perlu Belajar Bahasa Mandarin, Kesempatan Kerja Lebih Luas?
-
Jangan Disepelekan, Ternyata Ini 5 Manfaat Tidur Siang untuk Anak
-
3 Kelebihan Sistem Sekolah Full Day untuk Anak, Sudah Tahu?
Artikel Terkait
-
4 Cara agar Fokus saat Membaca Buku, Baca di Tempat Sepi?
-
40 Link Twibbon HUT RI ke-77, Desain Keren Cocok Dipasang di Medsos
-
Terapkan Tilang Elektronik, Pasuruan Mulai Pasang CCTV ETLE di Sejumlah Titik
-
Cara Mengatasi Keracunan Obat yang Wajib Dipahami
-
Cerita Wanita yang Diduga Jadi Korban Pelecehan Seksual di Minimarket, Pelaku Sudah Dilaporkan kepada Polisi
Lifestyle
-
4 Brightening Serum Jumbo, Solusi Hemat Atasi Wajah Kusam dan Bekas Jerawat
-
4 Inspirasi Outfit Airport Style ala Han So Hee, Nyaman dan Fashionable!
-
Nabung Itu Wacana, Checkout Itu Realita: Melihat Masalah Nasional Gen Z
-
Lettu Fardhana Move On Kilat! Ayu Ting Ting Santai Revisi Kriteria Suami?
-
Playlist Jadi Vitamin Mental: Musik Sebagai Mood Booster Anak Muda
Terkini
-
Timnas Gagal Lagi: Proses Tanpa Arah dan Suporter yang Semakin Lelah
-
Produksi Bermasalah, Dua Episode Penutup Sword of the Demon Hunter Ditunda
-
Sesak Ruang Digital Penuh Komentar hingga Iklan Hasil Deepfake Judi Online
-
Politik Ketakutan: Membungkam Kritik dengan Label Pidana
-
Public Speaking yang Gagal, Blunder yang Fatal: Menyoal Lidah Para Pejabat