Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Septyarosa Syahputri
Ilustrasi verbal abuse (Pexels/August de Richelieu)

Orangtua adalah role model pertama bagi anak-anaknya. Anak mudah mencontoh kedua orangtuanya, baik dari perkataan maupun perilaku. Maka dari itu, sebagai orang tua, sudah sebaiknya kita memperhatikan apa yang kita ucapkan maupun kita lakukan.

Namun, terkadang sebagai orang tua, kita juga memiliki emosi yang sulit untuk diredam. Memang manusiawi, tapi, sebenarnya emosi yang kita keluarkan tanpa kita sadari memiliki dampak luka batin yang tak jarang bisa dibawa sang anak hingga ia dewasa. Disadur dari Young Parents, setidaknya ada 4 perilaku orang tua yang tanpa disadari bisa melukai batin anak, yuk simak selengkapnya!

1. Melakukan kekerasan fisik terhadap anak

Melakukan kekerasan fisik terhadap anak adalah satu hal yang paling fatal yang bisa dilakukan orang tua dalam mengekspresikan emosinya. Tanpa sadar, pasti ada saja orang tua yang pernah mencubit dan memukul anaknya hingga mereka menjerit. Meskipun terlihat receh, tapi, memukul dan mencubit anak nyatanya bisa memberikan mereka luka batin yang sulit dilupakan.

Selain itu, anak akan berfikir bahwa cubit dan pukul adalah hal yang wajar untuk mengekspresikan kekesalan terhadap orang lain. Maka jangan heran kalau anak anda sewaktu-waktu juga bisa melakukannya terhadap orang lain bahkan orang tuanya sendiri.

2. Membentak dan memarahi anak dengan kasar

Bentakan dan luapan amarah orangtua secara kasar juga dapat meninggalkan luka batin yang bisa ia bawa hingga dewasa. Orang tua sebagai contoh nyata bagi anak. Anak akan merasa bahwa lumrah untuk memaki seseorang saat keadaan tidak sesuai dengan yang ia mau. Bukan hanya itu, ia akan mengingat kata-kata kasar yang keluar dari mulut orang yang yang ia hormati yang dalam hal ini adalah orang tua.

3. Mengejek anak dan mempermalukannya 

Anak kecil selalu percaya bahwa orangtua adalah seseorang yang melakukan hal-hal paling benar dan terbaik untuk mereka. Meskipun anak kecil tidak bisa mengungkapkannya, namun, anak cenderung berfikir bahwa perilaku orang tua adalah yang paling benar, termasuk saat orang tua mengejek dan mempermalukan anaknya.

Meskipun tujuannya sekadar bercanda, namun, ejekan dan mempermalukan anak apalagi di hadapan umum akan sangat melukai anak bahkan tanpa mereka sadari. Ejekan orangtua terhadap anak akan menjadi label baginya yang tertanam di alam bawah sadarnya. Jadi, berhati-hatilah dalam bercanda dengan anak.

Mengekspresikan kekesalan memang perlu, tapi, tidak di depan anak apalagi dengan perilaku kasar yang bisa menimbulkan luka batin yang dibawanya hingga besar.

Septyarosa Syahputri