Scroll untuk membaca artikel
Candra Kartiko | sari rachmah
Ilustrasi tidur (pexels.com/Jhon-Mark Smith)

Apa yang sebenarnya terjadi pada tubuh saat tidur pada malam hari? Mengapa orang sakit cenderung tidur lebih lama? Rahasia yang selama ini orang tidak banyak tahu bahwa tidur malam walau tubuh kita dalam kondisi beristirahat, tetapi sel-sel di dalamnya tidak berhenti bekerja. Mereka terus bekerja untuk meregenerasi sel-sel dalam tubuh.

Kurang baiknya kualitas tidur tidak hanya tentang durasi tidur yang tak cukup atau tentang banyak terbangun tengah malam. Sayangnya, banyak orang tak sadar lingkungan sekitarnya atau pola hidupnya mempengaruhi baik buruknya kualitas tidur. 

Jadi, ada baiknya kamu harus tahu beberapa hal yang sering kamu alami dalam keseharian ini cukup berpengaruh terhadap baik buruknya kualitas tidurmu.

1. Kurangnya paparan sinar matahari membuat kualitas tidurmu buruk

Sinar matahari sesungguhnya membantu kualitas tidur yang baik (pexels.com/Kasuma)

Dalam sistem tubuh, ada sebuah sistem yang para ahli menyebutnya ritme sirkadian. Ritme sirkadian memiliki banyak fungsi dalam tubuh manusia, diantaranya mengatur pola tidur agar tetap teratur sehingga manusia akan merasa mengantuk dan pada akhirnya tidur pada malam hari. 

Tahukah kamu? Sinar matahari sesungguhnya membantu ritme sirkadian agar tetap berjalan sesuai fungsinya. Sinar matahari menekan ritme sirkadian untuk menghasilkan hormon melatonin yang menyebabkan manusia tidur pada malam hari. Semakin hari menjadi lebih gelap, sistem sirkadian tubuh akan mengatur produksi hormon melatonin yang lebih banyak sehingga manusia tidur pada malam hari. Itulah sebabnya, suasana kamar yang gelap lebih membantu kamu cepat tidur.

Namun, dengan kehidupan yang serba modern saat sekarang ini, manusia jadi kurang terpapar sinar matahari. Manusia modern bekerja selama 8 jam atau lebih di dalam kantor. Manusia modern juga melakukan perjalanan ke kantor, sekolah dan lain-lain dengan kendaraan yang melindungi diri dari paparan sinar matahari. Manusia modern juga menggunakan kacamata hitam saat berpergian di luar ruangan. 

Padahal, jika keseimbangan paparan cahaya matahari dapat dijaga, sangat baik untuk tidur yang lebih nyenyak. Sehingga, jika memungkinkan jalan-jalan keluar ruangan tanpa menggunakan kaca mata hitam pada waktu-waktu tertentu. Makan siang di ruangan terbuka, menyempatkan jalan pagi, olahraga pagi saat matahari mulai terbit dan sebagainya sangat baik untuk menjaga sistem sirkadian tubuh agar berjalan secara teratur. 

Dalam suatu penelitian, dilansir Mencom, yang melibatkan 109 relawan dimana selama seminggu para relawan berada di musim dingin dan seminggu di musim panas. Dari hasil penelitian ini didapatkan relawan yang terpapar lebih banyak cahaya di pagi hari, dari pukul 8 pagi hingga menjelang siang lebih cepat tertidur dengan sedikit gangguan tidur dan tingkat depresi yang lebih rendah. Kondisi ini berkebalikan pada relawan yang terpapar cahaya matahari lebih sedikit.

Sehingga, dapat disimpulkan banyaknya paparan cahaya matahari dapat mempengaruhi sistem sirkadian tubuh dalam mengatur produksi hormon melatonin yang kemudian mempengaruhi jam berapa seseorang mengantuk, bangun termasuk mempengaruhi banyak atau sedikitnya gangguan tidur. Kesemuanya ini akan menentukan kualitas tidur seseorang. 

2. Olahraga teratur membantu seseorang tidur lebih nyenyak

Olahraga teratur membantu seseorang tidur lebih nyenyak (pexels.com/Li Sun)

Menurut psikolog pengobatan tidur dari Cleveland Clinic, Michelle Drerup, dilansir Health Kompas, olahraga memiliki manfaat yang efektif seperti obat tidur. 

Alasan pertama, olahraga membantu mengurangi stres dan kecemasan dimana otak akan mengeluarkan reaksi kimia yang menyebabkan perasaan nyaman untuk melawan stres dan kecemasan. Sehingga reaksi emosional terhadap keduanya yang akan mengurangi kualitas tidur seseorang dapat direduksi secara alami.

Alasan kedua, olahraga dapat membuat tubuh merasa lelah di malam hari sehingga dorongan untuk tidur lebih nyenyak lebih kuat.

3. Asal makan tanpa gizi  baik akan mengganggu kualitas tidur

Ilustrasi makanan bergizi (pexels.com/ella Olsson)

Barangkali hal ini banyak tidak diketahui orang pada umumnya, bahwa kualitas gizi makanan akan mempengaruhi kualitas tidur. Sebuah penelitian terbaru dalam  "Journal of Clinical Sleep Medicine", bahwa makanan yang dikonsumsi ternyata dapat mempengaruhi tidur. Juga, Direktur dari Divisi Epilepsi dan Tidur di Columbia University's medical school Carl Bazil mengatakan serat yang paling mempengaruhi kualitas tidur.  

Kecukupan gizi seperti sedikit lemak jenuh, protein yang cukup mempengaruhi kualitas tidur seseorang, menurut para peneliti seperti yang dilansir CNN Indonesia. 

Protein merupakan zat yang biasanya didapatkan dari konsumsi makanan hewani dan kacang-kacangan. Protein juga menghasilkan serotonin yang kemudian akan menghasilkan Tryptophan untuk memproduksi  hormon melatonin. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, hormon melatonin bertanggung jawab untuk mengatur tidur.  

Namun, serotonin yang berlebihan akan berdampak sebaliknya, yaitu kualitas tidur yang buruk. Oleh karenanya, konsumsi protein hewani secukupnya.

4. Gadget berdampak buruk terhadap kualitas tidur

Menggunakan gadget dalam kamar tidur

Penggunaan gadget di dunia modern sudah menjadi kewajaran, dari anak kecil hingga dewasa. Apalagi di era digital seperti saat ini, baik anak-anak sekolah hingga karyawan kantoran, penggunaan gadget sangat penting sebab hampir semua tugas-tugas dalam format digital. 

Di sisi lain, penggunaan gadget juga digunakan sebagai media hiburan, sosialisasi, mencari teman dan lain sebagainya. Sehingga pemandangan anak-anak, remaja hingga dewasa tidur dengan membawa peralatan elektronik di kamar tidur tidak aneh lagi. 

Dilansir Kemkes, sebuah penelitian di California yang melibatkan 653 orang dewasa selama periode 30 hari, merekam waktu dan lamanya para relawan melihat layar serta mengamati dampaknya terhadap berapa lama merek tidur dan kualitas tidur.  Hasilnya, penggunaan gadget dalam tempo yang lama, terutama di tempat tidur, berdampak terhadap kualitas tidur yang buruk dan lebih sebentar.

Masih dilansir Kemkes, sebuah kajian dari 20 studi dari empat benua, yang dilakukan di King’s College London, menemukan bahwa gadget yang tersambung internet di kamar tidur anak menggandakan risiko dampak terhadap siklus tidur mereka. Pasalnya, membawa gadget ke kamar tidur membuat anak-anak selalu waspada.

Menurut pandangan para ahli perangkat elektronik setidaknya sudah dinonaktifkan minimal sejam sebelum tidur. Pasalnya, pancaran blue light dari perangkat elektronik yang masih aktif akan menekan kadar hormon melatonin beberapa persen sehingga mengusir rasa kantuk.

 Sadar atau tidak, keempat hal di atas sudah menjadi kehidupan kita dalam keseharian di era modern ini. Namun, barangkali banyak juga dari kita yang terlambat menyadari gaya hidup di era modern selama ini mengganggu siklus tidur termasuk menyebabkan insomnia. 

Setelah mengetahuinya, kamu dapat mencari solusinya sehingga gaya hidup modern tetap dapat berjalan, siklus tidur tetap terjaga dengan baik sehingga jiwa ragamu tetap sehat. 

sari rachmah