Bulan Juli dikenal sebagai bulan akademik di mana siswa siswi SD hingga SMA kembali masuk sekolah memulai pembelajaran yang efektif. Sebelum kembali ke sekolah, tentu sebagian besar dari mereka melakukan perjalanan wisata untuk sejenak melepas ketegangan selama masa-masa sibuk di sekolah.
Jika tidak pulang ke kampung halaman kakek nenek, biasanya perjalanan wisata yang paling diminati para orangtua untuk anak-anaknya yang masih usia sekolah adalah wisata edukasi. Berbicara wisata edukasi, apalagi jika tak berbicara tentang museum, desa wisata, Taman Mini Indonesia Indah, Observatorium Bosscha dan tempat lainnya yang berbau mata pelajaran sekolah, baik itu berupa sejarah, budaya, hingga sains.
Namun, siapa sangka melakukan perjalanan wisata ke snow park di Trans Snow World Bekasi juga bisa jadi ajang wisata edukasi, khususnya yang berkenaan dengan mata pelajaran sains. Sebelum masuk ke area bersalju, pengunjung akan dibekali sepatu salju beserta free kaos kaki yang bisa dibawa pulang. Untuk sepatu salju, akan disesuaikan dengan ukuran kaki masing-masing pengunjung. Oleh karenanya, jangan lewatkan pengukuran kaki di salah satu spot di sana, dari ukuran balita hingga dewasa ada semua.
Juga, perlengkapan yang tak boleh terlewatkan dan wajib dibawa dari rumah, yaitu jaket tebal, sarung tangan serta masker. Mengingat di dalam snow park sangat dingin, wajib sekali mengenakan jaket tebal. Terlebih, jika pengunjung punya masalah kesehatan seperti asma atau alergi dingin, masker dan sarung tangan tebal menjadi item yang tak boleh ketinggalan dibawa dari rumah selain jaket tebal.
Tak masalah jika pengunjung hanya berbekal jaket tebal dari rumah, toh suhunya sekitar 10 sampai 15 derajat celcius sehingga pengunjung tak begitu kedinginan. Di sana saya melihat banyak orang, bahkan anak kecil hanya berbekal jaket tebal bermain-main salju yang dingin. Namun, ini akan menjadi masalah besar jika pengunjung punya riwayat penyakit asma atau alergi dingin.
Saya, sebagai penderita asma dan alergi dingin merasakan betul, ketika membuka masker udara kering di sana membuat asma saya sedikit kambuh atau mencoba melepas sarung tangan, udara dingin seolah menusuk hingga ke tulang-tulang hingga saya tak mampu berlama-lama tanpa masker dan sarung tangan tebal.
Salju Trans Snow Bekasi dibuat dari air garam yang diolah sedemikian rupa dalam mesin khusus yang sangat besar yang didatangkan langsung dari Jerman. Pengunjung diberi kesempatan untuk bermain di sana selama 2 jam saja untuk bergantian dengan pengunjung lainnya. Sebagai pengingat, pengunjung dibekali jam tangan indikator yang akan memberitahukan pengunjung jika waktu bermain sudah berakhir.
Di dalam snow park, ada wahana kereta gantung, papan seluncuran, ban besar untuk seluncuran yang bisa digunakan untuk bermain-main. Juga, ada beberapa mas-mas ganteng di beberapa spot yang bertugas sebagai pemandu untuk membantu dan menjaga para pengunjung ketika bermain wahana.
Juga, terdapat kedai-kedai kecil yang menjual makanan dan minuman hangat sehingga pengunjung bisa mampir terlebih dahulu jika membutuhkan penghangat tubuh. Di dalam snow park juga disediakan toilet umum yang ukurannya tidak terlalu besar tapi cukup. Hanya saja, untuk soal kebersihan toilet umum disana masih perlu ditingkatkan lagi dan diperbarui sehingga pengunjung betah menggunakannya. Barangkali ada baiknya juga jika ada petugas khusus yang menjaga kebersihan toilet umum snow park.
Perjalanan wisata edukasi bermanfaat untuk mengetahui proses pembelajaran secara langsung. Dalam hal ini, anak-anak tidak hanya tahu apa itu salju hanya berdasarkan cerita orang atau apa yang mereka lihat di tv. Namun juga, mereka jadi tahu bentuk salju dan bagaimana sensasinya jika disentuh tangan karena melihat langsung.
Terlebih untuk anak-anak yang pernah praktek membuat es goyang dalam pelajaran sains di sekolah, menjadi tahu bahwa konsep-konsep ilmiah dalam pembuatan es goyang ternyata bisa juga ditampilkan dalam bentuk salju buatan. Menarik bukan?
Baca Juga
-
Bebek Penyet Sambal Hijau Pak Mahmud, Dagingnya Empuk
-
Warung Sambal Korek Dower di Bojonggede, Pedas Mantap dengan Aneka Lauk
-
Mengunjungi Desa Wisata Ciwidey, Bermanfaat untuk Keluarga dan Desa
-
Percaya atau Tidak, Fitur Wajah Manusia Dapat Berubah Secara Alami
-
5 Dampak Buruk Akibat Media Sosial, Jika Tidak Bijak Menggunakannya
Artikel Terkait
-
Penantian Berakhir: Salju Pertama di Gunung Fuji Setelah 'Menghilang' Terlama dalam Sejarah
-
Pertama Kalinya dalam 130 Tahun! Gunung Fuji Tanpa Salju Hingga November
-
Musim Salju di Kanada, Menu Makan Siang Tengku Firmansyah Jadi Sorotan
-
Resep dan Cara Membuat Kue Putri Salju: Camilan Favorit Saat Lebaran
-
Maknyus di Mulut, Ini Resep Kue Putri Salju Premium
Ulasan
-
Ulasan Buku Sabar, Syukur, dan Ikhlas: Kunci Sukses Bahagia Dunia Akhirat
-
Ulasan Novel Quatre Karya Venita Beauty: Memilih Antara Mimpi Atau Realita
-
Selalu Best Seller, 3 Buku Ini Gak Pernah Nangkring di Event Cuci Gudang
-
Ulasan Buku Susah Payah Mati di Malam Hari Susah Payah Hidup di Siang Hari, Tolak Romantisasi Hujan dan Senja
-
Doyoung NCT 'The Story': Ceria Hidup Layaknya Healing dan Pelukan Hangat
Terkini
-
Strategi Mengelola Waktu Bermain Gadget Anak sebagai Kunci Kesehatan Mental
-
Cetak 2 Gol, Bukti "Anak Emas" Tak Sekadar Julukan bagi Marselino Ferdinan
-
Nissa Sabyan dan Ayus Resmi Menikah Sejak Juli 2024, Mahar Emas 3 Gram dan Uang 200 Ribu
-
Spoiler! Hunter X Hunter Chapter 403: Balsamilco vs Pangeran Halkenburg
-
Hazelight Studios Umumkan Game Baru, Siap Hadirkan Inovasi Co-Op Unik!