Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | sari rachmah
Gunung Tangkuban Perahu (Dok.pribaadi/Sari Rachmah)

Kisah cinta terlarang biasanya berakhir tragis, misalnya saja kisah terkenal Romeo dan Juliet yang berakhir dengan kematian. Namun, tahukah ada kisah cinta terlarang di Indonesia yang berakhir dengan dampak positif karena bermanfaat bagi masyarakat.

Walaupun cuma sekedar legenda rakyat yang berkembang di masyarakat, kisah cinta terlarang antara Sangkuriang dan ibunya yang cantik rupawan rupanya dapat menarik minat wisatawan untuk mendatangi daerah pariwisata Gunung Tangkuban perahu. Tangkuban dalam bahasa Sunda berarti terbalik, jadi tangkuban perahu berarti perahu terbalik. Dengan demikian, karena bentuknya yang menyerupai perahu terbalik, maka disebut Gunung Tangkuban Perahu

Lokasi Gunung Tangkuban Perahu berada di Kecamatan Lembang, Bandung Barat dan libur lebaran tahun ini kami berwisata ke Gunung Tangkuban Perahu.  Hore! Hore! Hore! Setelah selesai dengan acara halal bihalal ke rumah orangtua di Bandung, kami melanjutkan perjalanan ke daerah wisata Gunung Tangkuban Perahu.

Singkat cerita, Gunung Tangkuban Perahu berkaitan dengan legenda Sangkuriang yang ingin menikahi ibu kandungnya sendiri, Dayang Sumbi. Untuk mencegah niatnya, Dayang Sumbi memberikan syarat sulit kepada anaknya. Dayang Sumbi meminta Sangkuriang membuatkan telaga beserta perahu besar yang harus selesai dalam satu malam sebelum ayam berkokok.

Dalam prosesnya, Sangkuriang gagal menyelesaikan syarat tersebut sebelum ayam jantan berkokok, ia marah dan menendang perahu tersebut hingga perahu mendarat di suatu tempat dalam posisi terbalik dan membentuk Gunung Tangkuban Perahu. 

Gunung Tangkuban Perahu memiliki beberapa kawah dan Kawah Ratu adalah salah satu kawah yang kami datangi sesampainya disana. Sebagai informasi, Kawah Ratu adalah kawah terbesar di komplek Gunung Tangkuban Perahu dengan bentuk yang menyerupai mangkuk super jumbo.

Lokasi kawah ini masih berada di area parkir mobil, jadi setelah turun dari mobil pengunjung dapat langsung menikmati pemandangan Kawah Ratu dari bibir kawah yang dibatasi pagar-pagar pembatas sepanjang bibir kawah. Selain kawah Ratu, di Komplek Gunung Tangkuban perahu ada kawah-kawah kecil lainnya, yaitu Kawah Domas dan Kawah Upas. 

Udara di Gunung Tangkuban Perahu sungguh dingin akibat arus angin yang lembut tapi lumayan intens. Jadi, sebelum berkunjung kesana ada baiknya pengunjung mempersiapkan jaket tebal, kupluk hingga masker untuk menghangatkan tubuh.

Jangan kaget juga, hembusan asap dan angin dari Kawah Ratu yang berwarna putih menimbulkan aroma tidak sedap menyerupai aroma telur busuk. Aroma telur busuk disebabkan oleh belerang yang bereaksi membentuk senyawa kimia tertentu. Aromanya tersebut terbawa bersama hembusan angin dari kawah hingga pengunjung bisa mencium aromanya yang tidak sedap dari jarak jauh.

Itulah sebabnya, saya menyarankan membawa masker, selain karena udaranya yang dingin, juga untuk menutup hidung dari aroma belerang yang tak sedap. Pengunjung juga dapat melihat belerang padat yang berwarna kuning lemon dari kejauhan, yang berada nun jauh di antara Kawah Ratu.

Oh iya, saya jadi teringat ada banyak pedagang yang menjual belerang padat di sekitar area parkir mobil dan bibir Kawah Ratu bertuliskan khasiatnya seperti mengobati jerawat, eksim dan aneka penyakit kulit lainnya.

Saya bisa pastikan pemandangan di Gunung Tangkuban Perahu sungguh memanjakan mata, sebuah kombinasi antara kelestarian lingkungan, kebutuhan pariwisata sekaligus ekonomi.

Dari segi ekonomi, ekonomi masyarakat daerah sekitar Lembang turut terangkat, bukan hanya karyawan tapi juga para pedagang yang sebagian besarnya berasal dari masyarakat sekitar Lembang. Mereka turut berdagang di sekitar daerah wisata Gunung Tangkuban Perahu sepanjang jalan menuju kawah, di sekitar area parkir, dan beberapa titik strategis menjual makanan, minuman, bonsai, kerajinan tangan, topi, jaket, aksesoris dan lain sebagainya.

Jadi, jika pengunjung lupa membawa semua peralatan yang menghangatkan tubuh, mereka dapat membelinya dari pada pedagang sekitar Gunung Tangkuban Perahu, seperti jaket, makanan dan minuman hangat, topi penghangat dan lain-lainnya.

Di sana juga ada masjid. Jadi, jika sudah masuk jadwal sholat pengunjung dapat shalat di masjid yang lokasinya tidak  jauh dari area parkir mobil. Jadi, gimana nih? Sudah siap berwisata ke Gunung Tangkuban Perahu? Jangan lupa siapkan perlengkapan untuk menghangatkan tubuh ya.

sari rachmah