Kisah cinta terlarang biasanya berakhir tragis, misalnya saja kisah terkenal Romeo dan Juliet yang berakhir dengan kematian. Namun, tahukah ada kisah cinta terlarang di Indonesia yang berakhir dengan dampak positif karena bermanfaat bagi masyarakat.
Walaupun cuma sekedar legenda rakyat yang berkembang di masyarakat, kisah cinta terlarang antara Sangkuriang dan ibunya yang cantik rupawan rupanya dapat menarik minat wisatawan untuk mendatangi daerah pariwisata Gunung Tangkuban perahu. Tangkuban dalam bahasa Sunda berarti terbalik, jadi tangkuban perahu berarti perahu terbalik. Dengan demikian, karena bentuknya yang menyerupai perahu terbalik, maka disebut Gunung Tangkuban Perahu.
Lokasi Gunung Tangkuban Perahu berada di Kecamatan Lembang, Bandung Barat dan libur lebaran tahun ini kami berwisata ke Gunung Tangkuban Perahu. Hore! Hore! Hore! Setelah selesai dengan acara halal bihalal ke rumah orangtua di Bandung, kami melanjutkan perjalanan ke daerah wisata Gunung Tangkuban Perahu.
Singkat cerita, Gunung Tangkuban Perahu berkaitan dengan legenda Sangkuriang yang ingin menikahi ibu kandungnya sendiri, Dayang Sumbi. Untuk mencegah niatnya, Dayang Sumbi memberikan syarat sulit kepada anaknya. Dayang Sumbi meminta Sangkuriang membuatkan telaga beserta perahu besar yang harus selesai dalam satu malam sebelum ayam berkokok.
Dalam prosesnya, Sangkuriang gagal menyelesaikan syarat tersebut sebelum ayam jantan berkokok, ia marah dan menendang perahu tersebut hingga perahu mendarat di suatu tempat dalam posisi terbalik dan membentuk Gunung Tangkuban Perahu.
Gunung Tangkuban Perahu memiliki beberapa kawah dan Kawah Ratu adalah salah satu kawah yang kami datangi sesampainya disana. Sebagai informasi, Kawah Ratu adalah kawah terbesar di komplek Gunung Tangkuban Perahu dengan bentuk yang menyerupai mangkuk super jumbo.
Lokasi kawah ini masih berada di area parkir mobil, jadi setelah turun dari mobil pengunjung dapat langsung menikmati pemandangan Kawah Ratu dari bibir kawah yang dibatasi pagar-pagar pembatas sepanjang bibir kawah. Selain kawah Ratu, di Komplek Gunung Tangkuban perahu ada kawah-kawah kecil lainnya, yaitu Kawah Domas dan Kawah Upas.
Udara di Gunung Tangkuban Perahu sungguh dingin akibat arus angin yang lembut tapi lumayan intens. Jadi, sebelum berkunjung kesana ada baiknya pengunjung mempersiapkan jaket tebal, kupluk hingga masker untuk menghangatkan tubuh.
Jangan kaget juga, hembusan asap dan angin dari Kawah Ratu yang berwarna putih menimbulkan aroma tidak sedap menyerupai aroma telur busuk. Aroma telur busuk disebabkan oleh belerang yang bereaksi membentuk senyawa kimia tertentu. Aromanya tersebut terbawa bersama hembusan angin dari kawah hingga pengunjung bisa mencium aromanya yang tidak sedap dari jarak jauh.
Itulah sebabnya, saya menyarankan membawa masker, selain karena udaranya yang dingin, juga untuk menutup hidung dari aroma belerang yang tak sedap. Pengunjung juga dapat melihat belerang padat yang berwarna kuning lemon dari kejauhan, yang berada nun jauh di antara Kawah Ratu.
Oh iya, saya jadi teringat ada banyak pedagang yang menjual belerang padat di sekitar area parkir mobil dan bibir Kawah Ratu bertuliskan khasiatnya seperti mengobati jerawat, eksim dan aneka penyakit kulit lainnya.
Saya bisa pastikan pemandangan di Gunung Tangkuban Perahu sungguh memanjakan mata, sebuah kombinasi antara kelestarian lingkungan, kebutuhan pariwisata sekaligus ekonomi.
Dari segi ekonomi, ekonomi masyarakat daerah sekitar Lembang turut terangkat, bukan hanya karyawan tapi juga para pedagang yang sebagian besarnya berasal dari masyarakat sekitar Lembang. Mereka turut berdagang di sekitar daerah wisata Gunung Tangkuban Perahu sepanjang jalan menuju kawah, di sekitar area parkir, dan beberapa titik strategis menjual makanan, minuman, bonsai, kerajinan tangan, topi, jaket, aksesoris dan lain sebagainya.
Jadi, jika pengunjung lupa membawa semua peralatan yang menghangatkan tubuh, mereka dapat membelinya dari pada pedagang sekitar Gunung Tangkuban Perahu, seperti jaket, makanan dan minuman hangat, topi penghangat dan lain-lainnya.
Di sana juga ada masjid. Jadi, jika sudah masuk jadwal sholat pengunjung dapat shalat di masjid yang lokasinya tidak jauh dari area parkir mobil. Jadi, gimana nih? Sudah siap berwisata ke Gunung Tangkuban Perahu? Jangan lupa siapkan perlengkapan untuk menghangatkan tubuh ya.
Baca Juga
-
Bebek Penyet Sambal Hijau Pak Mahmud, Dagingnya Empuk
-
Warung Sambal Korek Dower di Bojonggede, Pedas Mantap dengan Aneka Lauk
-
Perjalanan Wisata Edukasi, Melihat Langsung Salju di Trans Snow World Bekasi
-
Mengunjungi Desa Wisata Ciwidey, Bermanfaat untuk Keluarga dan Desa
-
Percaya atau Tidak, Fitur Wajah Manusia Dapat Berubah Secara Alami
Artikel Terkait
-
Libur Lebaran 2025: 5 Rekomendasi Destinasi Wisata di Jawa Barat, Ada Pantai dan Pegunungan
-
Gunung Tangkuban Perahu: Daya Tarik, Fasilitas, dan Harga Tiket Masuk
-
Ekowisata Penyu Kecamatan Paloh Tingkatkan Pendapatan Masyarakat Setempat
-
Ekowisata Hutan Sagu Ambon, Dukung Ekonomi Warga Sekaligus Ketahanan Pangan
-
Taman Begonia, Surganya Bunga dan Spot Foto Instagramable di Lembang
Ulasan
-
Ulasan Buku A Cup of Soul, Kumpulan Quotes dengan Ilustrasi Bertema Kucing
-
Berdamai dengan Perasaan Sendiri Lewat Lagu Taeyeon Bertajuk Rain
-
Ulasan Novel Practice Makes Perfect: Latihan Kencan Berubah Menjadi Cinta
-
Perihnya Diari Cinta di Film Even If This Love Disappear from the World Tonight
-
Bukan Marah-Marah, Ini Esensi Single Inggris Pertama Onew SHINee Bertajuk Mad
Terkini
-
5 Manga Shonen Jump Terbaik Wajib Masuk Reading List, yuk, Catat!
-
Sutradara Film F1 Beber Alasan Gaet Brad Pitt Ketimbang Tom Cruise
-
Perjalanan Timnas Indonesia di Piala AFF U-23 Dijamin Makin Seru, Mengapa?
-
Belum Juga Ada Pencoretan, Timnas Indonesia Sudah Pasti Ditinggalkan Dua Pemain Ini
-
Pete Davidson Comeback Main Film Horor Lewat The Home, Intip Trailernya