Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | sari rachmah
Bebek penyet sambal hijau (Dok.pribadi/Sari Rachmah)

Kabupaten Bogor terkenal dengan santapan kuliner dan cafe. Dimulai dari wilayah desa Bojonggede hingga ke wilayah pemda Cibinong berderet-deret santapan kuliner khas tradisional Indonesia hingga cafe-cafe yang mengusung konsep alam hingga modern. Khususnya wilayah desa Bojonggede, didominasi oleh rumah makan sederhana yang tentu rasanya tak sederhana yang mengusung konsep tradisional, salah satunya rumah makan bebek penyet sambal hijau Pak Mahmud. 

Dahulu, rumah makan ini hanya terdiri dari area kecil dan sempit yang hanya bisa memuat sedikit pelanggan yang makan di tempat, selebihnya dibungkus dan dibawa pulang. Sebab pelanggan bebek penyet Pak Mahmud makin hari semakin banyak, tidak termasuk pelanggan tetap, usaha kulinernya semakin berkembang dan akhirnya areanya semakin luas sehingga mampu  memuat pelanggan lebih banyak yang makan di tempat. 

Walaupun dinamai bebek penyet, usaha kuliner ini juga menyediakan ayam, lele, ikan mujair dan lele yang pengolahannya bisa penyet, goreng atau bakar. Tak kalah soto lamongan Pak Mahmud ikut meramaikan variasi menu. 

Spesial bebek dan ayam penyet Pak Mahmud dipadukan dengan sambal hijau yang membungkus seluruh permukaan daging setelah digoreng dan di penyet. Rasa dagingnya dijamin empuk. Juga, disajikan dengan sambal tambahan yang beraroma terasi dan lalapan. Pelanggan dapat juga memesan tahu, tempe, ati atau ampela sebagai menu tambahan.

Jikapun digoreng, baik itu ikan, ayam dan bebek selalu berdampingan dengan dua jenis sambal, yaitu sambal hijau dan terasi. Soto lamongan Pak Mahmud tak kalah enaknya. Sotonya berkuah kuning, rasa kaldunya kuat tapi tak terlalu kental dengan bumbu rempah-rempah, ditaburi topping suwiran daging ayam, kol, tauge, bawang daun dan tomat. Selain itu, ada dua pilihan nasi yang dapat dipesan, yaitu nasi putih biasa dan nasi uduk dengan taburan bawang goreng. 

Bebek penyet Pak Mahmud biasanya ramai pembeli sore hari hingga langit gelap. Sebagian besar pembeli lebih memilih belanja dengan dibungkus dan dibawa pulang. Jika pun memutuskan makan di tempat, ada baiknya menyiapkan receh yang banyak, sebab pengamen ataupun pengemis di desa Bojonggede cukup ramai dan sering mendatangi pembeli yang makan di tempat.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

sari rachmah