Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Mutami Matul Istiqomah
ilustrasi anak dan orang tua (Freepik.com/jcomp)

Sebuah hal yang wajar bagi setiap orang tua untuk berharap kepada anaknya. Berharap yang terbaik dan selalu menjadikannya sebagai doa-doa. Berharap adalah hak semua orang, meskipun bagaimana takdir akhir adalah perkara Tuhan yang menentukan. 

Berharap kepada anak, boleh apa pun. Namun, perhatikan hal ini agar ketika berharap kepada anak, kita tidak merasa kecewa. 

Hal yang Harus Diperhatikan Ketika Berharap kepada Anak

1. Jangan memaksa 

Jangan mengharapkan anak untuk menjadi seperti apa ataupun melakukan apa dengan cara memaksanya. Memaksa anak untuk melakukan apa-apa yang kita suka akan membuat anak merasa tidak nyaman, bahkan tertekan. 

Memaksa akan terlihat seperti memerintah. Bahkan lebih buruk dari itu. Ketika kamu memaksa anak dengan alasan berharap terbaik baginya, akan membuat kamu tampak menyeramkan. Bukan lagi seperti orang tua yang peduli, melainkan menjadi seperti bos yang berhak mengatur anak buahnya. 

2. Utamakan kemauan anak 

Sekalipun sebagai orang tua kita punya gambaran yang indah dengan kehidupan anak, tapi jangan sampai lupa bahwa anak juga punya keinginan yang juga menjadi haknya untuk bisa mendapatkan dan mewujudkannya. 

Hidup seseorang adalah perkara dirinya sendiri. Jadi, jangan pernah menganggap bahwa kemauan kita sebagai orang tua adalah yang terbaik. Karena terkadang, anak juga butuh untuk didengarkan. Bisa jadi, apa yang menjadi pandangan anak lebih baik untuk dirinya sendiri. Dia yang akan menjalani hidupnya, maka berilah dia kesempatan untuk mengambil keputusan sesuai dengan kata hatinya.

3. Hargai pilihan anak 

Ketika pilihan anak tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan, maka kita tidak boleh marah dengannya. Biarlah anak belajar untuk bertanggung jawab atas pilihannya sendiri. Sehingga dia akan memahami bahwa akan selalu ada konsekuensi dari apa yang dia lakukan dalam hidupnya. 

Ketika disuguhi bermacam kalimat, anak bisa menjadi seseorang yang enggan mendengarkan. Namun ketika orang tua memberinya kepercayaan, anak akan punya tekad untuk memberi pembuktian atas kebenaran dari pilihannya itu. 

4. Menjadi tempat pulang yang menyenangkan

Ketika anak lelah dengan perjalanannya, jadilah orang tua yang nyaman untuk menjadi tempat pulang. Mungkin, kita marah karena pendapat yang kita berikan tidak didengarkan. Tapi, ketika anak lelah dan merasa bersalah, jangan menjadi orang tua yang sombong, angkuh, dan merasa paling benar. 

Rangkul anak ketika dia merasa bersalah. Bangun kembali harapan bersama anak yang sudah memahami bahwa keputusannya salah. Lantas mendengarkan kita sebagai orang tuanya.

Jadi, itu dia 4 hal yang harus diperhatikan orang tua ketika berharap kepada anak. Berharap boleh saja, tapi jangan pernah memaksa bahwa harapan kita harus selalu menjadi nyata. Karena anak juga berhak membuat pilihan dan memutuskan jalan kehidupannya. 

Mutami Matul Istiqomah