Meminta maaf mungkin terkesan sulit bagi beberapa orang. Apalagi jika cara kita meminta maaf kurang sesuai dengan apology language sang penerima permintaan maaf. Di mana seharusnya dengan meminta maaf kita dapat menyelesaikan suatu permasalahan. Lalu, apa sih apology language itu?
Melansir dari Satu Persen, apology language merupakan cara atau teori yang dapat membantu seseorang dalam meminta maaf menggunakan berbagai cara, tergantung kondisi, dan metode apa yang sesuai dengan sang penerima ucapan maaf. Apology language meliputi accepting responsibility, genuinely repenting, making restitution, expressing regret, dan requesting forgiveness.
1. Accepting Responsibility
Accepting responsibility atau menerima tanggung jawab merupakan tipe apology language yang menyukai/menginginkan untuk mendengar pengakuan dari pihak yang bersalah serta pihak yang bersalah sadar akan kesalahan yang diperbuat dengan kata lain kamu perlu mengakui kesalahanmu dengan sungguh-sungguh.
Contoh, "Aku salah karena ngga minta izin dulu ke kamu."
2. Genuinely Repenting
Genuinely repenting atau tidak mengulangi kesalahan. Untuk tipe apology language yang satu ini, meminta maaf saja tidak akan pernah cukup. Dibutuhkan bukti nyata atas permintaan maaf kamu, seperti komitmen untuk tidak akan mengulanginya lagi.
Contoh, "Aku janji tidak akan mengulanginya lagi." (diikuti dengan perubahan)
3. Making Restitution
Making restitution atau memberi ganti rugi. Pada tipe apology language yang satu ini kamu perlu meminta maaf dengan menawarkan ganti rugi dan apa yang bisa kamu lakukan untuk memperbaikinya dengan kata lain, orang tipe ini ingin kamu melakukan sesuatu untuk membuktikan kamu bersungguh-sungguh dalam meminta maaf.
Contoh, "Aku akan ganti sepatumu yang telah aku rusak itu."
4. Expressing Regret
Expressing regret atau mengungkapkan penyesalan merupakan tipe apology language yang dilakukan dengan melibatkan rasa penyesalan yang tulus akan kesalahan yang diperbuat. Pada tipe ini, kamu perlu mengetahui secara pasti kesalahan yang telah diperbuat serta memahami perasaan/emosi orang yang kamu mintai permintaan maaf.
Kunci dari tipe ini adalah ucapan "maaf", tapi hindari permintaan maaf yang asal-asalan, ya!
Contohnya, "Aku minta maaf karena tidak menunggumu tadi."
5. Requesting Forgiveness
Requesting forgiveness atau memohon ampunan. Pada tipe ini, kamu memberi kuasa sepenuhnya kepada orang yang kamu mintai permintaan maaf apakah kamu akan dimaafkan atau tidak, tanpa adanya unsur paksaan. Beri dia waktu untuk memikirkan kesalahan yang telah kamu perbuat. Biasanya orang dengan tipe apology language ini tidak mudah berdamai dalam waktu yang singkat, mereka akan membutuhkan waktu.
Contoh, "Aku tahu kamu belum bisa maafin aku sekarang, tapi aku bener-bener minta maaf atas kejadian itu."
Nah, jangan sampai kamu salah dalam menggunakan apology language ya, Teman, bisa-bisa bukannya damai malah tambah runyam masalahnya. Semangat!
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Twitter Circle, Fitur Baru pada Twitter dan 5 Cara Menggunakannya
-
5 Cara yang Tepat Mengisi Hidup Kita di Usia 20-an, Jangan Sampai Menyesal!
-
Klaim Jelang Mabar Akhir Bulan, Tukar Kode Redeem FF 31 Agustus 2022
-
4 Cara Tepat untuk Membicarakan Perbedaan Pendapat dengan Pasangan
-
Nomophobia, Kondisi Takut Berlebihan saat Jauh dari Ponsel!
Lifestyle
-
Ponsel Honor 400 Bakal Rilis Akhir Mei 2025, Usung Kamera 200 MP dan Teknologi AI
-
Realme Neo 7 Turbo Siap Meluncur Bulan Ini, Tampilan Lebih Fresh dan Bawa Chipset Dimensity 9400e
-
Realme GT 7T Segera Hadir dengan Sensor Selfie 32 MP dan Baterai Jumbo 7000 mAh
-
4 Mix and Match Outfit ala Momo TWICE, Bikin Gaya Keren Maksimal!
-
Playful dan Fresh, Intip 4 OOTD ala Iroha ILLIT yang Wajib Kamu Lirik
Terkini
-
Ulasan Novel Some Shall Break: Melacak Jejak Pembunuh Berantai dan Luka Lama
-
Gaji vs Sehat Mental: Apa Kabar Anak Muda yang Cuma Dapat UMR?
-
La La Land in Concert Siap Mampir Jakarta, Catat Jadwal dan Harga Tiketnya!
-
Venezia Terpeleset, Jay Idzes dan Kolega Harus Padukan Kekuatan, Doa dan Keajaiban
-
Gua Batu Hapu, Wisata Anti-Mainstream di Tapin