Semakin mudah kita tersinggung, hidup kita akan semakin melelahkan. Jika kamu mudah baper dan sering merasa tersinggung dengan komentar orang lain, santai saja. Ini dia 3 alasan mengapa harusnya kita tidak perlu tersinggung.
1. Tidak ada hubungannya dengan kita
Ada kalanya orang bicara atau berkomentar karena memang dia memiliki tujuan tertentu. Artinya, hal tersebut ia lakukan karena ingin mencapai tujuannya sendiri, tidak perlu diambil hati. Perlu kita sadari, tidak semua hal itu tentang kita, ini hanya tentang orang itu yang ingin mendapatkan hal yang dia inginkan.
Misalnya, atasan kita dikantor sedang marah, dia memerintahkan kita untuk segera menyelesaikan pekerjaan. Kita tidak perlu tersinggung, hal tersebut bukanlah tentang kita. Atasan kita hanya sekedar ingin kita segera menyelesaikan pekerjaan, tak perlu tersinggung sampai berpikir kalau atasan kita memang sejak awal tidak menyukai kita. Ingat, atasan kita marah bukan karena dia tidak menyukai kita.
2. Apa yang orang lain katakan itu cerminan di dalam dirinya
Jika kita sedang menghadapi orang yang sulit diajak bekerja sama karena ia memiliki trauma di masa lalu hingga mengalami krisis kepercayaan pada semua orang, misalnya. Kita tak perlu tersingung dan merasa dicurigai olehnya, karena orang tersebut memang memiliki masalah dengan kepercayaan terhadap semua orang. Ini bukan tentang diri kita secara personal, tak perlu diambil hati. Cuek saja, bodo amat.
3. Justru membuat kita tahu "luka" mana yang belum sembuh
Ketika kita masih memberikan reaksi yang berlebihan saat mendengar orang lain membicarakan kita, itu artinya ada masih keraguan dalam diri kita. Kita merasa apa yang dibicarakan orang lain tersebut merupakan suatu kelemahan atau kekurangan kita atau bahkan merupakan sebuah masalah bagi kita. Jadi, ketika ada orang lain yang berkomentar, kemudian kita langsung merasa tersinggung dengan ucapannya, hal tersebut merupakan refleksi dalam diri kita.
Berarti selama ini kita merasa insecure tentang hal yang dikomentari orang tersebut. Hal ini seharusnya membuat kita bersyukur, karena kita jadi tahu mana bagian dari diri kita yang harus segera kita perbaiki agar tidak timbul reaksi yang tidak kita inginkan dikemudian hari.
Yang tidak kalah penting, dan harus kita sadari bahwa bagaimana cara kita menanggapi sesuatu yang menjadi pemicu emosi kita adalah cerminan dari apa yang terjadi dalam diri kita. Semoga bermanfaat.
Baca Juga
-
4 Bank yang Menawarkan Keuntungan dengan Produk Paylater
-
7 Pelajaran Berharga untuk Hindari Jeratan Pinjol, Belajar dari Kasus Bedu
-
8 Cara Menghindari Penghapusan Akun Gmail oleh Google
-
Ulasan Buku Effortless, Karena Tak Semua Harus Sesulit Itu: Tetap Produktif Tanpa Stres
-
Trik Jitu Mahasiswa: Kuasai Statistik dengan 6 Metode Efektif!
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku Susah Payah Mati di Malam Hari Susah Payah Hidup di Siang Hari, Tolak Romantisasi Hujan dan Senja
-
Harapan Hidup Indonesia Vs Singapura: Beda 13 Tahun, Apa Penyebabnya?
-
Warga Bisa Cek Udara Jakarta, Pemprov Sediakan Data Real-Time dari 31 Stasiun Pemantau
-
Rahasia Kebahagiaan dalam Buku 'Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan'
-
Dampak Buruk Kehilangan Motivasi Dalam Hidup
Lifestyle
-
3 Exfoliating Toner Mengandung Salicylic Acid, Ampuh Hempaskan Bruntusan
-
Prediksi Trend Fashion 2025: Angkat Isu Lingkungan, Gender hingga Teknologi
-
3 Pelembab Panthenol untuk Redness dengan Harga Terjangkau, Cuma Rp48 Ribu
-
Rentan Harapan Palsu, Mengapa Praktik Ghosting Marak di Aplikasi Kencan?
-
Tampil Elegan dan Chic, Yuk Sontek 4 Gaya Mid-Formal ala Honey Lee!
Terkini
-
Strategi Mengelola Waktu Bermain Gadget Anak sebagai Kunci Kesehatan Mental
-
Cetak 2 Gol, Bukti "Anak Emas" Tak Sekadar Julukan bagi Marselino Ferdinan
-
Nissa Sabyan dan Ayus Resmi Menikah Sejak Juli 2024, Mahar Emas 3 Gram dan Uang 200 Ribu
-
Ulasan Buku Sabar, Syukur, dan Ikhlas: Kunci Sukses Bahagia Dunia Akhirat
-
Spoiler! Hunter X Hunter Chapter 403: Balsamilco vs Pangeran Halkenburg