Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Aditya Prayogi
Ilustrasi bersama (Pexels/Kampus Production)

Kombinasi antara karier yang sukses, keluarga yang penuh kasih sayang, dan jaringan sosial yang kuat mungkin tampak seperti resep kehidupan yang sempurna. Namun, bahkan mereka yang dapat mencentang setiap achievement tersebut mungkin merasa ada sesuatu yang hilang dan “sesuatu” itu adalah makna atau tujuan hidup.

Bicara soal menemukan makna atau tujuan hidup, orang-orang menganggapnya sekadar klise atau mimpi yang tidak akan pernah terpenuhi, padahal ini sebenarnya adalah alat yang membantu seseorang menjalani kehidupan yang lebih baik, bahagia, dan sehat. 

Dilansir dari verywell mind, sebuah studi 2010 yang diterbitkan dalam Applied Psychology 2 menemukan bahwa individu dengan tingkat kesejahteraan atau eudemonic yang tinggi— katakanlah, memiliki kendali penuh atas tujuan bersama dan adanya perasaan ingin melakukan hal yang bermanfaat bagi sesama —cenderung hidup lebih lama.

Lantas, apa sajakah hal yang dapat dilakukan untuk menemukan makna hidup, berikut adalah pemaparannya!

1. Ikut kegiatan sukarelawan

Ilustrasi sukarelawan (Pexels/RODNAE Productions)

Jika ada suatu kegiatan yang dapat membantumu dalam menemukan makna hidup, maka hal itu adalah menjadi seorang sukarelawan.

Sukarelawan adalah perilaku altruistik seseorang di mana mereka mengorbankan segenap waktu, dana, dan bakat mereka hanya untuk menolong orang lain yang sedang membutuhkan secara ikhlas, baik itu penggalangan amal ataupun program donor darah.

Alhasil, perilaku altruistik ini tidak hanya sekadar mendatangkan kebahagiaan bagi orang lain, namun juga dapat memaknai hidup

Dilansir dari greatergood, kebermaknaan hidup berasal dari hal-hal atau kontribusi yang kamu berikan kepada orang lain, sementara kebahagiaan berasal dari hal yang mereka berikan padamu. Dua-duanya saling sejalan. 

Nah dengan ikut kegiatan ini, kamu akan mendapatkan sejumlah manfaat seperti pertemanan dan koneksi. Selain itu, kamu dapat memupuk rasa kepedulian terhadap orang lain. 

2. Jauhi lingkungan toksik

Ilustrasi menjauh (Pexels/Karabo Lengwadi)

Apabila dirimu dikelilingi oleh orang-orang yang sayang padamu dan berkontribusi dalam melakukan hal-hal positif akan memudahkan langkahmu dalam memaknai hidup, kamu bisa bertransformasi menjadi pribadi yang cerdas dan mudah berempati kepada orang lain.

Selain itu, lingkungan positif jelas akan memyumbang keberhasilan karier dan hubunganmu di masa depan. Di sisi lain, berbaur dengan lingkungan negatif atau toksik akan mengubah kepribadianmu menjadi seseorang yang kurang rasa percaya diri dan berpotensi membuatmu sulit berkembang.

Orang-orang berikut ini dapat kamu ditandai sebagai red flag relationship, bila mereka suka bersikap manipulatif, senggol-menyenggol, dan menjatuhkan orang lain demi mendapatkan yang mereka inginkan. 

3. Mendengarkan feedback dari orang lain

Ilustrasi bekerja (Pixabay/RonaldCondaga)

Banyak hal yang membuat kita bisa belajar apapun untuk mengembangkan dan memperbaiki diri secara terus menerus, termasuk menerima feedback atau umpan balik dari orang lain. Feedback tak melulu soal hal-hal baik yang dilontarkan seseorang, juga meliputi kritikan dan hal negatif lainnya. 

Tinggal dirimu saja yang mesti pandai menyikapinya, apabila kamu menyikapinya dengan rendah hati dan mau mengevaluasi diri, maka dipastikan dirimu akan berkembang dengan pesat menjadi pribadi yang baik.

4. Berkawan dengan siapa pun

Ilustrasi kerja sama (Pexels/fauxels)

Kini media sosial sudah merajai internet, kamu dapat menemukan dan berkenalan dengan orang-orang baru di belah dunia manapun lewat single click on screens. Kamu tidak hanya dapat keuntungan berupa hubungan pertemanan, melainkan juga bisa saling berbagi ketertarikan, hobbi, dan kebiasaan. 

Dengan demikian, kamu bisa saja menemukan aktivitas atau tantang baru untuk mengeksplorasi atau menjelajah tempat-tempat berbeda. Siapa tahu dari aktivitas tersebut kamu dapat menemukan kunci dalam memaknai hidup.

Seperti kisah Bung dari “Arah Langkah”yang berhasil memaknai hidup. Dia berkenalan dengan orang baru setiap daerah dan saling berbagi pengetahuan, wawasan, dan kepedulian sembari menjelajahi Indonesia. 

Aditya Prayogi