Scroll untuk membaca artikel
Candra Kartiko | Anisa Rachma Agustina
Ilustrasi Bullying (Pexels/RODNAE Productions)

Bullying adalah salah satu hal tidak terpuji yang sering terjadi dan menimpa anak. Awalnya para pelaku bullying menganggap bahwa perilaku tersebut hanya sekedar bahan bercanda atau menambah keakraban. Tanpa disadari tindakan bullying dapat mencederai mental anak. Salah satu tempat yang sering menjadi objek bullying adalah sekolah. Tempat yang seharusnya menjadi tempat ternyaman anak belajar ini, justru dijadikan ajang bully satu sama lain.

Pemberian nasihat sangat penting untuk memutus mata rantai bullying yang ada. Hal ini dilakukan supaya anak nyaman dalam proses pembelajaran. Anak bisa merasa tenang belajar, tanpa ada gangguan baik berupa cibiran maupun perbuatan fisik. Sebagai orang terdekat anak seharusnya kita senantiasa menjaga kesehatan tubuh maupun mental anak. Salah satunya adalah ikut memutus mata rantai bullying yang mereka alami. Dalam artikel ini kami akan membahas mengenai 5 bahaya bullying. Hal ini dapat dijadikan referensi oleh para orang tua, supaya tidak menganggap remeh perilaku bullying pada anak.

Berikut 5 bahaya bullying:

1. Mental dan Psikologis Anak Terganggu

Bahaya yang pertama bersangkutan dengan mental dan psikologis anak. Anak yang sering mendapat perlakuan bullying akan terganggu mental dan psikologisnya. Bahkan beberapa orang tua membutuhkan bantuan psikolog untuk menyembuhkan mental anak setelah proses pembulian.

2. Anak Tidak Nyaman Berada di Lingkungan Sekolah

Bahaya yang kedua adalah anak akan mulai menghindari tempat yang menjadikannya dibully. Misalnya ia sering dibully di sekolah maka ia akan enggan dan merasa tidak nyaman berada di sekolah. Baginya tempat tersebut adalah tempat yang menyeramkan dan tidak ingin berlama-lama disana.

3. Trauma Berkepanjangan

Bahaya ketiga adalah anak akan trauma dengan segala jenis pembullyan yang ia alami. Bahkan dalam beberapa kasus trauma ini bisa dibawa hingga ia dewasa. Beberapa orang mengaku mengalami trauma hingga dewasa padahal pembullyan itu dilaksanakan saat ia masih kecil.

4. Anak Menjadi Minder

Bahaya yang keempat adalah anak menjadi minder. Salah satu bahan bullyan yang sering terjadi adalah karena ketidaksempurnaan fisik. Misalnya rambut keriting, gendut, kurus, kepala besar, atau beberapa bentuk bagian tubuh yang dianggap tidak sesuai. Apabila setiap hari dibully dengan hal-hal demikian. Maka anak akan minder dengan dirinya sendiri. Ia akan merasa minder dan tidak percaya diri. 

5. Merasa Tidak Dihargai

Bahaya yang terakhir adalah anak yang sering menjadi korban bullying akan merasa bahwa dirinya tidak berharga. Setiap hari hanya menjadi bahan ceng-cengan teman-temannya. Ia merasa tidak dihargai oleh rekan-rekannya sendiri.

Itu merupakan 5 bahaya bullying yang akan terjadi. Tugas kita sebagai guru dan orang tua adalah memutus mata rantai bullying dan menjaga kesehatan mental anak.

Anisa Rachma Agustina