Hidup itu tak selamanya enak. Pasti ada kalanya kita sedih dan kecewa. Apalagi kalau ada hal buruk terjadi atau digantung oleh keputusan yang tak pasti. Lalu bagaimana kita menata ulang pikiran dan menghadapi kenyataan pahit seperti itu?
Penulis merangkum beberapa tips yang terinspirasi dari buku 'Filosofi Teras' karya Henry Manampiring, 'Loving the Wounded Soul' karya Regis Machdy, 'Meditasi' karya Marcus Aurelius dan dari pengalaman hidup penulis sendiri. Mari disimak!
1. Berpikir Realistis
Jangan terlalu banyak berpikir positif. Jika nantinya hal buruk yang terjadi, kamu akan kecewa berujung depresi. Karena itu berpikir positif bisa menipu. Lebih baik pikirkan hal buruk dan cara mengatasinya. Maka kamu lebih siap, tanggap dan realistis dalam ketidakpastian.
2. Hidup Selaras dengan Alam
Jika sesuatu buruk terjadi, sebaiknya terima, tidak usah menggerutu sepanjang waktu dan melawan kehendak alam. Pikirkan langkah selanjutnya yang kita dapat lakukan dan kembali ke alam. Alam bisa jadi penyembuh kesedihan kita. Regis Machdy mengenalkan metode grounding. Dengan pergi ke alam terbuka, rasakan hembusan angin, tekstur tanah, daun-daun pohon, aroma sedap dan lain-lain. Maka kita akan lebih mindful dan merasakan indahnya waktu saat ini.
3. Dikotomi Kendali
Dikotomi kendali adalah cara kita membedakan apa yang ada di bawah kendali kita dan di luar kendali kita. Kita dapat mengupayakan usaha kita dalam banyak hal seperti bisnis, pendidikan, perlombaan atau dalam hubungan. Tapi hasilnya dan opini orang lain terhadap upaya kita di luar kendali kita. Jadi ubah apa yang bisa kita ubah dan terima apa yang kita tidak bisa ubah. Hidup tidak berjalan sesuai kemauan kita tapi berjalan sebagaimana mestinya.
4. Ubah Cara Pandang
Ketika hal buruk terjadi atau sesuatu yang tidak jelas terjadi, pasti kita berpikir, "Kenapa hal ini terjadi padaku?", "Dunia tidak berpihak padaku", "Apa salahku?" dan pikiran buruk lainnya. Ubah cara pandang dan berpikirlah "Semua ini terbaik untukku dari Tuhan" dan "Ada rencana lain Tuhan untuk perjalananku yang baru" dan "Ini membantuku bertumbuh". Rasakan semua emosi negatif yang ada, jangan dipendam. Kita boleh sedih tapi harus lanjutkan hidup dan ambil keputusan.
5. Tidak Ada yang Abadi
Hidup itu seperti lingkaran. Saat kita sedih dan mendapat cobaan perlahan cahaya datang, kita dapat anugerah dan bahagia. Lalu cobaan datang kembali hingga terselesaikan, kita senang lagi. Jadi kita berjalan dari satu titik ke titik lainnya. Kembali ke titik awal lalu titik satunya lagi. Tidak ada hal menyedihkan yang abadi dan tidak ada hal menyenangkan yang abadi juga. Semuanya sementara seperti hidup kita di dunia.
Hidup kita baik senang maupun susah dan baik manis maupun pahit itu sangat berarti. Setiap anugerah dan kebahagiaan adalah hasil indah yang pantas kita dapat. Begitu juga kepahitan dan kemalangan membuat kita kuat dan bertumbuh. Semuanya membawa warna dalam hidup yang kita patut dinikmati bersama.
Baca Juga
-
4 Manfaat Thrifting atau Belanja Baju Bekas Bermerk
-
Simak 3 Tips Menghindari Misinformasi di Media Digital
-
Ulasan Kumcer Semua untuk Hindia: Kisah Heroik nan Dramatik Masa Kolonial
-
6 Pesan dari Buku Filosofi Teras untuk Anak Muda yang Suka Cemas dan Baper
-
Ulasan Kisah 1001 Malam National Geographic: Cerita Magis Pengantar Tidur
Artikel Terkait
-
Rahasia Parkir Mobil Matic yang Jarang Diketahui, Jangan Sampai Salah Posisi
-
Pilihan Hemat nan Bijak! 4 Jenis Barang yang Aman Dibeli Preloved
-
Stop Abaikan si Kecil, Kenali Penyebab Pentil Ban Motor Harus Segera Diganti
-
Tips Bangun Pagi Tanpa Perlu Alarm
-
Pagar Rumah Seret saat Dibuka, Begini Cara Memperbaikinya
Lifestyle
-
3 Serum Korea Berbahan Utama Lendir Siput, Ampuh Perbaiki Skin Barrier!
-
3 Rekomendasi Produk Ampoule untuk Atasi Jerawat dan Kerutan, Auto Glowing!
-
Mau Tampil Classy? Intip 4 Padu Padan Outfit Minimalis ala Yoo Yeon-seok
-
3 Facial Wash dengan Kandungan Aloe Vera Terbaik, Cocok untuk Kulit Kering!
-
3 Varian Serum dari COSRX Ampuh Kecilkan Pori-Pori dan Hidrasi Kulit Kering
Terkini
-
BI Bekali 500 Mahasiswa Jabar Sertifikasi BNSP, Siap Bersaing di Dunia Kerja
-
Statistik Apik Gustavo Souza, Juru Gedor Baru PSIS Semarang Asal El Savador
-
Sentuhan Guru Tak Tergantikan, Mengapa Literasi Penting di Era AI?
-
Fadli Zon Resmikan Museum Kujang, Targetkan Indonesia Pusat Kebudayaan Dunia
-
Gantikan Kim Nam Gil, Ini Alasan Kim Moo Yeol Bintangi Drama Korea Get Schooled