Scroll untuk membaca artikel
Candra Kartiko | Pramudita Kurnia
Ilustrasi Orang Sedih (Pexels.com)

Hidup itu tak selamanya enak. Pasti ada kalanya kita sedih dan kecewa. Apalagi kalau ada hal buruk terjadi atau digantung oleh keputusan yang tak pasti. Lalu bagaimana kita menata ulang pikiran dan menghadapi kenyataan pahit seperti itu?

Penulis merangkum beberapa tips yang terinspirasi dari buku 'Filosofi Teras' karya Henry Manampiring, 'Loving the Wounded Soul' karya Regis Machdy, 'Meditasi' karya Marcus Aurelius dan dari pengalaman hidup penulis sendiri. Mari disimak!

1. Berpikir Realistis

Jangan terlalu banyak berpikir positif. Jika nantinya hal buruk yang terjadi, kamu akan kecewa berujung depresi. Karena itu berpikir positif bisa menipu. Lebih baik pikirkan hal buruk dan cara mengatasinya. Maka kamu lebih siap, tanggap dan realistis dalam ketidakpastian.

2. Hidup Selaras dengan Alam

Jika sesuatu buruk terjadi, sebaiknya terima, tidak usah menggerutu sepanjang waktu dan melawan kehendak alam. Pikirkan langkah selanjutnya yang kita dapat lakukan dan kembali ke alam. Alam bisa jadi penyembuh kesedihan kita. Regis Machdy mengenalkan metode grounding. Dengan pergi ke alam terbuka, rasakan hembusan angin, tekstur tanah, daun-daun pohon, aroma sedap dan lain-lain. Maka kita akan lebih mindful dan merasakan indahnya waktu saat ini.

3. Dikotomi Kendali

Dikotomi kendali adalah cara kita membedakan apa yang ada di bawah kendali kita dan di luar kendali kita. Kita dapat mengupayakan usaha kita dalam banyak hal seperti bisnis, pendidikan, perlombaan atau dalam hubungan. Tapi hasilnya dan opini orang lain terhadap upaya kita di luar kendali kita. Jadi ubah apa yang bisa kita ubah dan terima apa yang kita tidak bisa ubah. Hidup tidak berjalan sesuai kemauan kita tapi berjalan sebagaimana mestinya.

4. Ubah Cara Pandang

Ketika hal buruk terjadi atau sesuatu yang tidak jelas terjadi, pasti kita berpikir, "Kenapa hal ini terjadi padaku?", "Dunia tidak berpihak padaku", "Apa salahku?" dan pikiran buruk lainnya. Ubah cara pandang dan berpikirlah "Semua ini terbaik untukku dari Tuhan" dan "Ada rencana lain Tuhan untuk perjalananku yang baru" dan "Ini membantuku bertumbuh". Rasakan semua emosi negatif yang ada, jangan dipendam. Kita boleh sedih tapi harus lanjutkan hidup dan ambil keputusan.

5. Tidak Ada yang Abadi

Hidup itu seperti lingkaran. Saat kita sedih dan mendapat cobaan perlahan cahaya datang, kita dapat anugerah dan bahagia. Lalu cobaan datang kembali hingga terselesaikan, kita senang lagi. Jadi kita berjalan dari satu titik ke titik lainnya. Kembali ke titik awal lalu titik satunya lagi. Tidak ada hal menyedihkan yang abadi dan tidak ada hal menyenangkan yang abadi juga. Semuanya sementara seperti hidup kita di dunia.

Hidup kita baik senang maupun susah dan baik manis maupun pahit itu sangat berarti. Setiap anugerah dan kebahagiaan adalah hasil indah yang pantas kita dapat. Begitu juga kepahitan dan kemalangan membuat kita kuat dan bertumbuh. Semuanya membawa warna dalam hidup yang kita patut dinikmati bersama.

Pramudita Kurnia