Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Pramudita Kurnia
ilustrasi membaca (pixabay.com/ coyot)

Media digital terus berkembang, menggantikan TV dan koran yang kini dianggap sudah tradisional. Media digital oleh masyarakat dipakai untuk memenuhi kebutuhan informasinya. Praktis dan mudah tapi seperti pisau bermata dua. Sisi negatifnya ada misinformasi atau kesalahpahaman karena ketidaktahuan atau tanpa sengaja di media itu. Lalu apa yang harus kita lakukan supaya tidak terhindar dari semua itu?

Penulis telah merangkum tips yang terinspirasi dari seminar 'Asean Youth, Google and American Partner to Fight Back Against Misinformation' yang turut dihadiri dr. Cindy May Mcguire, Miss International Indonesia. Yuk mari disimak!

1. Berpikir Kritis

Memang susah melatih kemampuan berpikir kritis pada masyarakat yang latar pendidikan dan lingkungannya berbeda. Tapi kita bisa latih dengan tidak mudah percaya pada berita yang tidak jelas logika maupun asal usulnya. Di media sosial, jika mau posting sesuatu lebih baik dicerna dulu. Apa ini masuk akal? Karena kalau kita asal menyebar sesuatu yang tidak masuk akal sama saja menyebarkan virus kebohongan ke orang lain.

Efek selanjutnya malah jadi fitnah dan kekacauan. Contohnya jika ada sebaran link hadiah uang palsu. Lalu kamu sebar ke semua orang supaya mereka dapat hadiah uang jika menekan link ini. Malah yang terjadi nanti link itu menyerap data pribadi orang yang menekannya. Bayangkan berapa orang yang merugi dan kena getahnya! Lebih baik jangan langsung percaya berita bohong atau janji manis kuis fiktif. Jadi saring sebelum sharing ya.

2. Sumber yang dapat Dipercaya dan Ahli

WhatsApp adalah aplikasi chat yang sering dijadikan media untuk menyebar kabar bohong. Professor Rhenald Kasali pernah menjadi korban misinformasi di WhatsApp. Di berita sebaran WhatsApp ada tulisan diduga ditulis oleh dirinya menghujat Anies Baswedan.

Akhirnya Professor Rhenald Kasali membantah bahwa ia pernah menulis tulisan itu dan terbukti gaya penulisan itu berantakan seperti bukan ditulis akademisi. Tapi sayangnya tulisan yang diduga ditulisnya itu telah disebar dan mencoreng nama baiknya. Jadi hati-hati dengan sebaran berita aneh di WhatsApp. Karena biasanya sumber beritanya tidak jelas.

Selain WhatsApp, ada beberapa website yang tidak jelas kredibilitasnya. Patut kita hindari untuk dibuka dan dibaca. Pilih sumber yang terpercaya seperti suara.com yang memberitakan berita terkini dan terpercaya.

Jika kamu mau menggali lebih dalam kebenaran dan mempelajarinya. Kamu bisa buka berita atau jurnal dengan riset yang dibuat oleh para ahli. Kalau bahasa yang dipakai terlalu susah, kamu bisa beralih ke media dan sumber berita yang mengutip dan menjelaskan ulang berita atau jurnal itu dengan bahasa yang sederhana.

3. Berhati-hati pada Judul yang Aneh

Dulu ataupun saat ini kita sering menemukan berita sebaran dari WhatsApp yang berbunyi 'Jangan memakan durian dan kopi, kalau tidak Anda bisa mati', 'Jangan masak bumbu bubuk mie instan di penggorengan' dan 'Kanker disebabkan sabun cuci piring yang tersisa di piring dan tidak sengaja tertelan'.

Dari judul hingga isi beritanya saja aneh. Selain itu tidak masuk akal dan sulit dipercaya. Tapi berapa banyak orang yang percaya hingga kini? Mereka mudah percaya karena judul itu terkesan menakutkan. Harusnya kalau berita itu ditulis dengan logika yang berantakan, kita skip saja.

Dengan media digital kita memang lebih mudah mendapat informasi tapi kita harus lebih jeli memilah mana berita yang benar. Yuk mari kita jadi lebih bijak dalam membaca berita.

Pramudita Kurnia