Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Aditya Prayogi
Ilustrasi bertengkar (pexels/RODNAE Productions)

Pertengkaran memang suatu hal yang wajar dalam hubungan, tak terlepas dari pasangan yang telah melangkah ke jenjang yang lebih serius sekalipun. Namun, apa jadinya bila orang tua telah memiliki buah hati justru mempertontonkan selisih pendapat, percekcokan, hingga pertengkaran depan anak. Tandas saja akan mengakibatkan anak mengalami dampak serius terhadap tumbuh-kembangnya. 

Lalu, apa saja dampak buruk dari mempertontonkan pertengkaran depan anak. Dirangkum dari verywell mind dan artikel lainnya, berikut adalah pemaparannya!

1. Menurunkan kemampuan kognitif anak

ilustrasi nangis (pexels/pixabay)

Sebuah studi tahun 2013 yang diterbitkan di Child Development menemukan bahwa stres yang terkait dengan tinggal di rumah bersama orang tua yang penuh konflik dapat mengganggu kinerja kognitif anak. Secara definisi, kemampuan kognitif adalah bentuk perkembangan yang merujuk pada suatu kemampuan dalam memperoleh pengetahuan dan informasi tertentu. Para peneliti menemukan bahwa ketika orang tua sering mempertontonkan bertengkar, anak-anak akan lebih sulit mengatur perhatian dan emosi mereka.

Kemampuan mereka untuk memecahkan masalah dengan cepat dan kelihaian melihat pola dalam informasi baru akan sedemikian terganggu. Sementara itu, penelitian lain menemukan bahwa hidup dalam keluarga penuh konflik akan meningkatkan kemungkinan mereka mendapatkan nilai yang buruk hingga putus sekolah. 

2. Anak cenderung berperilaku kasar

ilustrasi sedih (pexels/Alexander Dummer)

Orang tua yang mempertontonkan pertengkaran di depan anak, cenderung berperilaku negatif terhadap teman dan orang lain, pasalnya, saat anak menginjak usia belia mereka biasa menirukan perkataan dan tindakan orang tuanya. 

Anak-anak yang hidup di keluarga penuh konflik akan sedemikian kesulitan menjaga hubungan yang sehat dengan orang lain dan rentan mengidap trust issue atau kesulitan percaya terhadap orang lain saat beranjak dewasa kelak. 

3. Menurunkan self esteem anak

ilustrasi nangis (pexels/pixabay)

Ketika anak menyaksikan orang tuanya kerap bertengkar, anak cenderung merasakan perasaan bersalah, dihantui ketakutan, mudah tersinggung, dan insecure. Anak-anak umumnya tidak dapat memahami cara bereaksi terhadap situasi pertengkaran tersebut sehingga mereka seringkali menyalahkan diri. Dilansir dari health shot, menurut Parikh, pertengkaran dapat melukai harga diri anak, karena anak seolah berpikir bahwa dirinya adalah akar dari retaknya kebahagiaan kedua hubungan orang tuanya.

4. Menyebabkan anak mengalami gangguan kesehatan tubuh

ilustrasi sedih (pexels/Matheus Bertelli)

Anak seringkali merasakan kecemasan, depresi, dan tidak berdaya saat menyaksikan pertengkaran orang tuanya. Hal ini bisa saja menyebabkan anak mengalami masalah serius terhadap kesehatan tubuh, seperti eating disorder. Dilansir dari halodoc, eating disorder bukan sekedar gangguan makanan biasa, eating disorder adalah kondisi kesehatan mental yang kompleks dan seringkali membutuhkan intervensi dari ahli medis dan psikologis untuk membantu pengindapnya. Lebih lanjut, eating disorder disebabkan oleh tekanan dan masalah emosi serta psikologi seseorang. 

Tidak hanya eating disorder, anak juga rentan mengalami stres emosional, kecemasan, sakit kepala, dan alami masalah tidur di malam hari.

Itulah deretan dampak buruk bila mempertontonkan pertengkaran depan anak. Anak semestinya tidak menyeret dalam segala urusan orang dewasa, hal ini dapat membuat anak terluka secara fisik dan mental. 

Sumber:

https://www.verywellfamily.com/how-parents-fighting-affects-children-s-mental-health-4158375#toc-long-term-mental-health-effects

https://www.healthshots.com/mind/emotional-health/5-side-effects-of-fighting-parents-on-a-childs-mental-health/

https://www.halodoc.com/kesehatan/gangguan-makan

Aditya Prayogi