Mendampingi anak belajar menjadi salah satu upaya orang tua melaksanakan tanggung jawabnya dalam membimbing dan mendidik anak.
Tentunya, akan sangat baik apabila orang tua tidak serta-merta menyerahkan pendidikan akademis anak-anaknya pada sekolah, tapi juga turut menyokong mereka saat belajar di rumah.
Namun, seringkali kegiatan mendampingi anak belajar tidak berjalan dengan mulus, tapi justru malah membuat orang tua dan anak bersitegang. Ada beberapa alasan yang menyebabkan hal ini terjadi, di antaranya adalah:
1. Perbedaan cara
Ilmu pengetahuan merupakan hal yang terus berkembang. Dalam beberapa mata pelajaran, cara yang guru ajarkan kepada kita berbeda dengan cara yang orang tua dapatkan dari guru mereka dahulu. Perbedaan inilah yang pada akhirnya kerap menimbulkan perdebatan antara orang tua dan anak, sehingga keduanya bersitegang.
Misalnya saja, ketika anak mendapatkan tugas matematika dan orang tua membimbingnya ketika mengerjakan tugas tersebut. Tak jarang, cara yang orang tua ketahui dan kemudian diajarkan kepada anak tidak persis sama dengan cara yang anak dapatkan dari gurunya, meski sebetulnya cara dan hasil keduanya sama-sama benar.
Hal inilah yang dapat membuat kegiatan belajar berujung perdebatan atau perselisihan antara anak yang merasa cemas dan takut salah mengerjakan tugasnya dengan orang tua yang juga bersikeras bahwa apa yang diajarkan kepada anak sudah benar, meskipun berbeda dari cara yang diajarkan guru sang anak.
2. Kesulitan untuk memahami
Setiap anak tentunya memiliki daya tangkap yang berbeda-beda. Kemampuan anak untuk memahami suatu pelajaran juga tidaklah sama. Beberapa orang tua membutuhkan kesabaran yang ekstra dalam mendampingi anak belajar, terutama ketika anak kesulitan memahami pelajaran atau enggan belajar.
Anak yang dirasa sulit memahami pelajaran kerap kali membuat orang tua kehilangan kesabaran, hingga akhirnya marah dan bersitegang dengan anak, bahkan membuat keduanya menjadi stres. Walau tidak mudah, tapi jika orang tua mampu menemukan metode belajar yang tepat bagi anak, potensi untuk bersitegang dengan anak pastilah dapat diminimalisir.
Demikian dua alasan anak bersitegang dengan orang tua saat mendampinginya belajar. Semoga para ayah dan bunda senantiasa diberi kemudahan dalam membimbing anak-anak tercinta.
Tag
Baca Juga
-
Wajib Tahu! Ini 3 Alasan Pentingnya Riset bagi Penulis
-
Selamat! Go Ayano dan Yui Sakuma Umumkan Pernikahan Mereka
-
Selamat! Keita Machida Resmi Menikah dengan Aktris Korea-Jepang Hyunri
-
4 Manfaat Membuat Kerangka Karangan dalam Kegiatan Menulis
-
NiziU Nyanyikan Lagu Tema Film Animasi 'Doraemon: Nobita's Sky Utopia'
Artikel Terkait
-
Jika Terbukti Ridwan Kamil Ayah Biologisnya, Anak Lisa Mariana Bisa Dapat Jatah Warisan
-
Ucapan Karyawan Saat Dapat THR dari Anak-Anak Nikita Mirzani Disorot
-
Perjuangan Sarwendah Demi Anak: Tutup Telinga Soal Ruben Onsu Mualaf Hingga Bawa ke Psikolog
-
Detik-detik Anak 10 Tahun Diterkam Buaya di Depan Mata Keluarga
-
Lisa Mariana Makin Berani Umbar Foto Kehamilan Anak RK, Ekspresi Wajah Dipertanyakan: Katanya Stres?
Lifestyle
-
Aplikasi Kencan, Solusi Baru Gen Z Atasi Kesepian?
-
4 Moisturizer dengan Cooling Effect, Segarkan Wajah di Cuaca Panas!
-
Gaya Street Style ala Moon Sua Billlie, Ini 4 Ide OOTD yang Bisa Kamu Coba!
-
4 OOTD Minimalis ala Yerin GFRIEND, Cocok untuk Gaya Harian yang Effortless
-
Penalaran Kata 'Mundhut': Sama-sama Predikat Kalimat, tapi Dilarang Ambigu!
Terkini
-
Split Fiction Laris Manis, Tembus Satu Juta Kopi Hanya Dalam Dua Hari!
-
Terlalu Ringan, Jaksa Ajukan Banding Vonis Bintang Squid Game O Yeong-su
-
Tembus 1 Juta Penonton, 'Jumbo' Resmi Jadi Film Animasi Indonesia Terlaris
-
Sinopsis Generation to Generation, Drama Zhou Yi Ran dan Bao Shang En
-
Siap Lawan Kim Soo-hyun, Keluarga Klaim Kim Sae-ron Punya 5 HP dan 4 Laptop