Ada banyak pendekatan berbeda untuk mendisiplinkan anak. Pendekatan yang paling populer adalah pendekatan orang tua otoriter, yang mengharapkan anak-anak untuk mematuhi orangtuanya tanpa pertanyaan. Jika seorang anak gak patuh, orangtua otoriter dapat menggunakan hukuman fisik seperti memukul.
Pendekatan lainnya adalah pendekatan orang tua yang berwibawa (dan ini sangat disarankan), yang menetapkan batasan untuk anak-anak mereka tetapi juga menawarkan pilihan dan penjelasan mengapa mereka harus mengikuti aturan tersebut.
Gaya pengasuhan ini bergantung pada diskusi dan penalaran orangtua dengan anak, alih-alih menuntut kepatuhan secara mutlak.
Mengapa mendisiplinkan anak itu penting?
Mendisiplinkan anak dapat memiliki banyak manfaat. Hal ini mengajarkan anak-anak untuk bertanggung jawab dan mandiri, yang keduanya sangat penting untuk kesuksesan masa depan mereka.
Mendisiplinkan anak juga akan mengajarkan mereka pengendalian diri, yang merupakan keterampilan hidup penting untuk membantu mereka membuat keputusan lebih baik.
Meski begitu, mendisiplinkan anak juga memiliki beberapa kelemahan jika tidak dilakukan dengan benar. Misalnya saja, dapat menciptakan masalah emosional atau mental bagi anak, seperti depresi atau kecemasan.
Hal ini juga dapat menyebabkan masalah yang lebih serius dengan kekerasan dan kejahatan di masa depan jika tidak dilakukan dengan benar. Misalnya, anak jadi pemberontak dan nakal.
Bagaimana cara mendisiplinkan anak dengan efektif?
Di antara tujuan disiplin, adalah untuk membantu anak-anak mempelajari aturan dan norma masyarakat. Dengan begitu, ia mampu menjadi pribadi yang bebas tapi tetap bertanggung jawab.
Orangtua harus menggunakan gaya pengasuhan positif untuk mendisiplinkan anak-anak mereka. Yang dimaksud dengan pola asuh positif melibatkan penghargaan dan pujian untuk mendorong perilaku yang baik.
Meski begitu, cara ini juga tetap menggunakan konsekuensi dan hukuman sebagai cara untuk memperbaiki perilaku buruk, sehingga anak bisa tahu mana yang benar dan mana yang salah.
Orangtua harus menyadari bahwa anak-anak belajar dari apa yang orangtuanya lakukan dan katakan. Maka dari itu, sebagai orangtua harus memastikan untuk mendisiplinkan anak dengan cara yang tidak kasar sehingga nanti ketika sudah dewasa bisa menerapkan pola asuh yang sama.
Nah, semoga penjabaran tadi bisa membantumu sebagai orangtua untuk dapat mendisiplinkan anak tanpa mengganggu mentalnya, ya!
Baca Juga
-
Episode 2 'Love Your Enemy': Rating Melonjak, Cinta & Rivalitas Makin Seru!
-
Anak Sering Berbohong? 4 Hal yang Bisa Orangtua Lakukan untuk Mengatasinya
-
4 Alasan Komunikasi yang Efektif di Tempat Kerja Sangat Penting
-
4 Jenis Makanan Terbaik untuk Program Hamil, Perhatikan Kata Pakar!
-
4 Kualitas Ini Sering Dimiliki oleh Mereka yang Jago Jualan, Pelajari!
Artikel Terkait
-
Tega! Seorang Kakek di Sukabumi Cabuli Siswi SD
-
Pencarian Anak SD yang Hanyut di Cisaat Sukabumi Akan Terus Dilanjutkan
-
Biadab! Seorang Ayah di Karawang Cabuli Putri Kandung Hingga Melahirkan Anak
-
Kata Warga soal Pelaku Asusila Terhadap Bocah di Kalideres, Ini Faktanya
-
Dukung Anak Gali Potensi Maksimal, Ini Tips dari Zaskia Adya Mecca
Lifestyle
-
Cantik Nggak Harus Mahal, Inilah 5 Tips Tampil Alami dan Tetap Glowing
-
4 Rekomendasi Tablet Layar 12 Inci Paling Worth It untuk Kerja Harian, Produktivitas Naik 10 Kali
-
Vivo X200T Siap Meluncur Awal Tahun 2026, Ukuran Compact dan Performa Kencang
-
Ketika Meme Menjadi Senjata Bullying Digital: Batas Antara Lucu dan Melukai
-
4 Rekomendasi HP Terbaik 2025 dengan Harga Rp 2 Jutaan, Chipset Kencang dan Baterai Awet
Terkini
-
CERPEN: Liak
-
Mental Baja, Asnawi Mangkualam Sentil Federasi: Harusnya Lindungi Tim Kami
-
5 Rekomendasi Drama China Zhao Yaoke, Mantan Member KOGIRLS
-
Punya Mata Batin, Sara Wijayanto Akui Belajar dari Makhluk Tak Kasat Mata
-
Niatnya Bikin Konten Nakal di Bali, Bintang OnlyFans Ini Malah Berakhir Didenda dan Dideportasi