Dalam soal pinjam-meminjam tentu ada tata krama yang perlu untuk diperhatikan. Bukan hanya pinjam uang atau barang berharga lainnya, tetapi hal yang kecil pun juga patut diperhatikan. Kadang kala kalau dalam perkumpulan pinjam-meminjam justru hanya menjadi hal sepele saja, misalnya meminjam sandal dan helm yang kerap diabaikan tata krama.
Pada kondisi ini, biasanya kalau ingin meminjam justru tidak bilang-bilang dan langsung memakai saja, sebenarnya tidak apa-apa bangat sih kalau pemiliknya juga tidak membutuhkan. Tetapi kalau tidak kan jadi repot urusannya.
Kebiasaan yang kerap dilupakan seperti inilah patut untuk diperhatikan supaya tidak melulu terulang, meskipun berada dalam perkumpulan dan sangat dekat dengan teman-teman yang ada di dalamnya, tetapi tetap perlu untuk selalu memberitahukan kepada pemilik sebelum memakai barangnya. Karena jangan sampai barang tersebut yang kamu pakai, malah sang pemiliki sendiri juga mau pakai namun tidak melihat dan tidak tahu kemana barangnya itu, jelas itu bisa saja merepotkan sendiri bagi pemilik barang.
Dengan begitu, dari banyaknya kebiasaan buruk yang kecil dilupakan, berikut disadur tiga kebiasaan kecil dalam soal pinjam-meminjam yang kerap dilupakan.
1. Pinjam charger HP tanpa bilang-bilang
Sebenarnya meminjam charger HP bukan hal asing terjadi dalam setiap perkumpulan, bisa saja langsung memakai charger tersebut tanpa memberitahukan sang pemilik terlebih dahulu. Sebenarnya tidak masalah selama sang pemilik tidak sementara menggunakannya. Namun yang biasa juga terjadi kalau charger tersebut malah di bawa pergi tanpa memberitahukan kepada sang pemilik. Bisa saja ini terjadi karena sudah menganggap terlalu dekat dengan pemilik charger dan menganggap itu tidak ada yang keliru.
Tetapi betapa tidak enaknya jika kita yang jadi pemilik charger tersebut tiba-tiba tidak melihat charger kita sendiri, apalagi kalau charger tersebut segera kita juga gunakan. Bayangkan saja kalau HP sudah mau lobet lantas tidak ada charger yang bisa digunakan, selain bisa menyebabkan HP sakaratulmaut daya pengisian tentu dalam pikiran pun bisa dihantui bahwa charger tersebut telah hilang.
2. Pinjam sandal
Kalau masalah ini tentu tak ditanya lagi, dengan santainya memakai sandal tanpa bilang-bilang kerap ditemui dalam perkumpulan. sandal memang kadang menjadi barang yang notabene (dalam tanda kutip) komunis (artinya setiap orang berhak memakainya walau bukan sang pemilik sendiri di dalam perkumpulan). Kadang juga kalau sandal sudah terlanjur dipakai oleh orang lain maka sulit untuk kembali lagi. Kondisi itu memang selalu disepelekan dan dianggap bukan pelanggaran sosial, sandal seakan sudah menjadi milik bersama dalam khazanah kumpul-berkumpul.
3. Pinjam helm
Pinjam helm juga bisa menjadi perkara menyebalkan kalau tidak bilang-bilang kepada sang pemilik. Bayangkan saja ketika kita ingin keluar dengan naik motor, lantas tidak ada helm alias di bawa oleh orang lain tanpa bilang-bilang, maka jelas rasa sebal akan timbul. Mengapa tidak? Karena helm menjadi salah satu syarat bisa bebas berkendara kalau berada di perkotaan, selain untuk menghindari bisa ditilang oleh polisi juga memang berguna sebagai pelindung dari panas matahari.
Ada saja karakter orang dan menganggap enteng langsung memakai helm tanpa memberitahukan kepada sang pemilik terlebih dahulu. Meskipun tujuan memakai helm tersebut tidak lama, tetapi tetap perlu untuk memberitahukan kepada sang pemiliknya sendiri. Karena jangan sampai sang pemilik helm juga tiba-tiba ada keperluan mendadak untuk keluar yang memang mengharuskan memakai helm.
Nah, itulah kebiasaan kecil dalam perkaran pinjam-meminjam yang kerap disepelekan. Dalam perkumpulan yang sudah menganggap semua teman manjadi bagian dari perkumpulan tersebut sering kali melalaikan hal pinjam-meminjam seperti di atas. Seakan tidak ada lagi etika untuk memberitahukan terlebih dahulu kepada sang pemilik barang sebelum digunakan barangnya. Dengan alasan karena sudah dekat, sehingga tidak lagi menerapkan budaya pinjam terlebih dahulu.
Sebenarnya tidaklah masalah amat kalau langsung memakai barang tersebut, tetapi perlu juga mengetahui kondisi dan seharusnya memang perlu memberitahukan sebelum meminjam barang teman walau sudah dekat Kalau memang orangnya ada di tempat, kan tidak susah bilang pinjam kalau memang ada orangnya, kecuali kalau memang tidak ada orangnya di tempat, mau diapa?
Tag
Baca Juga
-
Estafet Jokowi ke Prabowo, Bisakah Menciptakan Rekrutmen Kerja yang Adil?
-
6 Alasan Kenapa Banyak Orang Lebih Memilih WhatsApp Dibanding yang Lain
-
6 Pengaturan di Windows yang Dapat Memaksimalkan Masa Pakai Baterai Laptop
-
7 Fitur Keamanan Android yang Bisa Lindungi Data Pribadi Kamu
-
4 Trik Tingkatkan Kualitas Audio di Laptop Windows
Artikel Terkait
-
Helm Full Face Dilarang Dipakai saat Naik Motor? Ini Alasannya
-
Uniknya Sandal Mahal Rafathar saat Main Bola Lawan Nathan Tjoe-A-On di Andara, Kanan-Kiri Beda Warna
-
Setahun Hadir di Indonesia, SMK Helmet Tipe Modular Ternyata Paling Diminati Para Bikers
-
Ulasan Buku 7 Kebiasaan Orang yang Nyebelin Banget Karya Henry Manampiring
-
Syahrini Pamer Sandal Rp58 Juta, Modelnya Bikin Netizen Syok: Harganya Seaneh Bentuknya
Lifestyle
-
3 Produk The Originote Ukuran Jumbo, Ada Micellar Water dan Sunscreen Spray
-
Viral Earbuds Berdarah, Ini Batas Aman Volume untuk Mendengarkan Musik
-
4 Gaya Fashion Youthful ala Kim Hye-jun yang Ideal untuk Acara Mid-Forma
-
3 Rekomendasi Serum yang Mengandung Buah Nanas, Ampuh Cerahkan Kulit Kusam
-
4 Rekomendasi OOTD Kasual Ryu Hye Young, Bikin Tampil Lebih Trendy Saat Hangout
Terkini
-
Raih Piala di MAMA Awards 2024, Pidato RIIZE Bikin Nangis Penggemar
-
Tren Childfree di Indonesia Melonjak, Sejauh Mana Negara Hadir?
-
Gagal Ikuti Tim Putra, Timnas Futsal Putri Raih Juara ke-3 di Ajang AFF Cup
-
Berani Menceritakan Kembali Hasil Bacaan dalam Buku Festival Buku Favorit
-
Ulasan Buku Apakah Aku yang Biasa-Biasa Ini Bisa Berbuat Hebat Karya Miftahuddin