Pembangunan masih belum sepenuhnya merata. Hal ini menyebabkan ada daerah yang tumbuh menjadi perkotaan dan masih ada daerah yang masih bisa kita sebut sebagai pedesaan. Hal ini terjadi karena perbedaan masifnya pembangunan. Jika pembangunan masif dilakukan di suatu daerah maka daerah tersebut lama-lama akan menjadi kota besar.
Perbedaan antara kota dan desa juga dirasakan oleh orang yang tinggal atau menetap di daerah tersebut. Tinggal di kota tentu berbeda dengan tinggal di desa. Baik kota maupun desa, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Hal ini bisa kita sesuaikan dengan keinginan kita.
Ada orang yang lebih cocok dan betah tinggal di kota. Namun ada pula yang lebih senang tinggal di pedesaan. Hal ini karena tinggal di kota memiliki beberapa kerugian yang mungkin membuat banyak orang tidak betah.
Berikut ini adalah 5 kerugian jika kita tinggal di kota.
1. Semua Serba Bayar
Saat tinggal di kota, semuanya serba membutuhkan uang. Bahkan untuk buang air kecil saja bayar, begitu juga parkir, dan berbagai urusan lainnya mulai dari yang sepele sampai yang penting. Berbeda jika tinggal di desa, beberapa hal mungkin bisa kita dapat dengan cuma-cuma atau lebih murah. Misalnya bahan makanan yang bisa kita tanam sendiri karena masih banyak lahan kosong. Hal ini tentu membuat biaya hidup dan pengeluaran di kota jadi lebih besar dibanding di desa.
2. Udara Kotor dan Panas
Masifnya pembangunan tidak hanya membawa dampak positif, namun juga dampak negatif. Salah satunya adalah pada kebersihan udara. Udara yang ada di kota umumnya lebih kotor karena sudah terkena banyak polusi mulai dari asap kendaraan, asap pabrik, dan lain sebagainya. Selain itu karena sedikitnya pepohonan di kota membuat panas lebih terasa.
3. Bising
Populasi di kota jauh lebih padat dibanding di desa. Maka aktivitas juga lebih intens dilakukan. Hal ini membuat suasana di kota lebih bising karena banyak polusi suara. Mulai dari suara orang, kendaraan, dan lain sebagainya. Berbeda dengan suasana di desa yang cenderung tenang.
4. Macet
Karena banyaknya populasi manusia yang juga berpengaruh pada jumlah kendaraan yang lebih banyak, maka daerah perkotaan terkenal dengan macet. Hal ini tentu menjadi kerugian yang sangat terasa karena memakan waktu, biaya, dan tenaga yang lebih besar.
5. Kriminalitas Tinggi
Tingkar kriminalitas di daerah kota juga cenderung lebih tinggi dibanding di desa. Hal ini terjadi karena berbagai faktor. Salah satunya karena biaya hidup yang tinggi ditambah sulitnya mendapat pekerjaan. Akibatnya, banyak orang yang memilih jalan pintas dengan melakukan kejahatan. Selain itu, berbagai norma di masyarakat daerah perkotaan juga banyak yang tergerus.
Demikian 5 kerugian tinggal di perkotaan. Masih tertarik?
Video yang mungkin Anda suka
Baca Juga
-
Bapak Presiden, Buzzer adalah Musuh Besar Pendidikan Kita
-
Juara eAsian Cup, Berikut ini Profil 3 Pemain Timnas eFootball Indonesia
-
Cetak Sejarah, Indonesia Sukses Jadi Juara AFC eAsian Cup Qatar!
-
4 Tips Menghadapi Tahun Politik bagi Generasi Muda, Jangan Asal Ngikut!
-
Profil Evan Soumilena, Pemain Black Steel Papua yang Juga Seorang Polisi
Artikel Terkait
-
Satu Orang Tarik Pinjaman Rp330 Miliar dengan 279 KTP di Pinjol KoinWorks
-
Bikin Nagih, Sarapan Kaki Lima Mie Celor Nizam di Telanaipura Kota Jambi
-
Dana Pinjol KoinWorks Rp365 Miliar Dibawa Kabur Borrower, Investor Resah
-
Heboh! Ahli Pertambangan Bantah Kerugian Lingkungan Bisa Dipidana
-
Sadis! Bocah 10 Tahun Disetrum, Dicekoki Miras dan Dibanting di Pabrik Padi, 3 Tersangka Diringkus!
Lifestyle
-
3 Rekomendasi Oil Serum Lokal Ampuh Meredakan Jerawat, Tertarik Mencoba?
-
3 Cleanser Lokal Mengandung Chamomile, Cocok untuk Pemilik Kulit Sensitif
-
3 Produk The Originote Ukuran Jumbo, Ada Micellar Water dan Sunscreen Spray
-
Viral Earbuds Berdarah, Ini Batas Aman Volume untuk Mendengarkan Musik
-
4 Gaya Fashion Youthful ala Kim Hye-jun yang Ideal untuk Acara Mid-Forma
Terkini
-
Makna Perjuangan yang Tak Kenal Lelah di Lagu Baru Jin BTS 'Running Wild', Sudah Dengarkan?
-
Ulasan Buku 'Seni Berbicara Kepada Siapa Saja, Kapan Saja, di Mana Saja', Bagikan Tips Jago Berkomunikasi
-
Puncak FFI 2024: Jatuh Cinta Seperti di Film-Film Sapu Bersih 7 Piala Citra
-
Polemik Bansos dan Kepentingan Politik: Ketika Bantuan Jadi Alat Kampanye
-
Ditanya soal Peluang Bela Timnas Indonesia, Ini Kata Miliano Jonathans