Scroll untuk membaca artikel
Candra Kartiko | Alvi Nur Jannah
Ilustrasi remaja alami hikikomori (Freepik/Freepik)

Hikikomori merupakan sebuah istilah dari Jepang yang digunakan untuk menggambarkan kondisi seorang anak atau remaja yang mengurung atau mengisolasi diri secara ekstrem di rumahnya selama berbulan-bulan bahkan hingga tahunan untuk menghindari kontak sosial dengan orang lain. Selain anak-anak dan remaja, orang dewasa di Jepang juga rentan mengalami kondisi serupa.

Kondisi tersebut bukan seringkali dikaitkan dengan gangguan mental yang terjadi karena adanya perasaan frustasi, depresi, gangguan kecemasan, hingga masalah kepribadian. Hikikomori umumnya akan dialami oleh remaja yang sering mengalami tekanan dan kebimbangan dalam diri. Nah, untuk mencegah agar hikikomori tidak sampai dialami oleh orang yang kamu kenal, yuk coba simak ciri-ciri yang dialami remaja hikikomori berikut ini!

 1. Aktivitas remaja yang selalu berpusat di rumah

Ciri pertama seorang remaja yang mengalami hikikomori adalah selalu mengurung diri di rumah. Berbeda dengan remaja yang umumnya senang beraktivitas di luar rumah, bertemu teman-teman, pergi ke tempat-tempat wisata dan melakukan berbagai aktivitas lainnya. Remaja yang mengalami hikikomori hanya akan merasa tenang jika berada di dalam rumahnya dan tidak memiliki keinginan untuk melihat hal-hal yang ada di luar rumah.

 2. Tidak tertarik melakukan kontak sosial

Remaja yang mengalami hikikomori tidak tertarik untuk berkenalan atau berinteraksi dengan orang lain. Ia akan merasa cemas saat melakukannya. Bahkan, remaja yang mengalami hikikomori juga akan mulai menolak untuk berinteraksi dengan keluarganya yang tinggal serumah dengan dia.

3. Isolasi diri terjadi setidaknya enam bulan berturut-turut

Pada umumnya, remaja yang mengalami hikikomori akan menghabiskan seluruh waktunya di kamar. Dia akan melakukan aktivitas apapun seperti makan, membaca buku, bermain gadget atau laptop dengan di kamar saja sebagai bentuk pengisolasian diri dari dunia luar. Dan bisa dikatakan sebagai remaja hikikomori jika mereka melakukan hal tersebut selama enam bulan berturut-turut atau lebih.

 4. Tidak memiliki gangguan mental

Remaja hikikomori bukan merupakan orang dengan gangguan mental atau gangguan jiwa yang membuat mereka tidak sadar saat melakukan pengisolasian diri. Mereka melakukan hal tersebut secara sadar.

 5. Mengubah jam tidur

Seringkali, remaja hikikomori akan mengubah jam tidur mereka. Jika umumnya orang akan tidur pada malam hari dan beraktivitas pada pagi hari, hikikomori akan melakukan yang sebaliknya.

Ketika mengetahui anak, adik atau temanmu sering mengurung diri di kamar atau mengisolasi diri secara ekstrem, kamu harus segera menasehati mereka untuk melakukan konsultasi dengan profesional agar segera mendapatkan penangan yang tepat agar kondisi tersebut tidak berlangsung terus menerus dan semakin parah.

Video yang mungkin Anda suka

Alvi Nur Jannah