Anak bisa dengan mudah mengalami trauma. Hal ini karena perasaan anak yang sangat sensitif ditambah dengan daya ingatnya yang masih tajam. Apalagi mental anak belum cukup kuat dan belum melihat berbagai peristiwa. Maka jangan heran jika hal yang menurut orang dewasa biasa saja namun bisa membuat anak menjadi trauma.
Selain mudah mengalaminya, trauma pada anak juga bisa berdampak sangat buruk. Hal ini akan mempengaruhi tumbuh kembangnya. Karena anak masih dalam masa pertumbuhan yang mana membutuhkan support system yang baik agar bisa tumbuh dengan maksimal, baik secara fisik, mental, tingkah lakunya.
Dampak dari trauma yang dialami anak berbeda-beda. Hal ini tergantung pada dalamnya trauma yang dialami serta seberapa lama trauma itu dirasakan. Semakin dalam dan semakin lama trauma dirasakan, maka akan semakin besar dampaknya pada anak. Selain itu jika sudah lama dirasakan, maka akan lebih sulit untuk lepas atau dihilangkan.
Oleh sebab itu, kita harus segera menyadari jika anak mengalami trauma agar bisa segera melakukan tindakan. Berikut empat gejala trauma yang dialami oleh anak, seperti dirangkum dari halodoc.com.
1. Perubahan Perilaku
Anak yang mengalami trauma hampir bisa dipastikan akan mengalami perubahan perilaku. Misalnya yang tadinya riang dan ceria menjadi lebih banyak diam dan murung. Atau bahkan anak yang biasanya baik menjadi nakal dan suka ngamuk. Hal ini bisa terjadi karena gejolak batin yang dialami oleh anak tersebut.
2. Tidak Bisa Mengatur Emosi
Trauma pasti sangat berat dirasakan dalam batin anak-anak. Hal ini berpengaruh pada emosinya. Anak yang mengalami trauma cenderung tidak bisa mengatur emosi. Hal ini bisa membuat anak bisa menjadi tiba-tiba sedih, tiba-tiba marah, dan lain sebagainya. Seringkali perubahan emosinya terjadi secara tiba-tiba meskipun hanya disebabkan oleh hal yang sepele.
3. Banyak Diam
Anak yang trauma pasti mengalami gejolak batin, oleh sebab itu biasanya dia menjadi lebih banyak diam daripada biasanya. Hal ini juga karena rasa sedih, terpuruk, hingga takut yang mungkin dirasakan oleh anak tersebut. Untuk itu, kita perlu mengajak anak untuk kembali berbicara dan beraktifitas seperti biasanya.
4. Lebih Manja
Anak yang trauma juga bisa menjadi lebih manja pada orang-orang terdekatnya. Hal ini karena dia merasa tidak sanggup menjalaninya sendiri. Dia butuh orang-orang di sekitarnya untuk mendampinginya.
Demikian 4 gejala trauma yang dialami oleh anak. Semoga bisa bermanfaat!
Video yang Mungkin Anda Suka.
Baca Juga
-
Merenungkan Makna Hidup Melalui Novel Khutbah di Atas Bukit
-
Viral Isi Minyakita Hanya 750 ML, Bagaimana Hukumnya dalam Islam?
-
Mobil Terendam Banjir? Cegah Kerusakan dengan 5 Tips ini
-
Bapak Presiden, Buzzer adalah Musuh Besar Pendidikan Kita
-
Juara eAsian Cup, Berikut ini Profil 3 Pemain Timnas eFootball Indonesia
Artikel Terkait
-
Lisa Mariana Sebut Revelino Tuwasey Halusinasi saat Menyebut CA Anaknya: Dia Lagi di Penjara!
-
Kisah Para "Gladiator" Forex di Kalangan Anak Muda Indonesia
-
Dipenjara Gegara Narkoba, Zul Zivilia Bayar Sekolah Anak Pakai Royalti
-
Jalan-Jalan ke Bali, Baim Wong Wujudkan Mimpi Kenzo Bertemu Hewan Ini
-
Mengupas Fenomena Anak Skena, Sebuah Pencarian Identitas di Kaula Muda
Lifestyle
-
Nggak Monoton, Intip 4 OOTD Playful ala Yuqi i-dle Bikin Gaya Makin Fresh!
-
4 Gaya Kasual Anti-Boring ala Sowon GFRIEND, Cocok Buat Weekend Look!
-
5 Hairdo Simpel ala Irene Red Velvet yang Bikin Kamu Makin Anggun!
-
5 Pilihan Loafers yang Bikin OOTD Makin On Point, Cuma 100 Ribuan!
-
4 Inspirasi Outfit Harian ala Lee Jung Ha, Bikin Tampilan Makin Kece Setiap Hari
Terkini
-
Sinopsis Series I Love 'A Lot Of' You, Comeback Akting Nanon Korapat!
-
Terserah atau Pasrah? Raisa Tanyakan Nasib Hubungan Cinta di Lagu Terbaru
-
Meningkatkan Skor SINTA, Psikologi Universitas Jambi Gelar Workshop Khusus
-
AFF Womens Championship U-19 2025: Indonesia Tergabung di Grup Neraka
-
GEF SGP Gandeng Ghent University dalam Program Ketahanan Pangan dan Ekologi