Scroll untuk membaca artikel
Candra Kartiko | Priscilla Olga Salim
Ilustrasi pengerjaan skripsi (Pexels/tirachard)

Jenjang perkuliahan memang harus dituntaskan dengan titik akhir yang sangat ditakuti para mahasiswa, skripsi. Mendengarnya saja sudah bikin kejer. Padahal skripsi hanyalah satu tahap yang harus dilewati mahasiswa. Kenapa sih skripsi selalu dikonotasikan sebagai sumber stres mahasiswa tingkat akhir? 

Penyebab utama skripsi bisa bikin stres:

1. Tidak menguasai materi

Selama 7 semester berkuliah, tak sedikit materi yang telah kamu pelajari. Setidaknya ada 40-an mata kuliah yang harus kamu kuasai. Belum tentu kamu menguasai semua materinya, apalagi materi-materi tersebut akan diujikan saat skripsi. Tentu saja hal ini membuat tingkat stres menumpuk. Belum lagi saat dosen pembimbing menanyakan hal-hal dasar yang tidak kamu pahami. 

2. Dosen yang sulit dihubungi

Satu masalah yang ditemukan saat mendekati skripsi adalah dengan dosen pembimbing dan penguji. Terkadang mereka mempunyai kesibukan lain sehingga membuat kita sulit menghubungi. Jadinya skripsimu menjadi tertunda dan menambah beban pikiran. 

3. Ingin menghasilkan skripsi yang sempurna dengan nilai yang bagus

Cara mengatasi stres saat mengerjakan skripsi: 

1. Atur manajemen waktu dan jangan menunda-nunda pekerjaan

Di perkuliahan kamu juga akan disibukan dengan berbagai hal lain selain belajar. Atur prioritas waktumu dan jangan menunda pekerjaan yang harus dilakukan. Apabila kamu telah sampai di tahap skripsi, apa yang harus dilakukan? Mulai baca buku-buku perkuliahanmu dari semester awal. Fokuskan pada ilmu dasar dan topik yang kamu bahas di dalam skripsi. 

2. Perbaiki relasi dengan dosen, teman sejawat, adik dan kakak tingkat 

Satu hal yang harus kamu pahami, dosen juga manusia, mereka juga punya kesibukan lain selain ngurusin kamu. Jadi buatlah mereka nyaman, jangan melakukan spamming chat, cobalah berkomunikasi dengan baik sesuai etika yang berlaku. Kamu juga bisa berkomunikasi dengan mahasiswa lain yang merupakan bimbingan dari dosen tersebut. Komunikasi bisa dilakukan dengan kakak dan adik tingkat apabila kamu ingin mengetahui tentang dosen dan kesibukannya. Berbicara secara langsung akan menghasilkan interaksi yang lebih baik dibandingkan lewat chat. 

3. Jangan mengejar kesempurnaan, melainkan pahami esensi dari pengerjaan skripsi

Skripsi hanyalah bagian dari proses belajar, tak mungkin kamu menghasilkan skripsi yang sempurna dalam satu atau dua semester. Untuk menyelesaikan studi, kamu tak perlu skripsi yang sempurna, yang penting skripsi yang kamu kerjakan selesai dan kamu memahami isi dan esensi penulisannya.

Nah, buat para pejuang skripsi, tetap semangat ya!  

Video yang mungkin Anda suka

Priscilla Olga Salim