Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | 🍀e. kusuma. n🍀
Ilustrasi perempuan muda (Unsplash.com/Candice Picard)

Memiliki self reminder dalam hidup seolah sudah menjadi kebutuhan penting di zaman yang serba bebas seperti sekarang ini. Tidak perlu muluk, terkadang sikap sederhana pun bisa dijadikan pengingat sekaligus pegangan yang berdampak besar pada kehidupan.

Sayangnya, orang kerap terjebak pada standar sosial hingga ikut mengaminkan pandangan hidup orang lain untuk dijadikan pedoman bagi diri sendiri.

Sederhana tapi tetap berdampak besar, berikut enam sikap yang justru bisa jadi self reminder dalam pergaulan sosial.

1. Saring sebelum sharing

Derasnya laju informasi seringkali membuat orang memiliki kemudahan dalam mendapatkan dan menyebarkan berita yang tengah hangat atau viral.

Sayangnya, 'fasilitas' ini terkadang kurang dibarengi dengan kecerdasan memilah informasi yang akan dibagikan pada orang lain. Dampaknya, benturan informasi positif dan negatif pun jadi sulit dihindari.

BACA JUGA: 5 Manfaat Quality Time Bersama Keluarga, Momen Pas untuk Sharing!

Oleh karenanya, penting untuk menyaring informasi yang sampai pada kita sebelum bagikan ke pihak lain, terutama di media sosial.

Tanpa proses penyaringan, perilaku sharing jadi terkesan membabi buta hingga arah informasi mulai melenceng dari tujuan baik yang awalnya diinginkan. Ingat, sharing boleh tapi tetap harus disaring lebih dulu.

2. Sisihkan uang untuk tabungan, bukan sisakan  

Hampir sebagian besar orang menabung dengan cara mengambil sisa penghasilan usai digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup.

Meski sah-sah saja dilakukan dengan cara ini, tapi konsep menabung semacam ini riskan potensi inkonsistensi hingga berdampak pada minimnya saldo investasi untuk masa depan.

Sebaiknya, menabung atau berinvestasi dilakukan dengan cara menyisihkan uang secara konsisten tanpa menunggu sisa penghasilan setelah pemakaian kebutuhan.

Dengan begitu, dana masa depan akan aman dan terus menggunung tanpa tergantung sisa kebutuhan hidup yang seringkali mudah diganggu keinginan tak terduga yang sulit dikendalikan.

3. Jadilah tuntunan, bukan sekadar tontonan  

Keinginan untuk menjadi inspirasi bagi banyak orang memang lumrah dirasakan hampir sebagian besar orang di era digital seperti sekarang ini.

Berbagai tema pun dipilih untuk dijadikan konten yang dianggap bisa menginspirasi, tak terkecuali bagi para penggiat media sosial yang semakin masif. Sayangnya, orang kerap kebelinger dan hanya mengejar hasil viral.

Ujungnya, konten yang disuguhkan malah jadi tidak ramah dengan pembelajaran hidup.

Sebenarnya, boleh saja menikmati momen jadi tontonan dan makin populer, tapi harus ingat juga untuk tetap jadi tuntunan. Sebab, tontonan tanpa tuntunan bak jiwa bebas tanpa rem yang berujung pada kehancuran.

BACA JUGA: 5 Tips Memilih Tontonan YouTube yang Tepat untuk Anak, Jangan Sembarangan!

4. Tetaplah rendah hati tapi jangan jadi rendah diri  

Rendah hati memang mampu jadi sifat yang berpotensi menuai banyak pujian dari lingkungan sosial.

Pasalnya, sifat rendah hati akan mendorong perilaku menghargai orang lain dan menjauhkan diri dari sikap sombong atau membanggakan diri yang berlebihan. Merendah akan dianggap lebih loveable dan membuat banyak orang ingin mendekat padamu tanpa ragu.

Namun, jangan sampai kebiasaan merendah malah menjadikanmu rendah diri, ya. Kalau tujuannya demi menekan ego agar tidak pamer tentu akan baik, tapi kalau terlalu merendah juga bisa berbahaya.

Kamu akan terbiasa menganggap remeh diri sendiri hingga menjatuhkan rasa percaya diri. Baiknya tetap rendah hati tapi jangan sampai jadi rendah diri.

5. Jangan pernah protes pada proses

Sejatinya hidup itu terus berproses sesuai dengan tujuan yang kita upayakan selama ini. Ada yang prosesnya sebentar dan langsung menuai hasil berupa pencapaian hidup yang diharapkan. Namun, ada juga yang butuh waktu lebih lama hingga harus bersabar untuk menunggu hasil yang diinginkan.

Jadi, jangan pernah protes pada proses yang sedang bekerja dalam hidupmu. Bukankah perjalanan hidup setiap orang memang berbeda-beda?

Terima setiap proses hidupmu dengan lapang dada agar tumbuh rasa syukur yang besar saat 'panen' hasil di masa mendatang. Mau cepat atau lambat, hargai proses hidupmu tanpa keluhan.

6. Berhenti memaksa diri tampil kuat  

Hidup itu penuh liku dan akan selalu ada momen naik turun dalam perjalanan yang ditempuh.

Tidak cuma merengkuh bahagia, terkadang kamu juga dipaksa merasakan pahitnya hidup bersama amarah, sedih, maupun kecewa. Menerima paket komplet kehidupan pun tidak boleh dengan terus berlindung di balik kalimat “aku baik-baik saja”.

Tidak masalah kok untuk terlihat tidak baik-baik saja saat sedang berada di titik terendah hidupmu. Bukankah dengan menerima kenyataan kalau kita bisa tidak baik-baik saja malah jadi bukti sisi manusiawi dalam diri?

It’s okay to not to be okay. Terlihat lemah dan mendapat penguatan mental dari orang lain bukan sebuah dosa. Terima kondisi ini dan menguatlah saat kehidupan sedang bekerja menempa dirimu.

Saat keenam sikap tadi dijadikan self reminder, sadar atau tidak kamu akan semakin mencintai kesederhanaan dan menikmati pahit manisnya hidup dengan kesiapan mental yang lebih stabil.

Meski zaman berubah, tapi dengan memilik self reminder yang tidak kenal kedaluwarsa bakal mampu menuntun hidupmu, apa pun kondisinya.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

🍀e. kusuma. n🍀