Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Adela Puspita
Ilustrasi mahasiswa memegang buku (Pexels.com/Mikhail Nilov)

Pada dasarnya, beasiswa LPDP memang diperuntukan untuk WNI dari berbagai golongan. Tidak hanya dari golongan orang kaya saja, tetapi orang miskin juga bisa untuk mendapatkan beasiswa LPDP.

Visi-misi LPDP adalah lembaga pengelola dana yang ingin mencetak pemimpin masa depan bagi Indonesia. Tetapi, kenapa orang miskin sulit untuk mendaftar LPDP?

Menurut Kasistha ada 3 faktor yang menyebabkan orang miskin susah mendaftar ke beasiswa LPDP. Yuk simak!

1. Akses 

Bagi orang yang mempunyai privilege atau orang menengah ke atas, pasti dalam meraih pendidikan menjadi hal yang utama. Keluarga memberikan jalan menuntut ilmu di sekolah-sekolah yang bonafid atau di sekolah yang mempunyai akses yang cukup baik. 

BACA JUGA: YOURSAY CLASS: Trik Jitu Tembus Beasiswa LPDP - Be Ready For LPDP Scholarship

Dalam pendidikannya pun unggul. Akses untuk belajar tidak hanya dari buku saja, tapi juga dari internet atau sumber-sumber terbaru.

Namun, tidak semua orang miskin mempunyai privilege tersebut. Kadang untuk mendapatkan buku sekolah saja masih susah aksesnya, apalagi akses ke internet dan informasi-informasi terbaru contohnya mengetahui informasi beasiswa LPDP.

Mirisnya untuk mereka yang sekolah di daerah pelosok masih susah mendapatkan akses internet. Dalam hal ini, mereka yang bersekolah yang memiliki kurang akses bisa dikatakan orang yang kurang beruntung.

2. Dukungan Keluarga 

Keluarga yang memiliki privilege, pendidikan selalu ditempatkan sebagai prioritas utama. Jadi sebagai anak tidak perlu khawatir oleh uang atau keperluan untuk bekerja tambahan, karena prioritas utama mereka hanyalah untuk belajar.

Tidak semua orang terlahir di keluarga yang punya privilege seperti itu. Ada orang-orang yang harus bekerja dan menyokong untuk keluarganya.

BACA JUGA: Simak! 5 Tips Lolos Seleksi Administrasi Beasiswa LPDP

Apalagi bagi mereka yang merupakan sandwich generation, harus membiayai orang tua dan juga keluarga baru mereka. Hal ini merupakan pilihan yang sulit, mereka tidak bisa meninggalkan keluarga untuk melanjutkan S2 selama 2-3 tahun.

Setidaknya untuk beasiswa S2 harus mempunyai keluarga yang mendukung. Orang tua yang masih bisa membiayai diri sendiri dan juga keluarga yang bisa ditinggalkan.

3. Sumber Daya 

Uang yang harus dikeluarkan untuk bisa lanjut S2 tidaklah main-main. Mulai dari les bahasa, tes bahasa, dan juga biaya pendaftaran untuk pergi ke Universitas yang dituju.

Biaya yang dikeluarkan termasuk cukup banyak. Beberapa orang berfikir, kalau tidak diterima sama saja membuang-buang uang. Bagi orang yang hidup miskin, kehilangan uang sebanyak itu bukan resiko besar yang mereka mau ambil.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Adela Puspita