Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Budi Prathama
Ilustrasi skripsi. (Pixabay/@sweetlouise)

Bagi mahasiswa tingkat akhir tentu enggak asing dengan sebutan skripsi. Skripsi sebutan tugas akhir yang menakutkan para mahasiswa dan kadang membuat mahasiswa harus berlama-lama di kampus hanya untuk bergelut dengan skripsi. Melalui dinamika dan romantisasinya, skripsi memang unik untuk selalu diulas. 

Tentu para mahasiswa yang ingin wisuda mesti melalui yang namanya proses kerja skripsi, entah dengan jalan yang berliku-liku maupun secara mulus. Namun hal yang pasti kalau mau sukses dalam pengerjaan skripsi dan enggak terlalu lama bergelut dengannya, tentu harus tekun dan enggak boleh terlalu lama memendam skripsi untuk dikerjakan. 

Enggak sedikit lho, banyak mahasiswa yang putus kuliah karena enggak sanggup kerja skripsi, atau ada juga memakai joki dan membayarnya demi bisa lolos pada tahap skripsi. 

Tetapi menurut hemat penulis, mahasiswa yang memakai joki skripsi terkesan enggak etis sekali. Kalau dipikir toh, kok bisa-bisanya ya enggak bisa kerja skripsi padahal sudah lama bergelut menjadi mahasiswa dan belajar di kampus kurang lebih empat tahun. Emang enggak ada ya gambaran sedikit pun untuk kerja skripsi terkait dengan jurusan yang dipelajari? Artinya kan, skripsi itu enggak jauh-jauh kok dengan mata kuliah yang sudah dipelajari. Kecuali emang kalau enggak ada usaha untuk kerja skripsi, itu beda lagi. 

Selain soal dosen pembimbing dan proses kerja skripsi yang selalu menjadi bahan pembicaraan, mengamankan skripsi untuk menghindari kecerobohan juga penting untuk enggak diabaikan. Itu penting agar memandang skripsi itu enggak secara subjektif, bahwa kadang ada hal sepele yang biasa dilalaikan dalam proses kerja skripsi. 

Sebelum terjadi penyesalan hanya karena kecerobohan, misal skripsi tiba-tiba ilang, sudah capek-capek kerja malah enggak ter-save semua, dan kejadian ceroboh lainnya yang bisa berdampak buruk pada skripsi. Maka itu penting untuk mengamankannya sebelum telat.

BACA JUGA: Putus dari Fuji, Tangis Thariq Pecah Dipelukan Atta Halilintar: Udah Sayang Banget

1. Langsung save

Mungkin kebanyakan dari kita jarang langsung save file skripsi usai revisi atau sudah banyak kerja skripsi. Efeknya sih mungkin enggak terlalu berpengaruh dan sebenarnya bisa nge-save-nya kalau sudah selesai lagi kerja skripsi. Itu sih kebanyakan yang terjadi. 

Sebenarnya enggak jadi soal kalau save skripsi itu di akhir-akhir, apalagi kalau memang laptopnya mendukung. Tetapi jangan juga terlalu menyepelekan soal save file skripsi. Kita mungkin enggak tahu masalah yang bisa melanda skripsi kita, bisa saja laptop yang digunakan malah bermasalah saat sedang kerja skripsi sehingga menyebabkan file skripsi enggak ter-save semua dari hasil perbaikan, atau bisa juga file skripsi malah terkena virus. 

Itu kan hal-hal yang bisa saja terjadi dan bisa mempengaruhi file yang sementara dalam proses pengerjaan malah enggak ter-save. Makanya sangat penting untuk mewanti-wanti sebelum masalah datang, termasuk langsung save setelah revisian, kan enggak ribet juga. 

2. Gandakan di flashdisk atau hardisk

Jelas menggandakan skripsi juga sangat dianjurkan, bukan hanya menggandakannya di laptop yang sama, tetapi mesti diusahakan juga bisa digandakan di flashdisk ataupun hardisk. 

Kebayang gimana jadinya kalau skripsi yang sudah mau jadi, tetapi malah hilang di laptop yang enggak ada file simpangannya. Bukan hanya stress yang mungkin akan terjadi, tetapi bisa saja menimbulkan aksi bunuh diri, jangan sampai terjadi hal begituan. 

Flashdisk ataupun hardisk memang sangat recomended untuk simpan dan gandakan file. Ya, memang enggak ribet dan tentu mudah dibawa-bawa. 

BACA JUGA: DJ Butterfly Pakai Busana Minim saat Nge-DJ, Gerak-geriknya Jadi Omongan

3. Simpan di Google Drive atau  yang sejenisnya

Simpan file skripsi di Google drive juga penting dilakukan bagi pejuang skripsi. Apalagi di era sekarang ini, penggunaan media sosial dan tuntutan untuk bisa melek teknologi harus dimiliki. 

Selain file skripsi bisa aman kalau disimpan di Google drive, tentu juga bisa mengajarkan seperti apa itu Google Drive. Lagi-lagi sih ini sebenarnya lebih bertujuan untuk jaga-jaga kemungkinan hilangnya skripsi, sekaligus sebagai tuntutan untuk bisa tekun dan selalu ada persiapan cadangan. 

Itulah tiga cara yang bisa dilakukan untuk mengamankan skripsi. Meskipun enggak terlalu berdampak signifikan, tetapi cara itu enggak boleh disepelekan bahkan bisa saja menjadi bahan pamungkas untuk menyelamatkan hidup bagi pejuang skripsi kalau memang datang masalahnya. 

Cek berita dan artikel lainnya di Google NEWS.

Budi Prathama