Integral Life Center mendefinisikan Obsessive Love Disorder atau yang disingkat dengan OLD adalah suatu kondisi psikologis di mana menunjukkan obsesif yang luar biasa untuk melindungi dan mempengaruhi orang yang dicintainya. Hal ini dapat terjadi pada orang yang sedang menjalani hubungan pernikahan atau pacaran. Namun tidak menutup kemungkinan dapat terjadi pada orang yang tidak sedang menjalani hubungan dengan orang yang dicintainya tapi merasa orang yang ia cintai juga mencintai dirinya.
Kondisi ini merupakan gangguan kejiwaan yang disebut erotomania. Terdapat beberapa tanda apakah pasangan Anda menunjukkan obsessive love berdasarkan Psych2Go, apa saja?
1. Childhood Trauma
Chlidhood trauma dapat berdampak signifikan pada anak yang menyebabkan berbagai disfungsi di kemudian hari. Banyak anak yang mengalami pengalaman traumatis, terutama jika pengalaman tersebut melibatkan penyiksaan dari seseorang yang seharusnya mereka percayai. Hal ini mereka dapat mengalami post-traumatic stress disorder dan obsessive love disorder.
Trauma ini hampir selalu menjadi akar penyebab orang mengalami attachment disorder. Attachment disorder, yaitu gangguan mental yang membuat penderitanya merasa susah menjalin hubungan atau justru terlalu terikat secara emosional terhadap orang lain. Mereka sering menderita self-esteem yang sangat rendah dikarenakan trauma masa lalu mereka. Self-esteem yang rendah membuat mereka semakin cling terhadap hubungan yang mereka miliki.
2. Micromanaging
Micromanaging adalah keterlibatan berlebihan atau dapat dikatakan mengontrol dalam setiap hal kecil yang dilakukan pasangannya. Seorang penulis medis dan psikiater bernama Roxanne Dryden Edwards pada artikelnya yang ditulis pada medicine net terkait obsessive love, ia menjelaskan tentang bagaimana pasangan yang mencintai secara obsesif dapat mencoba mengontrol apa dan kapan Anda makan, untuk apa Anda menghabiskan uang Anda.
Terkadang kemana kamu pergi dan dengan siapa. Tingkah laku controlling ini menunjukkan ketergantungan, kecenderungan, dan bisa menjadi indikator obssesive love.
3. Love Bombing
Belakangan ini kata-kata love bombing menjadi viral berkat platform media sosial TikTok. Istilah ini kerap berseliweran di berbagai unggahan yang masuk fyp TikTok.
Love bombing adalah kasih sayang seseorang terhadap pasangannya secara berlebihan. Seorang sex therapist dan social worker terlisensi, Janner Britto dalam artikelnya healthline menyatakan bahwa love bombing bahkan tidak harus kata-kata, tetapi dapat berupa hadiah, kencan yang mewah, menghujani Anda dengan panggilan telepon dan pesan yang meyakinkan Anda untuk menjalin hubungan.
4. Ignoring Responsibilities
Pada fase bulan madu atau honeymoon phase adalah tahap awal suatu hubungan. Pada fase ini kegembiraan Anda dan pasangan meningkat Hal tersebut adalah hal yang normal.
Pada hubungan yang sehat, daripada melakukan hal yang Anda butuhkan bersama pasangan Anda, Anda bisa memproritaskan dan menyelesaikan to-do-list Anda, setelah itu bisa melakukan hal lain bersama pasangan Anda. Jika Anda dan pasangan Anda di luar fase ini dan masih ada keinginan untuk selalu bersama mungkin hal ini bisa menjadi pertanda obsessive love.
5. Intense Emotions
Pernahkah Anda mendengar kalimat “The crimes fits the punishment”. Emosi sangat cocok pada situasi ini. Misalnya, Anda akan merasa frustrasi dan jengkel jika pasangan Anda memakan makanan tersisa yang Anda sukai dan hal tersebut dapat dimaklumi, tetapi tidak dapat dimaklumi jika hal itu membuat Anda dan pasangan berteriak satu sama lain.
Ketika seseorang yang memiliki Obsessive Love Disorder, emosi mereka terhadap orang yang dicintai bisa sama tidak proposionalnya dan dapat memicu kemarahan, kecemburuan, dan ledakan emosi.
6. Penyakit Mental Lainnya
Ketika seseorang mengidap satu penyakit mental bukan berarti mengidap semuanya. Walaupun terkadang satu penyakit mental dapat memicu beberapa penyakit mental lainnya. Pada Obsession Love Disorder ini berfokus pada emosi terhadap orang lain.
Penyakit mental lain yang sejenis yang menyebabkan OLD sebagai gejala BPD (Borderline Personality Disorder). BPD dikarakteristikkan oleh perubahaan suasana hati yang parah dan negative self-image berdasarkan ketidakseimbangan kimia pada otak. Perasaan ini dapat langsung terjadi semata-mata jika pasangan Anda merasa tidak cukup dalam hubungan tersebut.
Itulah beberapa tanda Obsession Love Dissorder, apakah hubungan yang Anda sedang jalani memiliki hubungan yang sehat atau masuk ke tanda OLD?
Baca Juga
-
Rahasia Awet Muda, Coba 6 Rekomendasi Retinol Ini bagi Pemula
-
Kerap Punya Opini Berani, Komentar yang Kurang Pantas Gitasav Kembali Trending di Twitter
-
10 Rekomendasi Aplikasi Berteman Orang Luar Negeri, Yuk Cobain!
-
Bikin Glowing! 7 Moisturizer Terbaik untuk Memperbaiki Skin Barrier
-
7 Rekomendasi Film di Disney Plus yang Cocok Ditonton Bersama Keluarga
Artikel Terkait
-
Dikabarkan Tunangan dengan Amanda Manopo, Ini Kata Dokter Ekles
-
Dihina Janda Stres, Putri Anne Bahas Perjuangan Single Parent, Benarkan Cerai?
-
Gombalin Raja Mangkunegara X Bhre Sudjiwo, Cinta Laura Kini Jadi Bahan Perjodohan Warganet
-
CEK FAKTA : Arya Saloka Sudah Menikah Siri Satu Tahun Dengan Amanda Manopo
-
Cinta Laura Gombalin Gusti Bhre, Netizen Gercep Jodohin: Sama-sama Cerdas dan Berkharisma
Lifestyle
-
4 Padu Padan OOTD ala Soobin TXT yang Anti Gagal Bikin Gaya Makin Keren!
-
4 Padu Padan Gemes OOTD Putih ala Rei IVE, Bikin Tampilan Tak Membosankan Lagi
-
Tampil Girly Seharian dengan 6 Inspirasi Outfit Dress ala Eca Aura
-
Boyfriendable! Ini 4 Ide Daily Style ala Cha Eun Woo yang Kece Buat Ditiru
-
Tampil Menawan Lewat 4 Ide OOTD Elegan ala Shin Se Kyung Ini
Terkini
-
Netflix Buka Suara Soal Yeji ITZY Gabung Alice in Borderland Season 3
-
4 Klub Unggas Sudah Berjaya di Tahun 2025, tapi Masih Ada Satu Lagi yang Harus Dinantikan!
-
Haechan akan Merilis Lagu The Reason I Like You, OST Second Shot At Love
-
Film Animasi KPop Demon Hunters Umumkan Jajaran Pengisi Suara dan Musik
-
Wacana BRI Liga 1 Tambah Kuota 11 Pemain Asing, Ini 3 Dampak Negatifnya