Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Dea Pristotia
Ilustrasi orang tua bermain bola dengan anak [Pexels/Gustavo Fring]

Apa yang pertama kalian pikirkan dengan isilah tiger parenting? Apakah orang tua akan berperan dengan tegas layaknya macan? Ataukah ini hanya istilah? Sebenarnya tiger parenting adalah salah satu bentuk pola asuh yang ada. Yang harus dipahami orang tua adalah bahwa setiap pola asuh memiliki dampak baik positif maupun negatif, untuk itu tidak ada yang paling sempurna dalam pola pengasuhan anak. Ini adalah sebuah pilihan yang harus diambil orang tua.

Melansir dari Moms Indonesia, Jumat (24/3/2023) bahwa tiger parenting adalah bentuk pola asuh di mana orang tua menggunakan otoritas penuh sebagai orang yang berhak untuk membuat anak mengikuti dan mencapai harapan orang tua. Dalam tiger parenting, orang tua menaruh harapan atau ekspektasi tinggi pada anak. Yang paling umum diharapkan pada orang tua adalah pada aspek akademis anak. Dalam prakteknya seringkali mengandalkan metode yang keras untuk mendorong anak mencapai tujuan dan harapan harapan.

Berdasarkan pengertian dan gambaran di atas tentunya akan menggambarkan karakter parenting yang buruk bukan? Memaksa anak atas ekspektasi orang tua, mendorongnya untuk harus menjadi unggul dan pada yang lain. Namun sebenarnya jika dilihat dari sudut pandang yang berbeda, ada beberapa hal yang bagus untuk dipelajari dari tiger parenting. Melansir dari Parentalk.id, Jumat (24/3/2023) bahwa terdapat 5 hal yang dapat dipelajari dari pola asuh tiger parenting. Yuk simak penjelasannya.

1. Mencintai Anak Tanpa Syarat Sambil Mengelola Ekspektasi yang Tinggi

Ilustrasi keluarga bahagia [Pexels/Vlada Karpovic]

Memiliki ekspektasi yang tinggi memang terkadang dikaitkan dengan ambisius. Nah pada poin ini sebenarnya orang tua boleh memiliki ekspektasi tinggi, tapi sebaiknya dapat mengelolanya. Orang tua sebaiknya menerima kemampuan anak, pelajari dulu ke mana minat anak setelah itu tetapkan ekspektasi bersama dan bersama juga untuk mencapai tujuan tersebut.

2. Membangun Karakter Anak dan Memfasilitasi dengan Alat yang Dibutuhkan

Ilustrasi keluarga bahagia [pexels/YanKrukau]

Setelah menetapkan ekspektasi orang tua dapat memfasilitasi anak agar anak tepat ke tujuan yang telah orang tua impikan. Jika orang tua menginginkan anak yang rajin ya bentuklah karakter rajin sejak awal di mulai dari orang tua dulu. Kemudian fasilitasi dengan les, kursus, atau alat yang mendukung tujuan orang tua. Contohnya jika ingin membentuk anak yang andal bermain piano maka ikutkan kursus dan belikan piano di rumah untuk berlatih.

3. Mengajarkan Bahwa Kerja Keras Bisa Mengantarkan Mereka pada Keberhasilan

Ilustrasi ibu dan anak [Pexels/Jonas Mohamadi]

Setelah terus berusaha dengan disiplin dan rajin tentu saja da titik di mana anak lelah. Nah saat inilah orang tua dapat mengajarkan bahwa tidak ada yang instan di dunia. Bahwa kerja keras akan menghasilkan keberhasilan di kemudian hari. 

BACA JUGA: Kompak! Orangtua Tiara Andini Bersih-bersih Foto Alshad Ahmad, Sudah Putus Restu?

4. Percaya pada Anak, Bahkan Saat Mereka Tidak Percaya dengan Diri Sendiri

Ilustrasi ibu dan anak [Pexels/Carolina Gabrowska]

Serta ada suatu masa ketika anak mendapatkan kegagalan. Meskipun tiger perenting sering dikaitkan dengan tipe pengasuhan yang kejam sebenarnya tidak seperti itu. Orang tua bisa terus mendukung anak apapun yang terjadi. Bangkit dari kegagalan memang sullit, untuk itu anak membutuhkan dukungan orang terdekatnya yaitu orang tua untuk kembali bangkit. Agar anak bisa kembali bersemangat dan tetap pada jalurnya. memarahinya atas kegagalannya justru dapat menjauhkannya dari tujuan awal yang diinginkan orang tua.

5. Tunjukkan Cara Menjadi Sukses, Tapi Juga Fleksibel Tentang Definisinya

Ilustrasi anak bersiap belajar [pexels]

Memang orang tua yang yang menerapkan pola tiger parenting memiliki tujuan khusus bahwa agar anaknya menjadi sukses di masa depan. Namun, satu hal yang harus diingat bahwa orang tua juga harus fleksibel dengan definisi sukses. Berfokus pada proses bukanlah tujuan juga merupakan sesuatu yang baik, agar anak tidak tertekan dan terbebani. Sebagai anak tentu saja ingin membuat orang tua bahagia bukan? 

Itulah 5 hal yang dapat dipelajari dari tiger parenting. Jika melihat lebih dalam ternyata tidak seburuk definisinya bukan? Ada yang berani menerapkan?

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Dea Pristotia