Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | M. Fuad S. T.
Ilustrasi jam berapa sholat gerhana matahari. (Pixabay/Buddy_Nath)

Seperti yang telah kita ketahui bersama, Islam adalah agama yang mengatur segala peri kehidupan yang ada dalam diri manusia. Tak hanya mengatur dan memandu jalan hidup setiap manusia dalam urusan duniawi, Islam juga mengatur peribadatan yang dilakukan oleh para pemeluknya.

Sama halnya seperti salat lima waktu, salat-salat sunah pun diatur tata caranya oleh Islam. Salah satunya adalah salat ketika terjadi gerhana, baik itu gerhana matahari maupun gerhana bulan. 

Dasar dilakukannya salat gerhana setidaknya tertuang dalam dua hadits shahih yang disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW. Dalam buku "Kumpulan Hadits Terpilih Shohih Bukhori" karya Ustadz Maftuh Ahnan Asy disebutkan bahwa Nabi Muhammad memerintahkan umat Islam untuk salat dan berdoa ketika terjadi gerhana matahari ataupun bulan.

Dalam buku yang sama, Rasulullah juga memberikan contoh serta tata cara mengerjakan salat gerhana yang dimaksud melalui hadits yang diriwayatkan dari Aisyah RA.

"an Aisyata radiyallahu anha, anna nabiyyu shallallahu 'alaihi wasallama jahara fii sholaatil kusyufi biqiroatihi fasholla arba'a roka'aatin fii rok'ataini wa arba'a sajadaat(in),"

Artinya: Dari Aisyah RA (ia berkata): "Sesungguhnya Nabi SAW menjaharkan (mengeraskan) bacaan salat gerhana dan beliau salat dua raka'at dengan empat kali rukuk dan empat kali sujud"

Dari hadis tersebut di atas, maka kita dapat menarik kesimpulan bahwa dalam salat gerhana, ada empat hal pokok yang menjadi instrumen dalam salat. Pertama adalah mengeraskan bacaan, kemudian yang kedua salat gerhana dilakukan dua rakaat, kemudian yang ketiga salat gerhana memiliki empat rukuk, dan yang keempat salat gerhana memiliki empat kali sujud.

Sementara itu dari buku "Risalah Tuntunan Shalat Lengkap" karya Drs. Moh. Rifa'i, tata cara salat gerhana matahari secara lengkap dituliskan sebagai berikut: 

  1. Berniat salat gerhana matahari, yakni dengan niat "Usholli sunnatal kusufi rok'ataini lillahi ta'ala,". Niat ini penting untuk diperhatikan secara seksama, karena niat salat gerhana matahari menggunakan kata "Kusufi", sementara gerhana bulan menggunakan "Khusufi".
  2. Takbirotul Ihram.
  3. Membaca surat Fatihah (yang pertama)
  4. Rukuk pertama.
  5. i'tidal (bangun dari rukuk)
  6. Membaca surat Fatihah kedua
  7. Rukuk kedua
  8. i'tidal
  9. dilanjutkan dua sujud seperti biasa, dan kembali berdiri untuk melanjutkan rakaat kedua.
  10. rakaat kedua, dilakukan sama seperti rakaat pertama, yakni membaca fatihah pertama, kemudian rukuk pertama, i'tidal, membaca fatihah kedua, kemudian rukuk kedua, i'tidal dan dilanjutkan dengan dua sujud dan tahiyat akhir hingga salam.

Meskipun secara garis besar salat dua gerhana ini memiliki kesamaan, namun ada sedikit poin yang membedakan. Dalam buku "Risalah Tuntunan Shalat Lengkap" juga dijelaskan bahwa bacaan Fatihah untuk salat gerhana bulan hendaknya dinyaringkan, sementara ketika salat gerhana matahari, bacaan Fatihahnya tidak dinyaringkan atau dipelankan.

Pun demikian dengan pembacaan surat setelah fatihah pertama dan kedua, disarankan pada rakaat pertama membaca QS. Al Baqarah usai fatihah pertama, dan QS. Ali Imran setelah fatihah kedua di rakaat pertama. Untuk rakaat kedua, surat-surat yang dibaca bisa lebih pendek dari surat yang dibaca pada rakaat pertama.

Nah, sekarang semakin paham kan mengenai tata cara salat gerhana matahari? Ingin salat gerhana matahari? Tunggu tanggal 20 April 2023 ini ya, karena gerhana matahari terdekat akan terjadi pada tanggal tersebut. Jangan lupa juga, berdoa dan meminta ampunan kepada Allah SWT ya teman-teman!

M. Fuad S. T.