Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita memiliki keyakinan atau nilai yang kuat tentang sesuatu namun bertindak bertentangan dengan keyakinan tersebut. Hal ini disebut disonansi kognitif, sebuah fenomena psikologis yang dapat mempengaruhi keputusan dan perilaku seseorang. Disonansi kognitif terjadi ketika ada konflik antara keyakinan dan tindakan seseorang, yang membuatnya merasa tidak nyaman. Ketidaknyamanan ini bisa berdampak pada kesehatan mental dan fisik seseorang jika tidak ditangani dengan baik.
Dalam psikologi, disonansi kognitif dijelaskan sebagai ketidaknyamanan psikologis yang timbul ketika seseorang memiliki keyakinan atau sikap yang bertentangan dengan tindakan atau informasi yang dihadapi. Contohnya, seseorang yang menganggap dirinya seorang yang ramah lingkungan tetapi sering menggunakan kantong plastik sekali pakai di toko dapat mengalami disonansi kognitif. Atau seseorang yang percaya bahwa merokok membahayakan kesehatan namun tetap merokok setiap hari juga mengalami disonansi kognitif.
Penyebab dari disonansi kognitif adalah kompleks dan dapat bervariasi antara individu. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi disonansi kognitif meliputi kepercayaan dan nilai-nilai pribadi, tekanan sosial, dan informasi yang tidak konsisten. Misalnya, seseorang yang tumbuh dengan keluarga yang tidak menghargai olahraga namun ingin hidup sehat dan aktif dapat mengalami disonansi kognitif.
BACA JUGA: 5 Daftar Macam Sayuran untuk Isian Urap yang Enak dan Wajib Kamu Coba
Disonansi kognitif dapat terjadi dalam banyak situasi, seperti keputusan besar dalam kehidupan, seperti memilih pasangan hidup, pekerjaan, atau lokasi tinggal. Hal ini juga dapat terjadi dalam keputusan kecil, seperti membeli sebuah produk atau memilih antara dua jenis makanan.
Bagaimana cara mengatasi disonansi kognitif?
Salah satu cara adalah dengan memperkuat keyakinan atau nilai-nilai yang ada. Ini dapat dilakukan dengan memperoleh lebih banyak informasi atau pengalaman positif yang mendukung keyakinan tersebut. Seseorang juga dapat mencoba untuk mengubah perilaku yang bertentangan dengan keyakinan atau nilai yang ada.
Disonansi kognitif merupakan fenomena yang kompleks namun dapat dipahami dan diatasi dengan pemahaman yang tepat dan kemauan untuk mengubah perilaku yang bertentangan dengan nilai dan keyakinan yang ada. Ketidaknyamanan yang muncul saat mengalami disonansi kognitif dapat menjadi sinyal bahwa ada perubahan yang perlu dilakukan dalam hidup seseorang.
Referensi:
Festinger, L. (1957). A theory of cognitive dissonance. Stanford university press.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Kuliah di Luar Negeri Tanpa Ribet Syarat Prestasi? Cek 6 Beasiswa Ini!
-
Jangan Sembarangan! Pikirkan 5 Hal Ini sebelum Pasang Veneer Gigi
-
6 Beasiswa Tanpa Surat Rekomendasi, Studi di Luar Negeri Makin Mudah
-
Belajar dari Banyaknya Perceraian, Ini 6 Fase yang Terjadi pada Pernikahan
-
Tertarik Kuliah di Luar Negeri Tanpa TOEFL/IELTS? Simak 5 Beasiswa Ini!
Artikel Terkait
Lifestyle
-
Takut Beli Mobil Bekas? 5 Mitos Populer yang Harus Kamu Coret dari Pikiran
-
Akhirnya! KPop Demon Hunters 2 Dikonfirmasi Tayang pada 2029
-
4 Soothing Gel Aloe Vera untuk Efek Calming Akibat Sunburn, Mulai 15 Ribuan
-
Ikut-Ikutan atau Beneran Suka? Fenomena Bandwagon Effect di Gaya Hidup Kita
-
Jefri Nichol dan Ameera Khan Putus? Bukti Unfollow Hingga Hapus Foto Jadi Sorotan!
Terkini
-
Segera Tayang! Intip 4 Fakta Menarik di Balik Film 'Belum Ada Judul'
-
Kepekaan Luar Biasa Film Pangku yang Terlalu Jujur, Tulus, dan Mendalam
-
Lawan Brasil, Nova Arianto Minta Timnas Indonesia Bangun Determinasi Tinggi
-
Feminine vs Masculine Energy: Kunci Biar Hubungan Nggak Capek Sendiri!
-
Timnas Indonesia U-17 dan Label 'Kalah Terhormat' yang Layak untuk Mereka Sandang