Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Rani Rahayu
ilustrasi penulis (unsplash.com/Kenny Eliason)

Galau merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan perasaan seseorang, seperti perasaan sedih, bingung, gelisah, ataupun kacau. Galau termasuk perasaan yang umum dialami oleh seseorang, tak terkecuali seorang penulis.  Setiap profesi tentu memiliki suka dan dukanya masing-masing, begitu pun penulis. Ia bisa merasakan kebahagiaan dan merasakan sedih atau galau pada waktu tertentu. Banyak alasan yang membuat penulis menjadi galau, apa saja?

1. Naskah Ditolak Media atau Penerbit

ilustrasi naskah (unsplash.com/Scott Graham)

Naskah dapat terbit di media dan diterbitkan oleh penerbit mayor adalah impian hampir semua penulis, apalagi jika bisa menjadi best seller. Impian tersebutlah yang memberi semangat untuk terus menulis dan menyelesaikan draft yang dimiliki.

Setelah melewati proses yang panjang hingga akhirnya naskah selesai, penulis akan bersiap mengirimkannya kepada penerbit atau media yang sudah diincar. Harapan untuk diterima naskahnya tentu sangat tinggi, oleh sebab itu jika mengalami penolakan penulis akan bersedih atau galau. 

2. Kehabisan Ide Tulisan

ilustrasi ide (unsplash.com/Will H McMahan)

Ide seperti bahan pokok dalam menulis, tidak memiliki ide tentu membuat penulis kesulitan menyelesaikan karyanya. Produktivitas dan efisiensi waktu pun akan terganggu karena merasa stuck dan bingung apa yang akan ditulis. 

Hal ini dapat menyebabkan penulis galau dan juga stres. Tetapi jangan khawatir, kamu bisa mengatasi masalah ini dengan melakukan beberapa hal seperti membaca buku, jalan-jalan, atau berkumpul bersama teman. 

3. Mendapat Kritik Buruk dari Pembaca

ilustrasi pembaca (unsplash.com/Lilly Rum)

Siapa yang tidak bahagia jika karyanya mendapat apresiasi dari banyak orang? Sudah pasti semua orang akan merasa senang. Namun, bagaimana jika yang terjadi adalah sebaliknya? Tentu respon diri yang dirasakan pun akan berkebalikan dari rasa senang, yaitu berganti menjadi perasaan sedih.

Kritik buruk atau Feedback negatif dari pembaca tentu mengganggu penulis secara mental ataupun mood. Tidak hanya sedih, penulis bisa menjadi overthinking dan terus-menerus memikirkan masalahnya hingga mungkin tidak dapat tidur, ini tentu tidaklah baik.

4. Finansial Tidak Stabil

ilustrasi uang (unsplash.com/Alexander Mils)

Setiap orang yang memiliki alasan yang berbeda-beda sebelum memutuskan ingin menjadi menulis, ada yang sekadar hobi, sebagai tempat healing, bahkan ada yang  memang tujuannya agar mendapatkan penghasilan.

Bagi yang menjadikan penulis sebagai sumber penghasilan tentu akan sangat galau jika mendapatkan royalti yang sedikit, sedangkan memiliki kebutuhan yang banyak. Ketidakstabilan finansial inilah yang membuat seorang penulis galau serta merasa khawatir terhadap masa depannya, apalagi sering dianggap pengangguran.

5. Naskah Tidak Kunjung Selesai

ilustrasi naskah (unsplash.com/Patrick Tomasso)

Naskah yang tidak kunjung selesai biasanya terjadi karena penulis mengalami distraksi yang terlalu banyak, sehingga fokus menulis pun terganggu dan menghambat penyelesaian karyanya. Selain itu, terserang writer’s block juga menjadi penyebab naskah tak kunjung selesai.  Hal ini tentu tidak bisa dibiarkan begitu saja, apalagi bagi penulis yang memiliki kontrak atau deadline tertentu dalam menyelesaikan naskahnya.

Meskipun demikian di tengah banyaknya hal yang membuat galau, sebagai seorang penulis harus tetap berusaha menulis agar makin banyak karya bermanfaat yang dihasilkan. Oleh karena itu, kegalauan perlu diatasi  dengan berbagai cara, seperti melakukan aktivitas yang disenangi ataupun curhat kepada orang terdekat yang dipercaya. Semoga dengan hal itu kegalauan dapat teratasi dan dapat kembali fokus dalam menulis.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Rani Rahayu