Mengajar anak kecil memang memiliki tantangan tersendiri terlebih lagi dengan materi yang cukup sulit seperti Bahasa Inggris. Kemampuan anak yang masih terbatas pada ingatan membuat kita harus memiliki metode yang berbeda untuk mengajarkannya. Berikut ini beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengajar Bahasa Inggris bagi anak usia kanak-kanak. Check this out!
1. Menggunakan flashcards
Flashcards atau kartu bergambar memang sudah sering digunakan untuk mengajarkan kosakata baru bagi anak kecil. Namun, memang cara ini cukup efektif bagi anak karena disajikan dengan gambar menarik dan penuh warna yang tentu membuat mereka mudah mengingat.
Kita bisa menggunakan flashcards ini untuk mengenalkan kosakata serta meminta anak untuk mengucapkannya dalam Bahasa Inggris.
2. Jangan paksa menulis
Usia TK merupakan awal bagi anak-anak untuk belajar dengan lebih teratur dari usia sebelumnya. Oleh karena itu, wajar jika anak belum mau belajar sungguh-sungguh terlebih lagi menulis. Memaksanya menulis hanya akan membuat mereka merasa kesulitan dan bisa saja mereka tidak mau belajar. Cukup anak mengerti nama benda dalam Bahasa Inggris serta bahasa asli mereka tanpa harus memintanya menulis.
BACA JUGA: 4 Ciri Perilaku Body Shaming yang Patut Dihindari, Sering Berkomentar Ini-itu
3. Batasi penggunaan bahasa ibu
Sebisa mungkin kita membatasi penggunaan bahasa ibu atau bahasa yang anak gunakan setiap harinya saat belajar Bahasa Inggris. Hal ini bertujuan agar anak memperoleh kemampuan berbahasa Inggris sealami mungkin sehingga lebih kuat ingatannya di otak.
Selain itu, dengan membatasi penggunaan bahasa ibu ini, anak tidak akan terus menggunakan metode penerjemahan atau memahami kosakata dalam Bahasa Inggris lalu memadukan dengan bahasa mereka saat mengenal kosakata baru
4. Media yang menarik
Selain cara yang digunakan, kesuksesan lain dalam mengajar Bahasa Inggris adalah media. Manfaatkan kemudahan internet dengan menyajikan beragam media seperti video, gambar, atau audio pada anak yang tentunya berbahasa Inggris.
Cara tersebut lebih mudah karena akan akan terbiasa mendengar dan melihat langsung bagaimana Bahasa Inggris digunakan. Cari dan sesuaikan media yang tepat untuk anak dan gunakan untuk mereka belajar.
5. Metode repetition
Repetition atau pengulangan sangat penting dalam mengajarkan Bahasa Inggris untuk anak. Akan susah jika anak hanya diberikan materi satu kali tanpa menanyakannya kembali, kemungkinan mereka sudah lupa. Jadi, ulang-ulang terus apa yang telah disampaikan dan coba gunakan dalam interaksi sederhana agar anak bisa memahaminya.
Usia kanak-kanak merupakan kesempatan yang bagus untuk belajar bahasa baru meskipun mereka belum terlalu mengenal tulisan dan membaca. Namun, dengan metode yang tepat dan ketelatenan pengajarnya maka belajar Bahasa Inggris tentu sangat memungkinkan. Gunakan materi dan cara menarik serta sesuaikan dengan keadaan anak akan membuat mereka mau dan bisa belajar dengan baik.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Mengulik Defender, Pembela yang Kadang Menjadi Target Serta Dampaknya
-
Makan Ramah Lingkungan dengan Tadisi Lama, Cara Kembali Menyayangi Bumi
-
Tidak Perlu Krim Mahal, Pakai 5 Bahan Alami Ini untuk Hilangkan Flek Hitam
-
Ingin Terapkan Less Waste saat Travelling? Berikut 4 Tipsnya!
-
5 Langkah Sederhana Less Waste, Yuk Coba Terapkan!
Artikel Terkait
Lifestyle
-
Resolusi Tahun Baru: Mulai Berdamai dengan Uang, Bukan Hanya Target Menabung!
-
4 Moisturizer Pencerah Korea untuk Atasi Kulit Kusam dan Flek Hitam
-
4 Rekomendasi Laptop Touchscreen Terbaik 2025, Cocok untuk Aktivitas Online dan Presentasi
-
4 Rekomendasi HP dengan Kamera Terbaik di Akhir 2025, Hasil Foto dan Video Setara Kamera Profesional
-
Bocoran Samsung Galaxy S26 Ultra, Bawa Fitur Canggih dan Dapur Pacu Snapdragon 8 Elite Gen 5
Terkini
-
Sinopsis Sengkolo: Petaka Satu Suro, Teror Malam Keramat di Desa Pesisir
-
CERPEN: Kabur dari Pasukan Berkuda
-
Review Film Wicked: For Good, Penutup Epik yang Bikin Hati Meleleh
-
Komunitas Aksaraya Semesta Bangkitkan Cinta Buku Fisik di Kalangan Gen Z
-
Meninjau Ulang Peran Negara dalam Polemik Arus Donasi Bencana