Anak muda harus memiliki keterampilan dalam beropini di depan umum sebagai bentuk insan yang cerdas dan kritis.
Menyampaikan opini terhadap topik atau masalah yang sedang dibahas perlu ada relevansi dengan pengalaman juga dari setiap anak mudanya. Ini bisa membantu seseorang beropini sebagai bahan argumen agar orang lain bisa menerima pernyataan dalam opini yang dimaksud.
Maka dari itu, kita perlu memahami bagaimana cara mendapatkan pengalaman yang layak untuk dipresentasikan saat beropini. Pengalaman ini adalah belajar mengenai tahapan apa saja yang harus dilakukan dalam menyampaikan pendapat di depan orang.
Saya akan membagikan pembahasan kali ini mengenai tahap apa saja yang mesti dilakukan saat beropini dengan cerdas. Mari simak pembahasannya.
1. Buat tesis untuk memberikan statement sendiri
Tahap pertama adalah kamu perlu membuat pernyataan berdasarkan masalah yang terjadi. Itu adalah usulan dari kamu sendiri sebagai penawaran solusi atas masalah yang sedang dibicarakan.
Misalnya masalahnya adalah anak muda sekarang literasinya sedang rendah. Maka kamu akan membuat pernyataan bahwa anak muda perlu meningkatkan literasi dengan memanfaatkan media sosial.
Ini adalah sebuah statement yang perlu dijelaskan lebih lanjut seperti validasi mengenai rendahnya literasi anak muda, alasan kenapa harus media sosial yang menjadi solusinya dan lain sebagainya. Itu adalah tawaran solusi dari kamu yang kamu lontarkan kepada orang. Maka itu perlu analisa lebih dalam.
2. Mendefinisikan inti opini yang disampaikan
Setelah membuat pernyataan, kamu harus bisa mendefinisikan literasi yang baik seperti apa, indikator literasi yang baik apa saja, faktor apa saja yang membuat literasi anak muda menjadi rendah serta ukuran yang tepat literasi sudah meningkat juga seperti apa.
Kamu harus bisa mendapatkan analisa itu semua sebagai bahan pertimbangan atas opini yang telah kamu ajukan di depan teman-teman kamu.
Berilah argumentasi yang logis dan rasional atas pernyataan kamu untuk meyakinkan teman-teman kamu supaya mereka mau mengikuti opinimu.
3. Menjelaskan bukti yang memvalidasi statement
Setiap argumentasi butuh dukungan yang bisa menguatkan tesisnya di awal. Jika berbicara mengenai literasi anak muda, maka kamu perlu riset mengenai fenomena literasi yang terjadi pada anak muda sekarang untuk menggambarkan kondisinya.
Kemudian, kamu harus mencari bukti yang relevan dengan media sosial yang bisa menjadi tawaran solusi yang efektif untuk literasi.
Apa keunggulan dan fungsi yang bisa dimanfaatkan dengan baik dari media sosial sehingga anak muda bisa tahu bagaimana menggunakan media sosial bisa meningkatkan literasi mereka.
Terlebih lagi, media sosial adalah makanan mereka. Jadi, kamu harus bisa mendapatkan itu sebagai bahan analisis kamu dalam menyusun definisi literasi sebelumnya untuk disampaikan ke teman kamu.
Pahami 3 tahap ini akan membantu kamu melatih diri dalam beropini dengan cerdas. Semoga bermanfaat dan selamat mencoba.
Baca Juga
-
Penggusuran Digital: Saat Kelompok Rentan Hilang dari Narasi Publik
-
Penjarahan yang Membunuh Pesan: Apa Kabar Demokrasi Jalanan?
-
Pembangunan Hilir vs Pembangunan Hulu: Benarkah Desa Ikut Sejahtera?
-
Reading Tracker dan Obsesi Kuantitas: Apa Kabarnya Kenikmatan Membaca?
-
FOMO Literasi: Ketika Membaca Berubah Jadi Ajang Pamer dan Tekanan Sosial
Artikel Terkait
-
Telin dan Expereo Perkuat Kemitraan dan Jaringan Global untuk Solusi SD-WAN Berkualitas Tinggi
-
Yuk Terapkan! 4 Tips Meningkatkan Skill Listening untuk Persiapan Tes TOEFL
-
7 Tips Ampuh Mengurangi Kebiasaan Ngomong Belibet, Terus Berlatih!
-
Soal Rencana Johnny G Plate Jadi Justice Collaborator Kasus BTS 4G Kominfo, Begini Tanggapan Kejagung
-
6 Manfaat Menulis bagi Kesehatan, Salah Satunya Mengurangi Stres
Lifestyle
-
Padel: Olahraga Viral yang Lebih Seru dari Tenis? Ini Alasan Gen Z Langsung Ketagihan!
-
Mulai 4 Jutaan! 4 Rekomendasi HP Flip Canggih Harga Termurah 2025
-
Awas Boncos! 5 Trik Penipuan Online Ini Bikin Dompet Anak Muda Ludes Sekejap
-
OTW Hollywood! 5 Fakta Kenapa Film Sore: Istri dari Masa Depan Bisa Jadi Jagoan Kita di Oscar
-
Hijau Jadi Tempat Aman: Kenapa Gen Z Lebih Nyaman Cerita di Close Friend?
Terkini
-
Maaf Coach Gerald, Timnas Indonesia U-23 Masih Butuh Pemain Sekaliber Marceng dan Ivar Jenner!
-
Bangun Personal Branding Lewat Main Futsal
-
Review Film Mama: Pesan dari Neraka, Horor Digital yang Bikin Parno!
-
Dugaan Korupsi BJB Ridwan Kamil: Lisa Mariana Ngaku Terima Duit, Sekalian Buat Modal Pilgup Jakarta?
-
Kualifikasi AFC U-23 dan Akhir dari Gendongan Rafael Struick di Timnas Garuda Muda