Pendidikan adalah salah satu fondasi yang penting untuk anak muda. Terutama di era digital untuk lebih bijak memanfaatkan teknologi untuk membantu proses edukasi. Selain itu, anak muda juga dekat dengan media sosial dan game sehingga menjadi kegiatan sehari-hari mereka.
Edukasi harus bisa beradaptasi dari zaman ke zaman sesuai dengan hal yang melekat dengan anak muda. Anak muda butuh sesuatu yang baru dan itu bisa menyenangkan dalam pikiran mereka. Maka dari itu, lahirlah konsep edutainment yang mengkombinasikan edukasi dengan hiburan yang menyenangkan sehingga bisa menghasilkan kreativitas yang baik.
Konsep edutainment ini sudah diterapkan di beberapa sekolah dan perguruan tinggi. Tapi tentunya ini berpotensi besar untuk dimasukan dalam sistem pendidikan di Indonesia. Saya akan membagikan pemahaman mengenai keunggulan konsep edutainment untuk pendidikan anak muda di zaman sekarang yang mungkin bisa dijadikan referensi untuk para pendidik. Mari simak pembahasannya.
BACA JUGA: 4 Cara Mengatasi Emotional Baggage, Beban Emosional yang Terpendam Lama
Membuat emosi lebih stabil
Edukasi yang monoton yang biasa dilakukan oleh orangtua zaman dulu terkesan kaku dan membosankan. Selain itu, metode edukasi cenderung memberatkan anak muda yang dibebani banyak tugas di rumah atau proyek yang dibatasi oleh waktu yang kadang cepat.
Inilah yang memicu stres anak muda yang mana ini tidak mendukung kesehatan mental anak muda. Berbeda dengan pendidikan yang memanfaatkan konsep edutainment yang mengisi pembelajaran dengan cerita, film serta permainan yang menyenangkan. Jadi, tidak ada beban emosi yang akan dialami anak muda.
Lebih mendorong kreativitas pikiran
Edutainment mengisi konten edukasi yang lebih bersifat inovatif. Artinya, ini bisa mengundang kreativitas dalam proses pendidikan karena beradaptasi dengan hal yang baru secara terus menerus. Contohnya, jika anak muda mengikuti materi pembelajaran dalam bentuk permainan.
Secara psikologi, mengajak anak muda bermain dengan banyak tingkatan level bisa mengundang rasa menantang yang membuat anak terpicu untuk berkreativitas dengan caranya sendiri untuk memecahkan masalah.
Mengundang antusias yang tinggi
Selain mendorong kreativitas anak muda, edutainment permainan mendorong anak secara tidak langsung untuk antusias berpartisipasi dalam kegiatan edukasi tersebut. Jika anak muda diberikan proyek membuat film pendek berisi konten edukasi, itu akan mendorong mereka secara mandiri untuk bebas mengekspresikan pikiran mereka dengan imajinasi mereka untuk dipresentasikan dalam film itu.
Antusias bisa didapatkan ketika mereka sudah mendapat motivasi berdasarkan konsep edutainment yang cocok. Ada yang cocoknya menggunakan story telling, film, permainan atau konten-konten di media sosial.
BACA JUGA: 7 Zodiak ini Dikenal tidak Bisa Mengendalikan Emosi, Kamu Salah Satunya?
Pendekatan dengan teknologi yang baik
Film, permainan atau game, konten video di media sosial adalah produk dari perkembangan teknologi digital. Sedangkan teknologi digital sudah melekat pada anak muda sekarang. Media sosial sudah dijadikan alat untuk mengisi aktivitas harian anak muda termasuk saya sendiri.
Jadi, edutainment sangat bisa membantu anak muda dalam belajar karena memang dekat dengan anak muda melalui pendekatan dengan teknologi. Jadi, bagi kamu yang seorang pendidik atau pengajar, manfaatkan teknologi digital untuk memaksimalkan edutainment.
Keunggulan edutainment ini perlu dipahami oleh pihak yang bertanggung jawab di bidang pendidikan karena ini sesuai dengan fenomena yang ada. Sistem pendidikan mesti menyesuaikan dengan partisipannya yang mayoritas hidup berdampingan teknologi digital. Semoga bermanfaat untuk kita semua.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Komunitas Seni sebagai Terapi Kota: Ketika Musik Menjadi Ruang Kelegaan
-
Penggusuran Digital: Saat Kelompok Rentan Hilang dari Narasi Publik
-
Penjarahan yang Membunuh Pesan: Apa Kabar Demokrasi Jalanan?
-
Pembangunan Hilir vs Pembangunan Hulu: Benarkah Desa Ikut Sejahtera?
-
Reading Tracker dan Obsesi Kuantitas: Apa Kabarnya Kenikmatan Membaca?
Artikel Terkait
-
53 Juta Siswa Hanya Didampingi 3,4 Juta Guru, Transformasi Pendidikan Jadi Sorotan
-
Buku Guru dan Siswa PAI Kurikulum Merdeka Kelas 2 SD Tahun Ajaran 2023-2024, Download File PDF Disini
-
Buku PJOK Kelas 2 SD Kurikulum Merdeka Tahun AJaran 2023-2024, Download PDF Disini
-
Dalam Gelaran Navigate to The MAX: Tour de Sumatera, Kendaraan Ini Tunjukkan Kualitas dan Sensasi Berkendara Seru
-
Obsession Media Group Gelar Obsession Talk 2023 Soal Investasi
Lifestyle
-
Bukan Singa atau Hiu, Ternyata Ini 5 'Pembunuh' Paling Efektif di Dunia Hewan
-
Streetstyle ala Jung Chae Yeon: 4 Ide OOTD Girly sampai Boyish yang Modis!
-
4 Rekomendasi Serum Vegan untuk Wajah Glowing Alami, Minim Risiko Iritasi!
-
Biar Gak 'Stuck' di Situ-situ Aja: 6 Langkah Bikin Peta Jalan Kariermu Sendiri
-
Dari Healing ke Hustling: Gaya Hidup Anak Muda yang Terjebak Produktivitas
Terkini
-
Jelang FIFA Matchday November, Jabatan Pelatih 3 Negara ASEAN Ini Masih Lowong! Mana Saja?
-
15 SMK Siap Melaju ke Final Olimpiade Jaringan MikroTik 2025 di Yogyakarta
-
Sama-Sama Dipecat Sepihak, Lebih Mending Mana Nasib Masatada Ishii dan STY?
-
Kenapa Doa Tak Dikabulkan? Jawaban Habib Umar Bikin Banyak Orang Tersadar
-
Sandra Dewi Mau Harta Pribadinya Kembali, Alkitab Ingatkan Soal Integritas