Sekar Anindyah Lamase | Ernik Budi Rahayu
Never Have I Ever (IMDb)
Ernik Budi Rahayu

Netflix nggak pernah kehabisan ide menghadirkan drama remaja yang fresh, ringan, tapi tetap bikin baper. Salah satu yang paling banyak dibicarakan adalah Never Have I Ever.

Serial garapan Mindy Kaling ini memang sukses menyihir penonton dengan kisah Devi Vishwakumar, remaja India-Amerika yang hidupnya penuh kekacauan, cinta segitiga, dan perjalanan mencari jati diri.

Sinopsis Never Have I Ever

Cerita serial Netflix ini berfokus pada Devi Vishwakumar (yang diperankan Maitreyi Ramakrishnan). Devi adalah seorang remaja SMA keturunan India-Amerika. Hidup Devi berubah drastis setelah ayahnya meninggal mendadak. Trauma itu membuat Devi sempat lumpuh sementara. Namun, bukannya fokus memulihkan diri, Devi justru berambisi untuk meraih “hidup sempurna” dengan menjadi populer di sekolah, punya pacar keren, dan lepas dari bayang-bayang kesedihan.

Perjalanannya tentu tidak mudah. Bahkan Devi kerap terjebak dalam situasi rumit karena sifatnya yang impulsif. Konflik makin seru ketika Devi terlibat dalam cinta segitiga antara Ben (yang diperankan oleh Jaren Lewison (si pintar yang awalnya musuh bebuyutan) dan Paxton yang diperankan Darren Barnet (atlet ganteng populer di sekolah). Dari sinilah, drama, tawa, dan momen kocak Devi semakin dimulai.

Ulasan

Secara keseluruhan, Serial Never Have I Ever adalah  sebuah drama remaja yang ringan tapi punya banyak lapisan cerita. Fokus utama dalam drama ini memang ada di cinta segitiga Devi, tapi serial ini lebih dari sekadar romansa. Penonton juga diajak memahami bagaimana remaja berusaha menyeimbangkan identitas, keluarga, dan lingkungan sosial yang berbeda.

Walaupun menjadi pendatang baru dalam dunia akting, namun kualitas akting Maitreyi Ramakrishnan layak diacungi jempol. Ia berhasil memerankan karakter Devi sebagai sosok yang rapuh sekaligus keras kepala. Kemistri yang terjadi dengan dengan Darren Barnet dan Jaren Lewison terasa natural. Hal ini membuat konflik cinta segitiga mereka nggak cuma jadi pemanis, namun juga menjadi alur penggerak cerita.

Selain kisah romansa, serial ini juga menghadirkan sisi kuat dalam representasi budaya. Bagaimana Devi sang karakter utama tumbuh di keluarga India yang masih memegang teguh tradisi, sementara ia berusaha menyesuaikan diri dengan budaya Amerika yang lebih bebas. Pertentangan ini memberi warna baru yang jarang kita lihat di drama remaja pada umumnya.

Yang bikin Never Have I Ever makin menarik adalah keberanian menampilkan sisi remaja yang ‘berantakan’. Devi bukanlah sosok yang sempurna, bahkan dia dikenal sebagai sosok yang gila, sering salah ambil keputusan, bahkan egois. Bagi penulis yang menontonnya, tak jarang karakter Devi bikin emosi memuncak. Namun, disitulah yang bikin serial ini menarik.

Hebatnya penulis serial ini adalah bagaimana menghadirkan humor yang khas dan narasi menyentuh dari setiap karakternya yang bikin menambah kesan kesegaran cerita. Penonton bisa ketawa terbahak-bahak di satu scene, lalu tiba-tiba tersentuh di scene berikutnya.

Meski begitu, serial ini juga punya kekurangan. Beberapa dialog terasa klise, dan alurnya kadang terlalu cepat berpindah. Namun, kelemahan itu masih bisa ditoleransi karena pesona karakter dan pesan yang dibawa tetap kuat.

Bagi penulis, saat menonton serial ini tak jarang serial ini berusaha menyelipkan pesan mendalam. Ada pesan tentang menerima diri sendiri, berdamai dengan kehilangan, dan menyadari bahwa hidup remaja memang penuh kekacauan dan itu adalah sebuah kewajaran.

Secara keseluruhan penulis memberikan rating 9/10 untuk serial ini. Bagi penulis, Never Have I Ever adalah drama remaja yang manis, lucu, sekaligus menyentuh. Cocok buat kamu yang mencari tontonan ringan tapi tetap punya makna. Dengan chemistry kuat, humor segar, dan pesan soal self-love, serial ini layak ditonton semua kalangan, bukan cuma remaja.

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS