Scroll untuk membaca artikel
Candra Kartiko | Rion Nofrianda
Ilustrasi Learning Disorder (pexels/Pixabay)

Beragam persoalan sering kali menjadi permasalahan bagi seorang siswa dalam pembelajaran di Sekolah hingga pada akhirnya peserta didik kurang mampu dalam menafsirkan materi yang diberikan guru. Permasalahan ini jika terus dialami siswa akan berdampak terhadap prestasi akademik yang diperolehnya dibangku sekolah sehingga akan dapat menyulitkan ketika menapaki jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Kesulitan yang dialami siswa tersebut bisa saja terjadi karena mengalami kesulitan belajar. Learning disorder atau dikenal dengan istilah kesulitan belajar pada anak sangat erat kaitannya dengan prestasi akademik seorang siswa dalam aktivitasnya sehari-hari.

Anak dengan kesulitan belajar akan mengalami gangguan pada satu atau lebih proses dasar belajar yang meliputi pemahaman penggunaan bahasa lisan atau tulisan, yang dapat terwujud dalam kemampuan mendengar, berpikir, berbicara, membaca dan menulis yang tidak lengkap, mengeja atau menghitung. 

BACA JUGA: Dorong Anak Berprestasi, Orangtua Bisa Lakukan 6 Hal Ini!

Ciri-Ciri

Anak dengan kesulitan konsentrasi adalah sering ceroboh, sulit berkonsentrasi seperti tidak mendengarkan saat berbicara, tidak menyelesaikan pekerjaan rumah, sulit mengatur kegiatan, menghindari tugas berpikir, mudah kehilangan barang, perhatian mudah teralihkan dan mudah lupa.

Fenomena kesulitan belajar pada anak seringkali terlihat pada hasil akademik yang kurang baik. Namun, kesulitan belajar juga dapat berwujud masalah perilaku pada anak seperti berteriak di kelas, melecehkan teman, berkelahi dan sering tidak masuk sekolah atau suka bolos sekolah.

Penelitian Ratnawati (2017) menyebutkan bahwa terdapat tiga faktor yang menyebabkan siswa tersebut mengalami learning disorder yaitu:

1. Faktor keluarga

Keluarga merupakan lingkungan pertama yang paling besar pengaruhnya bagi kehidupan seorang anak dalam menjalani kesehariannya. Hal ini karena keluargalah yang menjadi tempat pertama yang menandai kepribadian anak terbentuk.

Lingkungan rumah dapat memengaruhi tingkat kecerdasan atau prestasi akademik anak, antara lain gaya pengasuhan dari orang tua, hubungan antar anggota keluarga, suasana dalam keluarga, keadaan ekonomi keluarga, pemahaman orang tua serta konteks budaya yang dipahami dan dianut oleh sebuah keluarga sehingga dapat membentuk karakter pembelajaran siswa.

Jika dalam keluarganya memberikan dukungan serta pengaruh positif pada anak maka permasalahan learning disorder tentu saja dapat diatasi.

2. Faktor sekolah

Sekolah merupakan tempat belajar setelah keluarga dan masyarakat sekitar. Faktor lingkungan sekolah yang dapat mempengaruhi kesulitan belajar anak antara lain: guru, metode mengajar, alat maupun fasilitas yang tersedia di sekolah, kurikulum yang diterapkan, hubungan antara guru-siswa maupun hubungan antar siswa, kedisiplinan sekolah, pelajaran, standar pelajaran, kebijakan penilaian, syarat dan tugas yang diberikan kepada siswa.

Jika beberapa hal tersebut dapat dipertimbangkan sebelum ditetapkan kebijakannya dan memperhatikan dampak yang akan terjadi bila diterapkan maka pihak sekolah telah memberikan kesempatan bagi siswa untuk terhindar dari kesulitan belajar.

BACA JUGA: 5 Langkah Mencuci Celana Jeans agar Bersih dan Awet

3. Faktor masyarakat

Selain faktor keluarga dan sekolah, anak juga berinteraksi dengan lingkungan masyarakat. Beberapa hal pada faktor lingkungan masyarakat yang dapat mempengaruhi prestasi akademik meliputi: kegiatan anak-anak dalam masyarakat, jalan-jalan bersama teman dan bentuk kehidupan sosial lainnya. 

Demikian gambaran tentang faktor penyebab kesulitan belajar pada anak, suatu hal penting yang harus kita pahami jika kita sebagai guru atau orang tua. Oleh sebab itu, penting untuk memahami kondisi serta kemampuan pada anak sehingga dapat terhindar dari permasalahan kesulitan belajar.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Rion Nofrianda