Bullying merupakan perilaku yang merendahkan dan merugikan orang lain yang telah menjadi isu serius dalam masyarakat kita. Orang yang melakukan bullying sering kali memiliki alasan tersendiri di balik tindakan mereka, dan salah satu faktor yang dapat berperan dalam perilaku ini adalah trauma masa lalu.
Trauma masa lalu dapat mempengaruhi perilaku seseorang dalam berbagai cara, termasuk mengarahkannya untuk melakukan bullying. Dilansir dari laman verywellmind, berikut adalah lima alasan mengapa seseorang mungkin suka melakukan bullying.
1. Rasa Tidak Berdaya di Masa Lalu
Beberapa orang yang pernah mengalami rasa tidak berdaya atau kehilangan kontrol di masa lalu mungkin merasa ingin mendapatkan kembali rasa kuasa dan kendali dengan menjatuhkan orang lain. Perilaku bullying dapat menjadi cara untuk mengatasi perasaan ketidakberdayaan yang pernah mereka alami.
2. Mengatasi Rasa Takut dan Kekurangan
Trauma masa lalu sering kali meninggalkan luka emosional yang mendalam, termasuk rasa takut dan perasaan tidak berharga. Beberapa orang mungkin berusaha mengatasi rasa ini dengan mengganggu orang lain.
Dengan membuat orang lain merasa takut atau rendah diri, pelaku bullying mungkin merasa sementara "menguasai" perasaan mereka sendiri yang merosot.
3. Pola Perilaku yang Dipelajari
Seseorang yang mengalami bullying atau perilaku merendahkan lainnya di masa kecil mungkin belajar bahwa cara ini efektif untuk mendapatkan perhatian atau rasa superioritas.
Trauma masa lalu yang melibatkan pengalaman-pengalaman negatif semacam itu yang dapat membentuk pola perilaku yang berlanjut hingga dewasa.
4. Upaya Mempertahankan Diri
Trauma masa lalu terutama jika melibatkan pelecehan atau penindasan dapat menciptakan kebutuhan untuk melindungi diri sendiri dengan cara apa pun yang tersedia.
Beberapa orang mungkin merasa bahwa dengan menjatuhkan orang lain mereka bisa mengalihkan perhatian dari diri mereka sendiri atau bahkan mengalihkan ancaman yang dirasakan.
5. Kurangnya Empati Akibat Trauma
Beberapa individu yang mengalami trauma mungkin mengalami gangguan dalam kemampuan untuk merasakan empati terhadap orang lain. Ini dapat mengakibatkan kesulitan memahami bagaimana tindakan mereka mempengaruhi perasaan dan kesejahteraan korban.
Dalam situasi ini, mereka mungkin lebih cenderung melakukan bullying tanpa mempertimbangkan dampaknya.
Tidak semua orang yang melakukan bullying memiliki trauma masa lalu, dan tidak semua orang yang mengalami trauma masa lalu akan melakukan bullying.
Namun, penting untuk mengakui bahwa pengalaman traumatis dapat memengaruhi cara seseorang berinteraksi dengan dunia di sekitarnya, termasuk cara mereka berperilaku terhadap orang lain.
Baca Juga
-
Tamat! Ini 3 Momen Menyakitkan bagi Noh Young Won di Bitter Sweet Hell
-
Siap-Siap Emosi! 3 Drama Korea Ini Sepanas Film Ipar adalah Maut
-
3 Risiko Lee Mi Jin setelah Berubah Menjadi Tua di Miss Night and Day, Apa Saja?
-
Review Drama Korea 'Soul Mechanic', Mengangkat Isu tentang Kesehatan Mental
-
Review Film Calamity: a Childhood of Martha Jane Cannary, Petualangan Seru Martha untuk Melindungi Keluarganya
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku Dua Alasan untuk Tidak Jatuh Cinta, Plot Twist-nya Tak Terduga!
-
Review Film Hotel Pula, Ketika Trauma Perang Memengaruhi Kehidupan Seseorang
-
Netizen Unggah Foto Ivan Sugianto dengan Pamen TNI dan Polri, Ternyata Begini Hubungannya
-
Ulasan Buku It Didn't Start With You: Mengeksplorasi Trauma Lintas Generasi
-
3 Pesan AntiBullying dalam Buku Cerita Surat Dalam Balon
Lifestyle
-
3 Rekomendasi Masker Jelly Lokal untuk Meredakan Kulit Kemerahan
-
Lagi Viral! 4 Rekomendasi Jelly Blush yang Wajib Kamu Coba
-
3 Rekomendasi TWS dengan Fitur Anti Noise Terbaik, Harga Mulai 159 Ribuan!
-
Orang yang Tepat di Waktu yang Salah Cuma Mitos, Stop Nyalahin Keadaan!
-
Bergaya Chill dan Trendy dengan 4 Ide Outfit Hangout ala Taeyeon SNSD
Terkini
-
5 Rekomendasi Film Adaptasi Game, dari Aksi Seru hingga Horor Mendebarkan
-
4 Film yang Diperankan oleh Kristo Immanuel, Terbaru The Shadow Strays
-
Ulasan Buku Tak Apa-Apa Jika Harus Berhenti Karya Julia Keller
-
Timnas Indonesia, Kualifikasi Piala Dunia 2026, dan Satu Poin Sakral yang Tak Kunjung Didapatkan
-
ENHYPEN Umumkan Jadwal Baru Tur Dunia Walk The Line di Asia