Pernah mengenal seseorang yang enggan terlalu lama berada di fase jomblo dan rela jadian dengan siapa pun agar tidak kesepian? Itu salah satu ciri serial monogamist!
Serial monogamist terjadi ketika seseorang dengan mudahnya jadian, namun hubungan tersebut mudah berakhir pula. Bahkan tak butuh waktu lama untuk segera move on. Hal itu terjadi karena mereka enggan menjomblo dan kesepian. Mirip dengan serial date, ya!
Dilansir dari postingan Instagram @womantalk_com, berikut adalah ciri seseorang yang mengalami serial monogamist dan cara mengatasinya. Kamu termasuk, tidak?
1. Cepat Berkomitmen
Sukanya sat-set, tapi tidak memperhatikan situasi dan kondisi apakah orang yang dianggap sebagai calon pasangannya itu punya pemikiran yang sama atau tidak.
Ada beberapa orang yang risih bila langsung diajak berkomitmen dan keseriusan tanpa adanya proses pengenalan terlebih dahulu.
Logikanya, jika ingin memiliki hubungan yang serius, apa mungkin hal tersebut dijalani dengan sembarang orang bahkan langsung 100% yakin memberi kepercayaan padanya?
Sayangnya, orang dengan serial monogamist tidak berpikir sejauh itu. Hanya bermodalkan yakin dan tanpa persiapan, dia akan menjalaninya saja dengan siapa pun pendampingnya.
2. Cepat Move On
Karena hubungan yang dijalani tak pernah lama, maka chemistry di dalamnya pun tidak begitu pekat. Oleh karena itu, ketika hubungan tersebut berakhir, fase move on seseorang yang mengalami serial monogamist tidak akan memakan waktu lama. Toh, nanti akan bertemu lagi dengan sosok lain, atau justru fase tersebut ditemani oleh orang baru.
Sebab mereka tidak suka single life atau kesepian. Hidupnya harus terisi dengan seseorang entah dengan siapapun nantinya.
Terkesan tidak berhati-hati, namun demikianlah gambaran seorang serial monogamist.
Kalau memang ingin menjalin hubungan yang serius, sebaiknya seorang serial monogamist berhenti gegabah dan mulai evaluasi dan refleksi diri. Mana pola yang seharusnya diubah agar kejadian serupa tidak terulang?
Berikut cara mengatasinya!
1. Pahami Diri Sendiri
Punya hubungan dengan seseorang, artinya harus bisa memahami pasangan agar terciptanya kelancaran pada keberlangsungan usia hubungan dengan jangka waktu yang panjang.
Tapi sebelum itu, ada baiknya seorang serial monogamist memahami dirinya sendiri lebih dulu dan pikirkan apa yang sebenarnya mereka butuhkan di dalam hubungan tersebut.
Bagaimana rencana ke depannya dan cara mengatasi kendala serta permasalahan yang ada agar hubungan singkat itu tidak terulang kembali, semua itu perlu dibenahi lagi.
Tak kalah penting, mereka perlu mempelajari lebih dalam mengenai makna dari komitmen itu sendiri.
2. Belajar dari Masa Lalu
Pelajari pola hubungan yang sebelumnya. Bagian mana yang salah sehingga hubungan yang terjalin selalu berjalan singkat? Bagaimana mengatasinya?
Mengubah pola memang tidak bisa langsung 100% akan langsung terjadi perubahan. Tapi kalau sudah paham di mana letak kesalahan atau hal yang mesti dikoreksi, semuanya pasti akan berangsur membaik.
3. Quality over Quantity
Kualitas akan selalu lebih penting dibandingkan kuantitas. Percuma saja punya banyak hubungan tapi tak ada satu pun yang berkualitas dan membekas di hati sehingga tak meninggalkan kesan apa pun.
Memangnya kenapa bila harus menghabiskan waktu dengan menjomblo dan berusaha berbenah diri?
Daripada bertemu dengan orang yang salah dan hubungan singkat itu terus terulang kembali, lebih baik membenahi diri sembari menunggu seseorang yang tepat!
4. Komunikasi adalah Kunci
Komunikasi dan saling memahami adalah dua pondasi terkuat yang harus terbangun sebelum memutuskan untuk berkomitmen dan menjalin suatu hubungan.
Penting untuk memperbaiki cara komunikasi dengan pasangan di masa depan nanti. Sebaiknya hindari mengambil keputusan berdasarkan emosi apalagi mudah mengucapkan kata pisah.
Hubungan yang serius tidaklah demikian. Orang yang mengalami serial monogamist perlu memahami lagi kata ‘komitmen’. Karena menjalani komitmen tidak semudah ketika mengucapkannya. Ada banyak pertimbangan dan kematangan, sebab hal tersebut berkaitan dengan tanggung jawab yang harus dijalankan.
Itulah beberapa ciri dan cara mengatasi serial monogamist. Perlu diingat, sebelum menjalin hubungan dan berucap komitmen, alangkah baiknya perbanyak waktu untuk belajar memahami, menghargai, serta mencintai diri sendiri dulu.
Baca Juga
-
Secondary Traumatic Stress : Rasa Simpati yang Justru Punya Dampak Negatif
-
Mengenal Alienation: Kondisi Ketika Enggan Berinteraksi Sosial dan Asing Terhadap Diri Sendiri
-
Mengenal Parentification Trauma: Efek Parenting yang Kurang Tepat pada Anak
-
Mengenal Lost Child Syndrome: Salah Satu Penyebab Inner Child Terluka
-
Perbedaan Gaya Parenting dari 4 Negara Ini Bisa Kamu Jadikan Referensi!
Artikel Terkait
-
Suka Makanan Pedas Bikin Aktivitas Ranjang Makin Panas, Survei Ini Buktinya!
-
Kelakuan Pelajar SMA di Sumbar: Ketahuan Mesum Akhirnya Diperas, Video Disebar
-
7 Trik Foreplay Untuk Merayu Istri Agar Hubungan Seks Makin Nikmat, Langsung Cobain Malam Ini!
-
5 Ciri Pelaku Breadcrumbing, Waspada PHP dan Ketidakpastian Hubungan!
-
Ada Libra, Ini 4 Zodiak yang Menganggap Cinta Berdampak Positif pada Karier
Lifestyle
-
4 Serum Probiotik, Solusi Rawat Skin Barrier Sehat dan Kulit Terhidrasi!
-
Motorola Edge 860 Pro: HP Flagship yang Siap Bikin Brand Lain Ketar-ketir
-
5 Inspirasi OOTD Traveling ala Sashfir yang Mudah Ditiru, Simpel dan Elegan
-
5 HP Android yang Layak Dipertimbangkan sebelum Membeli Galaxy Z Fold 7
-
4 Micellar Water Low pH Terbaik, Bersih Maksimal tanpa Merusak Skin Barrier
Terkini
-
5 Rekomendasi Film Baru Sambut Akhir Pekan, Ada The Fantastic Four: First Steps
-
Pol Espargaro Komentari Performa Pecco Bagnaia: Dia Terlihat Tidak Nyaman
-
Menang Telak Lawan Arema, Performa Persija Jakarta Lampaui Ekspektasi
-
Ulasan Buku Cantik itu Ejaannya Bukan Kurus: Kiat Pede Meski Bertubuh Gemuk
-
Ulasan Novel A Man: Mengungkap Identitas Kasus Kematian Palsu