Love language secara bahasa berarti bahasa cinta. Biasanya dilakukan seseorang untuk mengekspresikan perasaan sayangnya terhadap orang lain. Bisa teman, keluarga, atau pasangan. Uniknya setiap orang memiliki bahasa cinta yang berbeda-beda.
Perbedaan love language dalam sebuah hubungan ternyata bisa menjadi masalah. Seperti yang dijelaskan oleh Mahira Syafana Kuswanto yang merupakan seorang Psikolog Klinis Mental Healing Indonesia dalam live Instagram yang diadakan oleh yoursay.id pada 22 Februari 2024. Bagaimana cara menghadapi perbedaan ini?
90% Pasangan Memiliki Love language yang Berbeda
Namun, dalam sebuah hubungan pasti ada masalah. Tergantung bagaimana tiap-tiap pasangan mengatasinya bukan? Mahira Syafana Kuswanto juga menjelaskan bahwa kebanyakan pasangan memiliki love language yang berbeda.
"Dapat dikatakan bahwa 90% pasangan punya love language yang berbeda," jelasnya.
Seseorang yang memiliki love language physical touch mungkin akan merasa tidak disayang jika tidak melakukan kontak fisik seperti berpelukan, atau berpegangan tangan. Begitu juga sebaliknya, seseorang yang tidak memiliki love language tersebut akan merasa tidak nyaman jika terus-menerus didekati. Lalu bagaimana solusinya?
Ciptakan Win Win Solution
Menggunakan komunikasi yang efektif adalah salah satu kunci hubungan lancar. Bagaimana komunikasi yang efektif? Mahira Syafana Kuswanto mengatakan, "Jangan gunakan emosi, pastikan dalam kepala dingin, dan yang paling penting hindari kode-kodean."
Jelaskan bagaimana perasaan kalian akan merasa nyaman pada pasangan. Apa yang kalian suka dari sikap pasangan, dan tanyakan kembali apa yang pasangan harapkan dari kita. Menemukan win win solution dapat membuka pikiran pasangan dengan apa yang sebenarnya kita harapkan bukan?
Gunakan Teknik 'I Message'
Teknik 'I Message' merupakan teknik menyampaikan pembicaraan yang berfokus pada 'aku'. Jadi ini adalah kalimat yang tidak memojokkan lawan bicara. "Jangan pernah gunakan kata 'selalu' dan 'nggak pernah' dalam menggunakan teknik 'I Message' ya," kata Mahira Syafana Kuswanto.
Sebagai contohnya bisa menggunakan kalimat seperti berikut, "Aku senang kalo nggak cuma tiduran kalau aku lagi beres-beres rumah, bantu-bantu misalnya." Dan hindari kalimat seperti ini, "Kamu nggak pernah peka ya sama kebersihan rumah? Selalu main game terus, game terus."
Ternyata, fakta menunjukkan bahwa pasangan mungkin saja memiliki love language yang berbeda. Namun itu bukan masalah besar jika tiap individu mau terbuka pikirannya untuk memahami pasangan bukan?
Baca Juga
-
Rilis Teaser Perdana, Drama Korea 'Crushology 101' Siap Tayang April 2025
-
Jadi Comeback Seo Kang Joon, Drama Undercover High School Raih Popularitas
-
Rating Merosost, Gong Hyo Jin Ungkap Pemikiran Ending When the Stars Gossip
-
Tayang April, Kim Hye Ja dapat Hadiah dari Surga di Drama Korea 'Heavenly Ever After'
-
Sidang Usai, Yoo Ah In Comeback Lewat Film 'The Match' dengan Lee Byung Hun
Artikel Terkait
-
Ngobrol Seru Pengaruh Masa Kecil terhadap Love Language Bareng Psikolog
-
3 Tips Atasi Perbedaan Love Language dengan Pasangan, Jangan Menghakimi!
-
Gus Miftah Ungkap Mayor Teddy Tidak Punya Hubungan Spesial dengan Celine Evangelista
-
Selain Tokoh Utama, 3 Hubungan Ini Perlu Diantisipasi di Drama Doctor Slump
-
Fuji Akui Kedekatannya dengan Asnawi Mangkualam Cuma Mampu Bertahan Sebulan
Lifestyle
-
4 Padu Padan Outfit ala Joshua SEVENTEEN, Smart Casual ke Street Style!
-
5 OOTD Liburan Kang Han Na: Feminin Look yang Simpel
-
6 Inspirasi Outfit Kasual Feminin ala Baifern Pimchanok, Auto Stunning!
-
Lebih dari Sekadar Cocok, Ini Ciri-ciri Pasangan yang Sefrekuensi
-
Easy but Stylish! 4 Daily Look Sehun EXO yang Gampang Kamu Copy
Terkini
-
Mengapa Sulit Berkata 'Tidak'? Menelusuri Akar Psikologis Budaya Mengalah
-
5 Drama Lee Chae Min Paling Seru Ditonton Waktu Libur, Terbaru Ada Cashero
-
Paradoks Sepakbola: Kisah Manis dan Pahit Indra Sjafri di Ajang Sea Games
-
Jangan Diabaikan, Ini 7 Kesalahan Umum yang Sering Dilakukan Anak Muda
-
Boyband Global-Chinese MODYSSEY Resmi Dibentuk, 3RACHA Produseri Lagu Debut