M. Reza Sulaiman
Rhoma Irama menjadi khatib dan imam salat Jumat di Pestapora 2025 [Suara.com/Tiara Rosana]

Ada pemandangan yang dijamin bikin kamu melongo di hari pertama Pestapora 2025, Jumat (5/9). Di saat semua orang siap-siap buat nonton konser, panggung utama Pestapora Stage justru berubah fungsi. Bukan buat sound check, tapi buat gelaran Salat Jumat berjamaah!

Dan yang bikin momen ini makin epic? Yang naik mimbar jadi khatib bukan sembarang ustaz, melainkan sang Raja Dangdut sendiri, Rhoma Irama. Di tengah situasi negara yang lagi panas-panasnya, isi khotbah Bang Haji ini terasa super relevan dan nyelekit banget.

Saat Musik Berhenti Sejenak untuk Ibadah

Bayangin, ribuan penonton yang mayoritas anak muda, dengan sabar duduk di atas alas putih yang terbentang luas di depan panggung megah. Di bawah terik matahari Kemayoran, mereka membentuk barisan salat yang rapi.

Suara azan dari Fauzan Lubiz menggema di seluruh area festival, menciptakan suasana khusyuk yang kontras banget dengan riuhnya sebuah festival musik.

Ini bukan pemandangan biasa. Ini adalah momen bersejarah di mana sebuah festival musik besar secara serius memfasilitasi ibadah bagi para pengunjungnya.

'Sentilan' Maut dari Mimbar: Pemimpin Ingkar Bakal Kena Azab!

Nah, di sinilah bagian paling bikin merindingnya. Rhoma Irama, dengan karismanya yang khas, tidak memberikan khotbah standar. Ia secara spesifik mendoakan dan "menyentil" para pemimpin negeri ini.

"Ya Allah, kami doakan agar anggota legislatif, yudikatif, eksekutif bisa menjalankan tugas dengan penuh amanah, sesuai dengan Pancasila dan Undang-Undang 1945," ucap Rhoma Irama dari atas mimbar.

Doa ini terdengar sangat relevan, mengingat Pestapora sendiri harus mengubah jadwalnya menjadi lebih pagi (08.00 - 20.00 WIB) demi keamanan, imbas dari demo besar-besaran yang memprotes para pejabat beberapa waktu lalu.

Tapi Bang Haji nggak berhenti di situ. Ia menutup doanya dengan sebuah peringatan keras yang seolah jadi representasi suara rakyat yang lagi gerah.

"Kalau mereka ingkar, maka akan Engkau turunkan azab atas kelakuan mereka," imbuhnya, setelah mengutip ayat suci Alquran.

Sontak, pesan ini terasa sangat kuat. Di tengah festival yang seharusnya jadi ajang hiburan, Rhoma Irama justru menggunakan panggungnya untuk menyuarakan pesan moral dan spiritual yang sangat politis.

Momen Salat Jumat di Pestapora ini lebih dari sekadar aktivitas ibadah. Ini adalah simbol bahwa musik, budaya, dan religiusitas bisa berjalan beriringan. Ini juga jadi pengingat, bahwa bahkan di tengah hingar bingar musik sekalipun, keresahan dan harapan rakyat terhadap para pemimpinnya tidak pernah padam.

Keren banget, kan? Salut buat Pestapora dan Rhoma Irama yang sudah menciptakan momen se-ikonik ini!