M. Reza Sulaiman
Ilustrasi Scroll TikTok, reels, shorts - dampak nonton video pendek. (Pexels/mikoto.raw Photographer)

Selama beberapa tahun terakhir, video pendek atau short video makin merajai dunia media sosial. Platform seperti TikTok, Instagram Reels, dan YouTube Shorts telah menjadikan konten berdurasi 15–60 detik sebagai “mata uang” hiburan dan kreativitas.

Tren ini bukan hanya soal durasi, tetapi juga soal bagaimana kita mengonsumsi dan memproduksi konten sehari-hari. Ada gak sih dampaknya buat kita?

Kenapa Sih Video Pendek Bisa 'Meracuni' Kita?

Pertama, salah satu alasan mengapa format ini sangat diminati adalah karena sangat “ramah pengguna”. Karena durasinya yang singkat, orang merasa tidak berat untuk menonton banyak video sekaligus.

Bahkan, algoritma TikTok cenderung memprioritaskan video yang mudah ditonton dan dibagikan (kurang dari 60 detik) agar lebih cepat viral.

Kedua, short video sangat efektif dalam menarik perhatian. Menurut data dari Yaguara, sekitar 30% video pendek memiliki rata-rata tingkat tontonan (watch rate) lebih dari 81%, artinya banyak video singkat yang berhasil membuat penonton bertahan hingga akhir.

Bagi pembuat konten dan pemilik merek, ini berarti potensi engagement yang sangat tinggi jika sudah “klik” dengan audiens.

Dari 'Snackable Content' Sampai Bikin Gampang Lupa

Fenomena ini membuat kita terbiasa dengan “snackable content”, alias hiburan atau informasi yang bisa dikonsumsi dengan cepat. Banyak orang sekarang mencari tips cepat, resep “1 menit”, atau tantangan ringan dalam bentuk video singkat.

Hal ini bahkan mengubah cara kita belajar; bukan membaca artikel panjang dulu, tapi menonton video cepat dulu.

Tapi, ada juga efek sampingnya. Riset dari Cornell University menemukan kalau kebanyakan nonton video pendek bisa membuat kita gampang lupa sama rencana atau tugas yang harus dikerjakan.

Soalnya, otak jadi terbiasa untuk lompat-lompat cepat antar konten, sehingga fokus untuk mengingat hal penting malah berkurang.

Dalam ranah sosial-publik, short video juga telah menjadi sumber berita andalan, terutama bagi generasi muda. Contohnya, di Amerika Serikat, 1 dari 5 orang dewasa mengaku rutin mendapatkan berita melalui TikTok. Pew Research Center menunjukkan bagaimana batas antara hiburan dan informasi menjadi semakin kabur.

Tips Biar Gak 'Tenggelam' dalam Lubang 'Scroll'

Biar kamu tidak mudah terjebak dalam siklus video pendek yang tidak ada habisnya, coba mulai ikuti tips ini:

  • Batasi waktu menonton: Misalnya, 15–30 menit sehari, agar tidak menyita waktu aktif lainnya.
  • Pilih konten yang menginspirasi atau edukatif: Agar konsumsi tidak hanya hiburan semata.
  • Pahami kapan harus “berhenti scroll”: Misalnya, setelah selesai menonton 5 video.
  • Gunakan fitur pengingat: Banyak aplikasi yang menyediakan mode “pengingat waktu pakai” atau fitur untuk membatasi penggunaan aplikasi.

Fenomena short video memang merefleksikan cara kita hidup di era yang serba cepat, visual, dan mudah dibagikan. Meskipun memberi hiburan kilat dan ruang ekspresi yang baru, penting juga untuk menyadari efeknya terhadap konsentrasi dan kebiasaan digital kita. Menikmatinya dengan bijak adalah kuncinya.

Penulis: Flovian Aiko