Hayuning Ratri Hapsari | Thedora Telaubun
Ilustrasi mobil (Pexels/Torsten Dettlaff)
Thedora Telaubun

Bagi sebagian orang, mobil bekas sering ragu untuk membelinya karena terasa seperti ada peringatan kalau cepat rusak, ditipu, atau mungkin kemahalan. Pikiran seperti ini bisa saja muncul akibat mitos yang masih diwariskan dalam obrolan di warung sampai grup WhatsApp keluarga. 

Padahal, ada banyak cara aman untuk membeli mobil bekas selama pembeli paham apa yang perlu dicek dan tidak terburu-buru. 

Nah, biar kamu nggak terjebak dalam pikiran atau omongan yang belum tentu benar terkait mobil bekas, ini lima mitos yang perlu kamu ketahui agar keraguanmu dapat teratasi: 

1. Mobil bekas selalu bermasalah
Ini mitos yang paling terkenal. Sebagian orang berpikir bahwa mobil bekas pasti pernah bermasalah, entah mesinnya yang rewel, bodinya pernah penyok, atau bahkan sudah pernah nyemplung banjir.

Faktanya, tidak semua penjual mobil bekas menyembunyikan kondisi fisik mobil. Ada penjual yang justru merawat mobil bekas, servis rutin, kilometernya masuk akal, bahkan masih interior wangi. 

Oleh karena itu, saat membeli mobil bekas, perlu survei langsung dengan mengecek rekam servis dan tes jalan. Dengan begitu, kamu bisa lebih tahu kondisi mobilnya sehat atau tidak. Jadi, bukan soal bekas atau baru, tapi soal perawatan sebelumnya.

2. Harga murah pasti jebakan
Harga miring memang bikin orang-orang parno. Harga yang terlalu murah bisa saja dicurigai sebagai jebakan, tapi bukan berarti tipu-tipu.

Bisa saja penjual lagi butuh uang cepat, atau mobilnya sudah lama nongkrong di showroom jadi harganya diturunkan. 

Kuncinya ada di pengecekan, cocokkan harga pasaran, lihat kondisi, dan pastikan dokumennya aman. Kalau semua jelas, harga miring itu justru bisa jadi rezeki buat kamu.

4. Beli dari individu lebih aman daripada dari dealer
Ada yang merasa beli mobil bekas lebih aman karena ada garansi dibandingkan beli di individu. 

Di sisi lain, ada juga yang percaya bahwa beli di individu itu lebih jujur karena bisa ngobrol langsung dengan pemiliknya. Keduanya punya kelebihan dan kekurangan.

Dealer memang sering memberikan pengecekan lengkap dan garansi singkat, tapi harganya kadang sedikit lebih tinggi. Sementara penjual individu bisa lebih fleksibel soal negosiasi. 

4. Kilometer kecil berarti pasti bagus
Mitos yang satu ini sering bikin orang kepedean karena mengira kilometer kecil pasti pemakaiannya belum lama dan mesinnya pasti masih bagus. Kilometer memang memberi gambaran pemakaian, tapi bukan satu-satunya indikator. 

Ada mobil yang kilometernya kecil tapi jarang dirawat. Sebaliknya, ada mobil kilometer tinggi tapi servisnya rapi. Bahkan, ada juga kasus odometer yang sudah disetel ulang. 

Makanya, yang penting bukan hanya angka kilometernya, tapi catatan servis dan kondisi real di lapangan.

5. Mobil bekas bikin boros karena rawan rusak
Ada yang pikir mobil bekas bikin kantong jebol karena dianggap rentan rusak. Padahal, kalau kamu pilih mobil yang perawatannya jelas, sparepart-nya gampang dicari, dan kondisinya masih fit, justru mobil bekas bisa jauh lebih hemat. 

Biaya pajaknya biasanya lebih rendah, depresiasi juga tidak separah mobil baru. Untuk itu, pentingnya riset dan cek menyeluruh supaya pembeli terhindar dari biaya perbaikan yang tak perlu.

Jadi, membeli mobil bekas itu bukan hal yang menyeramkan. Yang bikin menyeramkan adalah ketika pembeli tidak membekali diri dengan informasi yang tepat.