M. Reza Sulaiman
Potret Reza Rahadian di XXI Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu, 12 November 2025. [Suara.com/Adiyoga Priyambodo]

Reza Rahadian kembali mengguncang dunia perfilman Indonesia. Namun kali ini, ia datang bukan sebagai seorang aktor, melainkan sebagai sutradara sekaligus penulis cerita untuk film debutnya, Pangku. Dalam sebuah wawancara, Reza mengungkapkan bahwa keinginan untuk menyutradarai sebenarnya sudah lama ia simpan, tapi ia harus menunggu waktu yang tepat.

Reza menyebut bahwa dirinya adalah bagian dari sandwich generation, yaitu generasi yang harus memikul tanggung jawab finansial ke atas (orang tua) dan ke bawah (adik). Baginya, selama adiknya masih menempuh pendidikan dan belum mapan, mimpi-mimpi pribadinya harus "dikalahkan" terlebih dahulu.

“Gue mau make sure dulu, everybody is taken care of, sampai tanggung jawab itu gue bisa penuhi,” ucap Reza.

Keputusan Reza untuk akhirnya terjun ke kursi sutradara datang ketika tanggung jawabnya terhadap keluarga perlahan-lahan selesai. Adiknya sudah mulai bekerja, beban finansialnya berkurang, dan untuk pertama kalinya dalam hidup, Reza bisa memberikan ruang bagi dirinya sendiri.

Pada kesempatan inilah, ia berhasil mendirikan rumah produksi Gambar Gerak dan menyutradarai film Pangku. Babak ini menjadi sebuah momentum penting dalam karier Reza sebagai salah satu tokoh yang paling berpengaruh di industri film Indonesia.

Mengangkat Kisah 'Pangku' yang Penuh Luka Sosial

Film Pangku mengikuti perjalanan Sartika, seorang perempuan muda hamil yang pindah ke Pantura dan bekerja di sebuah kedai kopi dengan tradisi “dipangku”. Dalam prosesnya, ia harus menghadapi tekanan ekonomi dan dinamika sosial yang membentuk pilihan-pilihan sulit dalam hidupnya. Pertemuannya dengan Hadi membuka sebuah ruang baru bagi Sartika untuk bisa keluar dari lingkaran tersebut.

Pada pemutaran perdananya di XXI Plaza Indonesia, Pangku langsung mendapat sambutan yang sangat hangat. Salah satu yang paling mencuri perhatian adalah pujian dari Menteri Kebudayaan, Fadli Zon. Ia secara terbuka memuji film ini sebagai karya yang jujur dan menyentuh.

Fadli Zon juga menyoroti keberhasilan Pangku yang berhasil meraih empat penghargaan di Busan International Film Festival (BIFF). Untuk ukuran sebuah film debut, pencapaian ini bukan hanya luar biasa, tetapi sekaligus menegaskan bahwa Reza tidak main-main dalam perannya sebagai sutradara.

“Luar biasa, ada empat penghargaan (dari BIFF). Ini membuktikan bahwa Reza Rahadian bukan hanya seorang aktor, tapi juga sutradara yang hebat dan andal. Kita bangga," ujar Fadli Zon.

Puncaknya, pada malam penganugerahan Festival Film Indonesia (FFI) 2025 yang digelar Kamis (20/11/2025) kemarin di Taman Ismail Marzuki, Pangku berhasil meraih penghargaan sebagai Film Terbaik tahun ini. Tak hanya satu, ada dua piala lainnya yang juga turut dibawa pulang.

Debut ini menegaskan posisi Reza sebagai salah satu figur paling penting dalam perfilman Indonesia, yang kini tak hanya bersinar di depan kamera, tapi juga di belakangnya.

(Flovian Aiko)