Scroll untuk membaca artikel
Ardi Mandiri | Ardi Mandiri
Ilustrasi pemukulan (shutterstock)

Beberapa waktu lalu saya ketemu tukang sendal keliling. Mukanya penuh lebam, Luka-luka, babak belur.

Dia bawa dagangannya, dan nawarin sendal ke tante saya. Dia panggul itu dagangannya di pundak dia. Jalan sempoyongan.

Ternyata tukang sendal itu abis dipukulin orang yang ditawarinya sendal.

Saking sakitnya, tukang sendal itu sampai sulit untuk bicara. Bibir dan lidahnya luka. Tante saya saja sampai nangis melihatnya.

Saya tanya dia. Ternyata, rumah dia di Ciputat. Ngontrak.

Damn.. jauh bener dagang sendal door to door dari Ciputat ke Bogor.

Dari pagi dagangannya belum laku. Untuk ongkos pulang ke Ciputat pun gak punya. Gak tega, akhirnya saya kasih dia ongkos pulang dan dia nangis.

Indonesia memang 'gila' ya. Saya gak habis pikir, masih ada orang yang tega nyiksa pedagang sendal keliling.

Bebannya udah berat, janganlah ditambah susah. Dia pedagang sendal, bukan maling!!!

Dia kerja dari pagi sampe malam buat orang-orang yang dicintainya, yang nunggu dia di rumahnya. Mudah-mudahan pedagang sendal itu selamat sampai rumah.

Sedikit renungan buat saya pribadi. Saya cukup salut, saya rasa dia manusia tangguh yang mau kerja keras demi keluarganya.

Gak ada kenal menyerah, tiap hari dari Ciputat ke Bogor hanya untuk jual sepasang sendal seharga Rp45 ribu sepasang.

Bahkan, harus rela dipukulin orang-orang yg merasa hebat hanya karena merasa terganggu dengan kehadiran si tukang sendal yang nawarin dagangannya ke depan pintu mereka.

Beruntunglah kita-kita, kalian, yang sudah punya kerjaan bagus. Jangan disia-siakan.

Godbless you tukang sendal. Saya doain kamu dapat rezeki yang banyak. Amin!

Dikirim oleh Reza Irmansyah, Bogor

Anda memilliki foto atau cerita menarik? Silakan kirim ke email: yoursay@suara.com

Array

Tag