Scroll untuk membaca artikel
Suwarjono | Maulistic_
Sistem Pintu Parkir Terintegrasi Berbasis QR Code

Kemajuan dunia digitalisasi ternyata tak membuat penggunaan kertas menurun. Kertas merupakan barang yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Kertas telah menjadi kebutuhan pokok dalam berbagai bidang, misalnya bidang pendidikan, perkantoran dan lain-lain. Dalam bidang pendidikan, kertas mutlak diperlukan untuk para pelajar dalam berbagai keperluan, salah satunya dalam sistemasi karcis parkir. Konsumsi kertas yang digunakan untuk sistem karcis parkir bagi para mahasiswa dalam sebuah kampus ini merupakan hal yang sepele, tetapi kurang banyak diperhatikan walau ukuran kertasnya kecil.

Namun, pernahkah kita bayangkan bahwasanya, jika biasanya dalam selembar karcis parkir berukuran setidaknya 4cm x 6cm atau sebesar 24cm2 dengan bobot kertas 70 gram, lalu diterapkan pada sebuah kampus yang terdiri dari minimal 1500 mahasiswa yang parkir kendaraan di kampus setiap harinya, maka berapakah besar jumlah kertas karcis yang digunakan?

Kita akan menemukan fakta bahwa kertas yang akan dicetak sebesar 6.000cm x 9000cm atau sebesar 54.000cm2 (540m2). Hal tersebut hanya sebatas penghitungan dalam skala per harinya. Bagaimana jika kita bayangkan dalam rentang waktu seminggu? Bagaimana jika dalam rentang waktu sebulan? Bagaimana jika dalam rentang waktu setahun? Terbayangkan sebesar apa dampak yang ditimbulkan?

Kertas yang digunakan sebagai tanda masuk dan keluarnya kendaraan seringkali menjadi sampah dan tidak dimanfaatkan semaksimal mungkin. Padahal, kertas parkir tersebut hanya digunakan pada salah satu sisi dan kemudian dibuang atau dibakar begitu saja. Tak hanya terjadi di kampus, sistem karcis parkir ini juga masih sering digunakan pada sebagian gedung-gedung, restoran-restoran, pusat-pusat perbelanjaan, dan pusat-pusat pesta acara karnaval rakyat yang masih menerapkan sistem karcis parkir menggunakan kertas.

Faktanya, setiap tahun Indonesia kehilangan hutan setara dengan luas Pulau Bali karena akibat pembalakan liar, kebakaran hutan, perambahan hutan dan alih fungsi hutan (dirilis Badan Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) berdasarkan data dari Global Forest Resources Assessment (FRA)). Jika Indonesia memiliki pusat daur ulang kertas di setiap daerah, jumlah sampah kertas akan jauh menurun.

Konsumsi kertas di Indonesia per kapita sebesar 30 kg/orang/tahun atau 11 rim/11 batang pohon dengan jumlah sampah kertas di Indonesia per hari mencapai 17 ribu ton. Artinya, rakyat Indonesia memproduksi sampah kertas sebanyak hampir tiga miliar rim per tahun. Sungguh jumlah yang sangat fantastis. Jika Indonesia memiliki pusat daur ulang kertas di setiap daerah, jumlah sampah kertas akan jauh menurun.

Selain itu, jika kita memperbaiki sistem parkir di gedung-gedung, kampus-kampus dan karnaval rakyat di setiap daerah dengan menerapkan sistemasi karcis parkir digital, tentu kita akan sangat mendorong untuk mengurangi jumlah limbah kertas yang terjadi di Indonesia.

Dengan menerapkan budaya baru dengan menggunakan sistemasi karcis parkir digital, tentu akan dapat mengurangi limbah yang ditimbulkan dalam pembuatan kertas. Seandainya kita bisa berupaya untuk menyelamatkan satu ton sampah kertas, kita bisa menghemat air sebanyak 7.000 galon, 628,5 barel bahan bakar, dan 4000 Kwh listrik (Onondaga Resource Recovery Center). Selain itu, mengurangi penggunaan satu ton sampah kertas akan menyelamatkan 17 batang pohon (Purdue Research Foundation and US Environmental Protection Agency, 1996).

Konsep sistemasi pintu parkir digital ini tertanam sebuah chip mikroprosesor yang disebut dengan Arduino. Perangkat Arduino adalah sebuah hardware yang memiliki IC program yang telah ditanamkan boatloader Arduino. IC program inilah yang akan mengontrol semua aktifitas dalam system control yang didesain, baik dari sektor pembacaan sensor, input-output, komunikasi data antar Arduino dengan perangkat lain, pengendalian motor, stepper, servo dan lain lain.

Dalam pengoperasian alat pintu parkir digital ini, mesin pintu parkir tidak perlu memerlukan kertas lagi sebagai media outputnya. Cara kerja pintu parkir digital ini cukup dengan menggunakan sistem kode unik berbentuk scan barcode dalam transferisasi datanya. Alat ini terintegrasi dengan aplikasi prabayar bernama "TECH-PARK". TECH-PARK merupakan layanan pembayaran parkir kendaraan secara online dengan saldonya dapat diisi lewat gerai minimarket atau transfer m-banking.

TECH-PARK dapat diinstal di setiap perangkat ponsel pengguna. Dalam pengoperasiannya, pengguna cukup masuk ke halaman parkir dengan scan barcode menggunakan aplikasi TECH-PARK. Maka, secara otomatis aplikasi tersebut akan mencatat siapa, kapan dan di mana pengguna itu parkir, serta, pengguna juga otomatis terekam dalam tangkapan layar CCTV yang terpasang di setiap pintu parkir yang sudah terintegrasi dengan aplikasi layanan parkir TECH-PARK ini.

Jika pengguna telah selesai parkir pada suatu tempat, pengguna cukup meng-scan barcode kembali pada mesin pada pintu keluar parkir. Pengguna akan mendapatkan beberapa informasi mengenai berapa lama pengguna telah parkir, dan berapa besar biaya parkirnya. Untuk memastikan pengguna tidak berfikir untuk melakukan tindakan pencurian, pada alat pintu parkir ini juga difungsikan CCTV sebagai alat sensor scanning terhadap plat nomor kendaraan. Sensor ini akan mengonfirmasikan apakah plat nomor kendaaran sesuai dengan barcode yang telah discan tersebut.

Apabila terdapat opsi jika pengguna A ingin meminjam kendaraan dari pengguna B, pengguna A tersebut cukup mensinkronisasikan akun TECH-PARK tersebut ke akun pengguna B yang kendaraannya ingin dipinjam, jadi secara langsung pengguna B akan memberikan hak previllege kepada pengguna A agar bisa menggunakan motornya.

Jika kita menerapkan teknologi sistem parkir berbasis qr-barcode ini di gedung-gedung, kampus-kampus dan pesta karnaval rakyat di setiap daerah dengan menerapkan sistemasi karcis parkir digital, tentu kita akan sangat mendorong untuk mengurangi jumlah limbah kertas yang terjadi di Indonesia. Ayo hemat kertas dan budayakan untuk mengganti penggunaan karcis kertas dengan menggunakan sistem pintu parkir digital TECH-PARK!

Penulis:

- Rizki Ade Maulana

- Ridwan Siskandar

Maulistic_

Baca Juga