Sejak tahun 1900 hingga 1920, sekitar 24 juta imigran masuk ke wilayah Amerika Serikat dalam kurun waktu yang dikenal dengan sebutan Great Wave. Dimasa itu, belum ada kebijakan imigrasi yang jelas dari Amerika Serikat untuk membatasi aktivitas imigrasi dari negara-negara Amerika Tengah khususnya Meksiko. Pada umumnya imigran Meksiko yang datang bekerja menjadi buruh di bidang pertanian, transportasi, dan pertambangan.
Berdasarkan temuan Pew Research, angka imigran gelap yang masuk ke Amerika Serikat tercatat sejumlah 3,5 juta orang. Data yang diperoleh dari Oxford Research Encyclopedias tercatat dari tahun 1970 hingga 2017 jumlah imigran yang berada di Amerika Serikat mengalami peningkatan hingga mencapai 49.780.000 jiwa.
Pada umumnya, imigran ilegal Mexico masuk ke Amerika Serikat melalui tiga cara. Pertama, masuk secara legal dengan visa sementara dan menetap melewati masa visa yang berlaku. Kedua melalui pembuatan passport palsu yang tidak terdeteksi oleh imigrasi Amerika Serikat. Ketiga, melalui jalur non-imigrasi di perbatasan yang pada umumnya sulit terdeteksi, biasanya di wilayah perbatasan selatan dan utara Amerika Serikat.
Menurut O.J. Martinez, mengelompokan wilayah perbatasan dalam empat tipe. Pertama, Alienated Borderland yaitu suatu wilayah perbatasan yang tidak terjadi aktifitas lintas batas, sebagai akibat berkecamuknya perang, konflik, dominasi nasionalisme, kebencian ideologis, permusuhan agama, perbedaan kebudayaan, serta persaingan etnik.
Kedua, Coexistent Borderland, yaitu suatu wilayah perbatasan di mana konflik lintas batas bisa ditekan sampai ketingkat yang bisa dikendalikan meskipun masih muncul persoalan yang penyelesaiannya berkaitan dengan masalah kepemilikan sumber daya alam yang strategis di wilayah perbatasan.
Ketiga, Interdependent Borderland, yaitu suatu wilayah perbatasan yang di kedua sisinya secara simbolik dihubungkan oleh hubungan internasional yang relatif stabil.
Keempat, intergrated borderland, yaitu suatu wilayah perbatasan yang kegiatan ekonominya merupakan sebuah kesuatuan, nasionalisme jauh menyurut pada kedua negara dan keduanya tergabung dalam sebuah persekutuan yang erat.
Mengacu pada tipologi Martinez, perbatasan yang dimiliki Amerika dan Mexico termasuk dalam tipe perbatasan Coexistent Borderland dimana konflik lintas batas bisa ditekan sampai ketingkat yang bisa dikendalikan.
Setelah menang dalam pemilu dan terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat yang ke-45, Trump mengeluarkan perintah eksekutif “Border Security and Immigration Enforcement Improvements” yang utamanya berisi perintah untuk mengamankan perbatasan selatan Amerika Serikat melalui pembangunan dinding di sepanjang perbatasan, yang dimonitor dan didukung oleh personil yang memadai, dengan tujuan untuk menghalangi masuknya imigrasi ilegal, perdagangan manusia dan obat-obatan terlarang, serta tindakan terorisme (The White House, 2017).
Berdasarkan data Badan Bea Cukai dan Penjaga Perbatasan AS, pada tahun 2000 terdapat 1,6 juta orang ditangkap ketika mencoba melintasi perbatasan secara illegal sementara pada tahun 2017 jumlah penangkapan imigran yang akan masuk secara ilegal ke Amerika mengalami penurunan, di awal pemerintahan Donald Trump.
Tembok perbatasan saat ini (2019) baru mencapai lebih dari 700 mil (1.126 km). Kondisi tembok yang dibangun selama Trump menjadi Presiden Amerika Serikat masih dalam tahap pembangunan. Donald Trump kini tengah mengupayakan lolosnya pendanaan tembok perbatasan yang masuk ke dalam RUU pada tahun 2019 ini.
Jann & Wegrich (2007) menyebutkan bahwa pelaksanaan kebijakan akan mencakup beberapa unsur inti yakni, Pertama, spesifikasi rinian program, yakni bagaimana dan di mana lembaga atau organisasi harus menjalankan program, dan bagaimana hukum atau program ditafsirkan.
Kedua, alokasi sumberdaya, yakni bagaimana anggaran didistribusikan, personil yang akan melaksanakan program dan organisasi yang bertanggung jawab atas pelaksanaan program. Ketiga, keputusan, yakni bagaimana keputusan akan dilakukan.
Berdasarkan pengertian tentang kebijakan dan kebijakan publik yang telah diuraikan di atas, penulis mengemukakan beberapa elemen penting tentang kebijakan Negara (public policy), atau yang menjadi dasar kebijan yang dikeluarkan oleh Donald Trump bahwa kebijakan negara itu dalam bentuk perdananya berupa penetapan tindakan-tindakan pemerintah.
Kebijakan negara itu tidak cukup hanya dinyatakan tetapi dilaksanakan dalam bentuk yang nyata, kebijakan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu perlu dilandasi dengan maksud dan tujuan tertentu, kebijakan Negara harus ditujukan untuk kepentingan masyarakat.
Pembangunan tembok Mexico dianggap sebagai perwujudan sikap rasis Amerika, akibatnya akan memisahkan keluarga dan mencegah warga Mexico untuk mencari pekerjaan musiman di Amerika, jenis pekerjaan yang sebenarnya membantu pertumbuhan ekonomi Amerika.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Heboh! 88 Anggota Kongres AS Desak Biden Jatuhkan Sanksi ke 2 Menteri Israel Terkait Kekerasan di Tepi Barat
-
Tegang! Iran Tolak Tekanan Barat Soal Nuklir
-
Libatkan Donald Trump, Israel Berupaya Capai Kesepakatan Gencatan Senjata di Lebanon
-
Momen Pertemuan Donald Trump dan Joe Biden di Gedung Putih
-
Aliansi Korsel-AS Tak Tergoyahkan Era Trump, Janji Menteri Unifikasi
News
-
Imabsi Gelar Kelas Karya Batrasia ke-6, Bahas Repetisi dalam Puisi
-
Jalin Kerjasama Internasional, Psikologi UNJA MoA dengan Kampus Malaysia
-
Bicara tentang Bahaya Kekerasan Seksual, dr. Fikri Jelaskan Hal Ini
-
Komunitas GERKATIN DIY: Perjuangan Inklusi dan Kesehatan Mental Teman Tuli
-
5 Hero Marksman Jungle Terbaik di META Mobile Legends November 2024
Terkini
-
Mengulik Misteri Denah Rumah Tak Lazim Lewat Buku Teka-Teki Rumah Aneh
-
Panggil 3 Pemain Senior ke AFF Cup, STY Tak Murni Turunkan Skuad U-22?
-
Sontek 4 Gaya Outfit Minimalis Lee Seung-woo yang Simple dan Fashionable!
-
Keluar dari IST Entertainment, The Boyz Resmi Gabung ke One Hundred Label
-
Jadi Cameo, Ini Detail Karakter Jang Hee Jin di Drama Jeongnyeon Episode 11