Scroll untuk membaca artikel
Tri Apriyani
(Shutterstock)

Virus corona bermula menjangkit wilayah China pada tahun 2019. Virus corona ini adalah keluarga besar virus yang dapat menyebabkan penyakit pernapasan seperti flu menurut pusat pengendalian dan pencegahan penyakit (CDC).

Awalnya virus ini tersebar dan menjangkit korban hingga 1.300 orang di kota China, menyebabkan 41 orang meninggal.

Tingkat penularan virus ini sangat cepat membuat kasus virus corona ini terus meluas, menurut worldometers.info, hingga kini (20/3/2020) tercatat sudah menjangkiti 181 Negara di dunia termasuk Indonesia.

Indonesia menjadi salah satu negara positif virus corona, kasus pertama yang terjadi di tanah Air yang menimpa dua warga depok, Jawa Barat. Hal ini diumumkan langsung Presiden Jokowi, senin 2 maret 2020.

Hingga saat ini pemerintah Indonesia telah mengumumkan 309 kasus positif virus corona. Pengumuman tersebut disampaikan juru bicara penanganan virus corona Achmad Yurianto, Kamis (19/3/2020).

Sesuai arahan presiden pemerintah daerah meliburkan kegiatan belajar di sekolah maupun universitas demi mencegah penyebaran luar virus corona.

Selain dengan meliburkan kegiatan belajar dan mengajar, kegiatan-kegiatan lain seperti event internasional maupun nasional juga terancam dibatalkan.

Hal tersebut juga dikatakan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang memutuskan menghentikan kegiatan Hari Bebas Kendaraan atau Car Free day (CFD) dan menunda kegiatan yang lain salah satunya ajang balap mobil listrik Formula E .

"Kita tidak ingin mengorbankan keselamatan warga demi pencapaian perekonomian. Memang ekonominya besar, tapi bila punya resiko, maka kita tunda," ujar Anies.

Pemerintah Indonesia dinilai belum siap menghadapi virus corona, faktanya virus yang sudah ramai diperbincangkan di belahan dunia. Saat ini pun warga Indonesia berbondong-bondong untuk memborong masker yang sulit didapat dan mahal harga nya dan menstok logisitik untuk kebutuhan hidup.

Akibat virus corona ini perekonomian dunia pun diniali lumpuh termasuk di Indoensia, ketidakpastian ekonomi kian hari kian jadi. Belum juga reda efek perang dagang AS dan China, kini ekonomi global, tak terkecuali Indonesia dibayangi kekhawatiran pendemi virus corona.

Sejumlah perusahaan pun telah mengambil langkah memaksa karyawan untuk cuti tanpa dibayar. Selain operasional perusahaan terhenti dan merugi. Misalnya di Bali dan Bintan. Perusahaan beralasan, bisnis pariwisata lesu kehilangan wisatawan.

Pertumbuhan ekonomi di Indonesia jelas akan melambat. Tidak hanya menjangkit warga, virus corona juga menjangkit perekonomian Indonesia. Sektor pariwisata dan perdagangan nasional ikut terpukul.

Pemerintah Indonesia memutuskan menghentikan sementara penerbangan dari china da negara yang lainya, menutup kunjungan wisatawan Tiongkok, dan menunda impor sejumlah produk dari Negeri Tirai Bambu .

Seperti yang dikatakan Wishnutama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Memprediksi kerugian pariwisata Indonesia akibat terhentinya penerbangan dari China mencapai US$4 Miliar. Turis China menempati posisi kedua terbanyak wisatawan mancanegara ke Indoensia, dengan jumlah 2 juta wisatawan setahun.

Corona dan perekonomian seperti virus yang sangat mengerikan bagi negara berkembang seperti Indonesia. Usaha dan harapan pun terus dilakukan demi membasmi virus yang satu ini.

Oleh: Seprian Nurhidayatulloh / Mahasiswa Ilmu Politik FISIP UMJ
Email: sefrian.ian@gmail.com