Scroll untuk membaca artikel
Dany Garjito
Black Mirror. (twitter.com/blackmirror)

Di rumah aja, nonton film atau serial tv, katanya sih enak. Ya, di tengah wabah virus corona, imbauan untuk work from home, di rumah aja, physical distancing terus digaungkan.

Beragam kegiatan pun dipilih selama di rumah, salah satunya menonton web series, serial, serial TV, you name it.

Banyak pilihan serial bagus untuk ditonton saat di rumah aja.

Salah satu serial bagus untuk ditonton saat di rumah aja adalah Black Mirror yang tersedia di Netflix. Bagus di sini bukan hanya pengambilan gambar yang keren dan jalan cerita yang tertebak, namun juga mampu membuat penontonnya mengalami kecemasan.

Setidaknya itu yang dirasakan ketika menyaksikan episode demi episode di Black Mirror saat di rumah aja.

Black Mirror. (twitter.com/blackmirror)

Dibuka dengan Episode 1 Season 1 berjudul The National Anthem.

Mengikuti alur cerita tentang salah satu anggota kerajaan Inggris yang diculik, sementara penculik tidak meminta uang tebusan, melainkan hanya ingin melihat perdana menteri bercinta dengan seekor babi. Mual dan sukses membuat penonton mengumpat.

Lalu ada "Shut Up and Dance" di Season 3 yang membuat penonton harus berpikir ulang untuk menonton video dewasa jika tak ingin nasibnya seperti Kenny yang 'kegiatan pribadinya' terekam otomatis dan dengan satu jentikan jari video bisa disebar ke semua orang.

Black Mirror. (twitter.com/blackmirror)

Kemudian harapan-harapan soal kebahagian muncul di 'Be Right Back'. Masa depan seakan tanpa cela ketika ada teknologi yang membuat seseorang yang telah mati bisa dihidupkan kembali. Happy? Tunggu hingga kamu melihat sendiri dan berdoa jangan sampai teknologi tersebut benar-benar hadir di dunia nyata.

Jika beberapa episode di season awal tersebut sudah membuatmu cemas, jangan berpikir untuk menonton Bandersnatch, tolong jangan.