New Normal atau tatanan kehidupan baru merupakan salah satu kebijakan yang diambil pemerintah setelah sebelumnya diterapkan kebijakan PSBB atau pembatasan sosial berskala besar. New Normal dinilai menjadi salah satu opsi yang dapat memulihkan perekonomian di Indonesia saat ini.
Pelaksanaan New Normal ditandai dengan keluarnya Surat Edaran (SE) Menteri Kesehatan Nomor HK.02.01/Menkes/335/2020 tentang Sektor Jasa dan Perdagangan (Area Publik) dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha.
Dalam surat edaran tersebut berisi peraturan-peraturan yang terkait dengan pelaksanaan New Normal seperti aturan protokol kesehatan bagi para pelaku usaha, pengelola tempat kerja, maupun para pekerja. Peraturan dalam surat edaran tersebut menjadi acuan bagi seluruh sektor usaha saat kembali menjalankan bisnisnya dengan menerapkan kebiasaan baru.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Erlangga Hartarto menyebut bahwa pemerintah membuat rancangan agar kehidupan secara bertahap berjalan ke arah normal dengan memperhatikan fakta di lapangan sekaligus mendorong pemulihan ekonomi.
Menurut Erlangga, mendorong pemulihan ekonomi dengan pembukaan kegiatan ekonomi setelah kurva melandai dan melakukan kegiatan berbasis dorongan fiskal dan moneter sehingga diharapkan dapat keluar dari resesi ekonomi.
“Penerapan PSBB tanpa kejelasan waktu, dapat mematikan perekonomian. Masyarakat juga yang menjadi korban (PHK, serta tidak memiliki pendapatan)” Ujar Piter Abdullah (Econom Core Indonesia).
Untuk itu, menurut Piter Abdullah kunci sukses protokol New Normal ada pada disiplin masyarakat. PSBB tanpa disiplin justru tidak ada artinya. Membuka aktivitas ekonomi diikuti disiplin, maka bisa menjadi solusi tanpa ledakan penularan.
Di sisi lain, Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede menyebut New Normal akan berdampak positif pada perekonomian setelah hampir 3 bulan terakhir cenderung lumpuh, baik dari sisi produksi maupun konsumsi. Namun, pemerintah harus tetap konsisten untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19.
Konsep New Normal sejauh ini sudah mulai diterapkan di Indonesia dikarenakan semakin melemahnya perekonomian yang terjadi di Indonesia saat ini. Bahkan, konsep New Normal ini dianggap sebagai angin segar setelah sekian lama terpuruk ditengah kondisi ekonomi yang semakin tak menentu bagi sebagian orang, khususnya para pengusaha.
Bapak Presiden Indonesia, Joko Widodo, menginginkan masyarakat bisa tetap produktif dengan kondisi ekonomi yang terus berjalan namun tetap terjaga dari virus corona.
Para pengusaha retail saat ini telah menyiapkan sejumlah langkah untuk menghadapi implementasi kebijakan New Normal. Karena, semenjak adanya pandemi COVID-19 membuat banyaknya usaha retail mengalami penurunan omzet yang cukup drastis hingga ke angka 3 persen yang dimana bila dibandingkan dengan tahun lalu usaha retail ini mampu tumbuh di angka 8 persen.
Kebijakan New Normal yang dipilih pemerintah ini memiliki kemungkinan besar dalam menyelamatkan kondisi perekonomian nasional. Diketahui, selama masa pandemi COVID-19, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat anjlok, meskipun pada kuartal I 2020 pertumbuhan ekonomi masih positif di level 2,97 persen.
Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa tetap positif pada kuartal II dan kuartal III 2020 di ambang 2,3 persen-2,5 persen.
Penerapan New Normal diharapkan dapat menyokong pertumbuhan ekonomi tersebut. Dengan beroperasinya sektor industri, perekonomian dapat bergeliat kembali dan mengatrol pertumbuhan ekonomi. Pemeritah juga tetap mendorong agar proyek strategis nasional (PSN) dapat tetap berjalan.
Sejumlah PSN dengan nilai lebih dari 1.400 Triliun diproyeksi dapat membuka 3,5 Juta hingga 4 Juta lapangan pekerjaan sepanjang empat sampai lima tahun kedepan.
Saat ini, masih banyak sejumlah orang yang kehilangan pekerjaan sehingga sulit untuk mendapatkan pemasukan. Orang-orang tersebut sangat membutuhkan bantuan dari masyarakat dengan tujuan meringankan beban perekonomian, bantuan yang dibutuhkan mulai dari uang tunai hingga makanan.
Untuk itu, dengan dilaksanakannya New Normal, diharapkan masyarakat dan pemerintah dapat bekerja sama guna memulihkan kondisi perekonomian dan sosial masyarakat. Namun, tetap diiringi dengan pencegahan penyebaran virus COVID-19 di Indonesia.
Pada dasarnya kebangkitan Indonesia ini tidak hanya bergantung kepada kebijakan pemerintah. Tetapi, peran masyarakat juga sangat penting dengan saling membantu dan sama-sama bangkit dari segala keterpurukan.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Perekonomian Jakarta Triwulan III 2024 Melesat 4,93 Persen, Apa Pemicunya?
-
Bank Indonesia Catat Surplus Anggaran Rp55 Triliun Hingga September 2024
-
Tanggal 12 November Hari Apa? Ini Sejarah Hari Ayah Nasional
-
11 Herbal untuk Kolesterol yang Bantu Jaga Kesehatan Jantung, Mudah Ditemukan
-
Prabowo Luncurkan Pemeriksaan Kesehatan Gratis, IDI Beri 12 Rekomendasi Penting
News
-
Lestarikan Sastra, SMA Negeri 1 Purwakarta Gelar 10 Lomba Bulan Bahasa
-
Jakarta Doodle Fest Vol.2 Hadirkan Moonboy and His Starguide The Musical, dari Ilustrasi Seniman ke Panggung Teater
-
Dibalik Bingkai Gelar Festival Dokumenter Lumbung Sinema: Palaka Loka Sampada
-
Puan Bisa Sediakan Tempat Untuk Membangun Inspirasi Hebat Bagi Perempuan Muda
-
Bersinergi dengan Mahasiswa KKN, Tim PkM Ilkom UNY Gelar Pelatihan Pengembangan Konten Promosi Kampung Wisata
Terkini
-
Ulasan Film Monolith: Keberanian Seorang Ibu dalam Melindungi Anaknya
-
BamBam GOT7 Mundur dari Program Bam House, Digantikan Natty Kiss of Life
-
4 Ide Outfit Kasual ala Dayeon Kep1er, Stylish Setiap Hari Tanpa Ribet!
-
Daftar Pemain Timnas Jepang untuk Lawan Indonesia, Ada Rekan Setim Verdonk
-
Shin Tae-yong Terancam Dipecat Jika Timnas Indonesia Gagal Masuk 4 Besar?