Menurut Michael Coomans, dalam bukunya yang berjudul Manusia Daya (1987), orang Dayak hidup dalam kepercayaan tradisi adat. Bagi masyarakat Suku Dayak, kejadian mistis menjadi objek dalam sebuah kepercayaan. Karenanya, hal-hal yang berbau mistis menjadi hal yang riil dan objektif.
Mandau merupakan benda budaya atau senjata tradisional yang lahir tidak lepas dari anggapan magis tersebut. Lebih dari sekadar senjata, masyarakat Suku Dayak percaya di dalam mandau bersemayam roh nenek moyang mereka.
Secara anatomi, mandau terdiri dari dua bagian: bilah dan sarung (yang disebut kumpang). Mandau yang asli terbuat dari batu gunung yang mengandung besi. Sama halnya seperti keris di Jawa, mandau tidak dibuat oleh sembarang orang. Mandau dibuat oleh seorang pandai besi yang juga mampu “mengisi” mandau dengan roh nenek moyang sehingga bisa menambah kekuatan bagi yang memilikinya.
Bagian bilah mandau berbentuk menyerupai tingang yang oleh masyarakat Suku Dayak dianggap sebagai burung suci. Walaupun bilah mandau seragam berbentuk burung tingang, tapi tiap-tiap mandau memiliki ukiran yang berbeda.
Sementara, kumpang terbuat dari kayu yang dilapisi tanduk rusa. Kumpang biasanya dihiasai oleh berbagai ukiran. Ukiran ini konon dipercaya mampu mengusir binatang buas yang coba mendekat. Pada bagian pangkal kumpang, terdapat rajutan rotan yang berfungsi sebagai tali pengait di pinggang. Sementara, pada bagian sisinya, terdapat kantung kecil yang biasa diisi pisau pahat atau senjata tradisional lain yang berukuran lebih kecil dari mandau.
Banyak tetua adat Suku Dayak yang menyebut mandau dengan sebutan ambang. Secara bentuk, mandau dan ambang memang serupa. Tapi jika ditelisik lebih dekat, terdapat perbedaan yang sangat besar. Ambang bisa dibilang sebagai tiruan mandau. Tidak seperti mandau, ambang terbuat dari besi biasa. Ambang juga tidak mengandung emas pada bagian ukiran dan tidak “berisi” seperti mandau.
Harga sebilah mandau dan ambang jauh berbeda. Jika ambang bisa dibeli dengan harga Rp300.000-an, harga mandau Dayak bisa mencapai puluhan juta rupiah. Selain berbentuk unik dan mengandung emas, orang yang memiliki mandau diyakini juga akan mempunyai penyang.
Penyang merupakan ilmu yang diwariskan oleh para leluhur dalam berperang. Konon, orang yang memegang mandau akan dilengkapi dengan ilmu penyang, sehingga menjadi sakti dan kuat terhadap senjata apapun.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Ya Tuhan! Rumah Betang Khas Suku Dayak Sepanjang 35 Pintu Ludes Terbakar
-
Kenalkan Seni dan Budaya Dayak, Guru SMP Terbang Keliling Indonesia
-
Mengintip Budaya Suku Dayak di Pontianak Lewat Rumah Radakng
-
Ditunjuk Jokowi Sebagai Wamen LHK, Alue Dohong: Kebanggaan Bagi Suku Dayak
-
Masyarakat Suku Dayak Minta Hak Tanah 5 Hektar Per Kepala Keluarga
News
-
Bahas Evaluasi Formatif, Dr. Elfis Isi Kuliah Umum di UIN Bukittinggi
-
Tiga Pilar Kedamaian: Solusi Atasi Emosi di Lapas Narkotika Muara Sabak
-
Balap Liar Bukan Tren Keren: Psikologi UNJA Ajak Siswa Buka Mata dan Hati
-
MIMPI di Belantara Jambi: Mahasiswa Ubah Harapan Masyarakat Suku Anak Dalam
-
Di Desa Pulau Pandan, Komunitas MAGA Ajak Remaja Rancang Masa Depan Unik
Terkini
-
Menyelami Simfoni Sunyi Lewat Lagu Bisma Karisma Bertajuk Malam
-
Yoon Kye Sang Dikonfirmasi Bintangi Drakor Genre Aksi Komedi Garapan ENA
-
Review Buku Student Guidebook for Dummies: Hidup Pelajar Nggak Seserius Itu
-
Sering Sindir Terkait Naturalisasi, Ternyata Malaysia Lebih Parah daripada Timnas Indonesia
-
Review Film The Lost City: Saat Penulis Tersesat dalam Dunia Ciptaannya