Scroll untuk membaca artikel
Tri Apriyani
Ilustrasi kelas online. (Pixabay/Tumisu)

Wabah penyakit Corona virus (Covid-19) pada 2019 telah melanda kurang lebih 215 negara Dunia memiliki tantangan tersendiri yang telah mempengaruhi semua aspek kehidupan manusia. Oleh karena itu, beberapa negara memiliki kebijakan untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.

Salah satunya adalah dengan melakukan pembatasan interaksi masyarakat yang diterapkan dengan istilah physical distancing. Namun, kebijakan physical distancing tersebut dapat menghambat laju pertumbuhan dalam berbagai bidang kehidupan, baik bidang ekonomi, sosial, dan tentu saja pendidikan. Keputusan pemerintah untuk meliburkan para peserta didik, memindahkan proses belajar mengajar di sekolah menjadi di rumah dengan menerapkan kebijakan Work From Home (WFH) membuat resah banyak pihak. 

Situasi siswa dan guru yang tidak dapat bertemu secara langsung untuk menjaga jarak sosial dan fisik menjadi alasan mengapa pembelajaran harus dilakukan melalui pembelajaran daring.

Pembelajaran daring adalah belajar dengan menggunakan internet yang memiliki aksebilitas, konektivitas, fleksibilitas, dan kehadiran berbagai jenis interaksi pembelajaran. Dalam pembelajaran daring ada dua macam, yaitu pembelajaran sinkron dan pembelajaran asinkron. 

Pembelajaran sinkron adalah ketika siswa dan guru saling berpartisipasi dalam kelas melalui aplikasi web. Ini akan menciptakan ruang kelas virtual dimana siswa dapat mengajukan pertanyaan dan menjawab paragraf secara instan. Secara umum, pembelajaran sinkron memungkinkan siswa dan guru untuk berpartisipasi dan belajar sacara langsung, dan melakukan diskusi waktu nyata.

Sedangkan pembelajaran asinkron adalah pendekatan belajar mandiri untuk mendorong pembelajaran. Beberapa aktivitas pembelajaran asinkron yang umum adalah berinteraksi dengan sistem manajemen pembelajaran, berkomonikasi menggunakan email, membaca artikel, menonton video, dll. 

Berbagai media dapat digunakan untuk mendukung pelaksanaan pembalajaran secara daring. Misalnya kelas virtual menggunakan layanan Zoom, Google Classroom, Google Meet, dan aplikasi pesan seperti WhatsApp (So, 2016). Materi diberikan dalam bentuk PPT, vidio, dan bahan bacaan.

Dalam penggunaan pembelajaran daring salah satunya, menggunakan Zoom Cloud Meeting memiliki kelebihan dapat berinteraksi secara langsung antara guru dan murid akan tetapi memiliki kelemahan yaitu boros kuota. 

Pelaksaan proses pembelajaran secara online memiliki beberapa kendala. Tantangan pembelajaran daring adalah ketersediaannya layanan internet. Sebagian murid mengakses internet menggunakan layanan seluler, dan sebagian kecil menggunakan layanan WIFI.

Terlebih lagi di daerah yang mengalami kesulitan sinyal selular, jikapun ada sinyal yang didapatkan sangat lemah. Hal ini merupakan tantangan tersendiri dalam pembelajaran daring. Pembelajaran daring memiliki kelemahan, yaitu lemahnya layanan internet dan pemahaman bimbingan guru yang kurang memadai dan dipahami oleh siswa. 

Tantangan lainnya adalah keterbatasan dalam dana pembelajaran daring. Siswa mengungkapkan bahwa untuk dapat berpartisipasi dalam pembelajaran online, mereka harus membayar biaya yang cukup banyak untuk membeli kuota data internet. Menurut mereka pembelajaran daring dalam bentuk tatap muka secara online telah menghabiskan banyak kuota dalam jumlah besar, sedangkan melalui diskusi online aplikasi pesan tidak butuh banyak kuota. 

Walaupun pembelajaran daring dapat didukung, namun tetap ada dampak negatif yang perlu diperhatikan dan diantisipasi dalam penggunaan gadget yang berlebihan.

Mereka mengakui bahwa selain belajar, siswa juga menggunakan gadget untuk bermain media sosial dan menonton youtube dengan rentan waktu yang sangat lama. Sehingga kelemahan pembelajaran daring adalah siswa tidak terawasi dengan baik selama proses pembelajaran. 

Tetapi, pembelajaran daring juga memiliki banyak kelebihan dalam penggunaan teknologi infromasi dan komonukasi dalam pembelajaran daring, diantaranya adalah tidak terikat ruang dan waktu.

Kemampuan gadget dalam mengakses internet membantu siswa untuk mengikuti pembelajaran daring dan juga informasi. Sehingga, secara keselurahan siswa puas dengan pembelajaran yang fleksibel. Melalui pembelajaran daring, siswa tidak dibatasi oleh waktu dan tempat. Mereka bisa menghadiri kelas di rumah atau di suatu tempat manapun. 

Pembelajaran daring ini juga memiliki kelebihan karena mampu menumbuhkan rasa kemandirian belajar. Pembelajaran daring bersifat berpusat pada siswa yang membangkitkan rasa tanggung jawab dan otonomi secara internal dalam belajar. Belajar daring menuntut siswa mempersiapkan diri untuk belajar, evaluasi, dan mengatur motivasi belajar. 

Selain itu, pembelajaran daring memudahkan siswa untuk mengakses materi pembelajaran dimanapun tanpa terbatas lagi pada tempat dan waktu. Siswa dapat mudah berguru dan berdiskusi dengan para ahli yang dibidangnya. 

Pembelajaran daring ini efektif untuk pembelajaran selama pandemi yang memungkinkan guru dan siswa saling berinteraksi dalam kelas virtual yang bisa diakses kapanpun dan di manapun. Dalam pembelajaran daring ini pastinya memiliki kelebihan dan kekurangan yang sudah disebutkan sebelumnya. Akan tetapi, dengan adanya pembelajaran daring ini dapat mengurangi penyebaran Covid-19 di Indonesia.